CINTAILAH SAHABATMU KARENA ALLAH DAN BERPISAHLAH DARINYA KARENA ALLAH
CINTAILAH SAHABATMU KARENA ALLAH DAN BERPISAHLAH DARINYA KARENA ALLAH

Ahmad Thib Raya | Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |

Ungkapan ini adalah suatu ungkapan yang diambil dari sebuah hadis yang menyatakan bahwa salah satu dari 7 kelompok yang dinaungi oleh Allah dengan naungan darinya (yang dipayungi oleh Allah dengan payung-Nya) di padang mahsyar nanti adalah dua orang yang saling mencintai, saling menyayangi karena Allah dan keduanya berpisah karena Allah.

Ungkapan ini sangatlah indah terasa dalam pikiran kita, dan terasa di dalam kalbu kita. Sebab, cinta dan mencintai adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, dan sayangi-menyayangi adalah perbuatan yang sangat menenangkan. Tidakkah Anda rasa, kalau orang berbicara cinta pasti bergairah, dan kalau orang berbicara sayang sangat menyejukkan.

Banyak orang yang saling mencintai dan menyayangi bukan karena Allah. Adalah menjadi realita dalam kehidupan kita, banyak orang yang mencintai dan menyayangi sahabat dengan cinta dan sayang yang semua, tidak berdasarkan ketulusan dan keikhlasan. Ada orang yang mencintai sahabatnya karena sahabatnya itu memiliki kedudukan, karena ada posisinya, karena kekayaannya, atau karena kelebihan lainnya. Kepada orang-orang yang memiliki kelebihan, semua orang mau dekat kepadanya.

Cinta dan menyayangi seharusnya bukan karena kelebihan dan kedudukannya itu. Cintai dan sayangilah sesamamu tanpa melihat apa kedudukan dari sahabatmu itu, apa kelebihannya. Cinta dan sayang yang didasarkan pada ketulusan akan menyebabkan langgeng dan lestarinya hubungan itu. Sebaliknya, cinta dan sayang yang berdasarkan pamrih karena sesuatu kelebihan yang dimiliki sahabatmu, maka cinta yang seperti ini akan menjadi jika kelebihannya sahabatmu tidak ada lagi.

Kalau engkau mencintai dan menyayangi sahabatmu karena kedudukannya, maka pada saat kedudukannya sudah tidak ada lagi, maka Anda tidak mencintai dan menyayanginya. Kalau engkau mencintai karena kekayaannya, maka ketika sahabatmu tidak kaya lagi, maka cinta akan hilang begitu saja. Jika engkau mencintai dan menyayangi sahabatmu karena kehebatannya, maka jika dia tidak hebat lagi, maka cintamu pun akan pudar dan bahkan hilang.

Kecenderungan manusia adalah mencintai sahabatnya karena kelebihannya yang dimilikinya. Sebab, manusia suka kemewahan, suka kedudukan, suka kekayaan, dan suka hal-hal yang menyenangkan. Hal-hal seperti inilah yang membuat banyak manusia lupa akan hakikat dirinya.

Karena itulah, maka Rasulullah menggambarkan bahwa cinta dan sayang yang tulus itu harus ditanamkan di dalam diri kita, bukan karena pamrih apa pun, tetapi karena Allah. Jika Anda berpisah dengan sahabatmu, maka berpisahlah karena Allah. Dengan melakukan hal seperti itu, Anda akan dilindungi dan dinaungi serta dipayungi oleh Allah dengan payung-Nya di akhirat kelak.

Alangkah indahnya hidup ini jika persahabatan dilakukan dengan sikap yang tulus karena Allah, bukan karena pamrih. Alangkah indahnya hidup ini jika berpisah dari persahabatan itu juga karena ketulusan, bukan karena benci dan permusuhan.

Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Semoga kita mampu mewujudkannya. Mencintai dan menyayangi sesama karena Allah, dan berpisah karena Allah. Aamiin. Kota Makassar-Hitel Grand Clarion, Senen pagi, tanggal 16 Oktober 2017.