Gedung FITK, BERITA FITK Online– Dalam rangka pembukaan Program Studi Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan Asesmen Lapangan (AL) pada Rabu, (17/11/2021). Ditunjuk sebagai asesor oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ali Mudhofir, M.Ag., dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Prof. HM. Sirozi, M.A., Ph.D., dari UIN Raden Fatah Palembang.
Sebelum proses asesmen lapangan dilaksanakan, acara dimulai terlebih dahulu dengan pembukaan dan sambutan-sambutan oleh pimpinan fakultas dan perwakilan guru besar. Acara asesmen lapangan izin pembukaan Prodi S3 PAI kali ini dihadiri oleh Ketua Senat Universitas Prof. Dr. Abuddin Nata, M.A. didampingi Sekretaris Senat Universitas Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., sejumlah Guru Besar FITK seperti Prof. Dr. Munzir Suparta, M.A., Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed,. sejumlah pimpinan FITK, sejumlah dosen yang tergabung dalam tim perumus borang S3 PAI, dan sejumlah pimpinan lembaga serta unit universitas.
Dalam sambutannya sebagai dekan, Sururin menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada para asesor yang hari ini ditugaskan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI untuk visitasi dalam rangka izin pembukaan Prodi S3 PAI FITK. Sururin juga mohon kepada para asesor untuk memberikan masukan-masukan yang konstruktif kepada Prodi S3 PAI dan FITK UIN Jakarta ke depannya.
“Bapak/Ibu, izinkan kami untuk menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada para asesor yang hari ini ditugaskan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI untuk visitasi dalam rangka izin pembukaan Prodi S3 PAI FITK. Mohon kepada para asesor untuk memberikan masukan-masukan yang konstruktif kepada Prodi S3 PAI dan FITK UIN Jakarta ke depannya,” ujar Sururin.
“Mohon doa restunya kepada para asesor dan Bapak/Ibu semua, kami sedang mengajukan S3 PBA, semoga setelah ini kami ajukan borangnya. Selain itu, kami juga akan memepersiapkan S2 PGMI, Tadris IPS, dan Tadris Matematika, karena ke depan fokus pengembangan kami adalah Prodi S2 dan S3. Insyaallah semua SDMnya sudah siap,” tutupnya.
Sementara, dalam sambutannya, Ali Mudhofir merasa beruntung dapat ditugaskan di UIN Jakarta. Pasalnya, dia dapat bersilaturahim dengan para kolega yang beberapa kali pernah bertugas bareng sebagai asesor dan kesempatan lain. Selain itu, Ali Mudhofir berharap dalam tugasnya kali ini, selain menanyakan beberapa informasi yang diperlukan, dia juga berharap dapat menimba ilmu kepada FITK UIN Jakarta, “Ini visitasi rasa silaturahim plus bisa menimba ilmu di FITK UIN Jakarta, khususnya kepada Prof Abuddin,” ujar Ali Mudhofir.
Sejalan dengan koleganya, HM Sirozi merasa senang karena bertemu dengan sahabat-sahabat lama, seperti Prof Abuddin Nata, Prof Armai Arief, Prof Abdul Mu’ti dan Pak Sapiudin yang beberapa kali pernah bertemu dan bertugas bersama, “Saya pernah beberapa kali bertemu dan bertugas dengan Prof Abuddin Nata, Prof Armai Arief, Prof Abdul Mu’ti dan Pak Sapiudin,” terang Sirozi.
Selanjutnya, Sirozi menyampaiakan, asesor menanyakan sesuai yang ada di borang, “kami asesor tidak akan menanyakan macam-macam, yang kami tanyakan adalah apa yang telah ditulis di borang, jadi kami hanya mengecek dan mengkonfirmasi”, ujar Sirozi.
“Bapak/Ibu, dalam borang usulan prodi ini yang paling krusial ada di tiga standar. Yang pertama, ketersediaan SDM. Ketersediaan SDM dibagi menjadi dua yaitu dosen dan tenaga kependidikan. Untuk dosen minimal 2 guru besar yang linier, bagus kalau lebih, sementara untuk tendik harus ada 4 orang dengan masing-masing kualifikasi: tendik IT, tendik pustakawan, tendik akademik, dan tendik administrasi dan keuangan. Keempat tendik itu harus ada,” tegasnya.
“Kedua, yaitu Kurikulum. Apa distingsi yang mau ditawarkan UIN Jakarta untuk S3 PAI ini yang berbeda dengan S3 lain di Indonesia atau bahkan internasional. Nah, untuk mencari tahu apakah S3 PAI UIN Jakarta sudah berbeda apa belum dengan S3 PAI lainnya, maka perlu dilakukan
benchmarking ke sejumlah perguruan tinggi yang selevel dan di atas levelnya. Kami saranin, 1 kampus di dalam negeri, dan minimal 2 kampus di luar negeri. Yang ketiga adalah Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang harus berjalan, karena mutu dari setiap prodi sekarang telah diawasi oleh BAN-PT melalui sistem. Jangan sampai UIN Jakarta seperti kampus di luar sana yang bisa mendirikan prodi baru namun tidak layak untuk divisitasi, itu akan bikin malu dan merugikan mahasiswa,” pungkasnya. (MusAm)