Ahmadun Yosi Herfanda: Industri Kreatif Menyisakan Cerita Sedih bagi Penerbitan Sastra
Gedung FITK, BERITA FITK Online- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar Nasional dengan tajuk "Transformasi Sosial dalam Industri Kreatif Sastra Indonesia". Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat (10/3/2023) di Teater Prof. Mahmud Yunus lantai 3 FITK.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Ahmadun Yosi Herfanda. Sastrawan, penyair, dan esais yang lahir di Jawa Tengah ini menyampaikan bahwa industri kreatif tidak menyentuh semua jenis perbukuan.
Padahal, menurutnya, industri kreatif akan cocok dengan karya sastra apabila dikelola secara adil. Namun kenyataannya, industri kreatif seakan hanya menjadi bagian kecil dari industri kreatif.
Sastrawan yang cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema kritik sosial ini melontarkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang hanya melihat karya sastra yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Sedangkan buku sastra seakan terpinggirkan dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Mengutamakan budaya dan gaya hidup masyarakat perkotaan menjadi ciri khas dari industri kreatif yang Ahmadun lihat. Sedangkan masyarakat kelas menengah ke bawah, tidak menjadi sorotan yang penting dalam atmosfer industri kreatif.
Tambahnya, industri penerbitan sastra, buku sastra, hanya merupakan bagian kecil dari industri kreatif. Ini sangat disayangkan oleh Ahmadun.
Selain itu, Ahmadun juga mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat yang tidak begitu tinggi juga memengaruhi dalam industri kreatif ini.
"Krisis ekonomi membuat daya beli masyarakat turun drastis sehingga minat untuk membeli buku ini berkurang," jelas Ahmadun.
"Era industri kreatif hanya menyisakan cerita sedih bagi pelaku penerbitan buku sastra dan sastrawan," pungkas Ahmadun.
Seminar Nasional ini sejatinya merupakan gong pertama dari Pestarama yang pada tahun ini sudah menyentuh tahun kedelapan.
Pestarama mulai eksis pada tahun 2016. Saat itu, sastrawan yang diangkat ialah Nano Riantiarno.
Pada tahun ini, Arifin C. Noer dipilih menjadi sastrawan yang naskah dramanya akan dipentaskan oleh mahasiswa PBSI semester enam.
Harapannya, Pestarama #8 akan berjalan dengan sukses dan dilancarkan dalam setiap rangkaian acara ke depan. (Selvia Parwati Putri/ MusAm)