Edy Suandi, Sosok Bersahaja Segudang Pengalaman
Drs. Edy Suandi
Saya memanggilnya Pak Edy. Dia Kabag TU FITK (2019-2022) sekaligus mentor saya juga pegawai yang lain dalam beberapa hal, utamanya soal pengelolaan institusi dan sikap tenangnya dalam menyikapi persoalan dan tekanan pekerjaan.
Orangnya terlihat pendiam, namun dalam diamnya ia memperhatikan orang di sekelilingnya. Tak jarang, ia akan menanyakan sesuatu ke bawahannya dengan pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya.
Ia terkadang terlihat kebingungan, namun sebenarnya ia ingin mengajarkan kepada kami sebagai bawahannya untuk belajar dan lebih berperan. Ia ingin memberikan bawahannya kail dibanding ikan saat bawahannya menginginkan lauk ikan.
Pak Edy terlihat sering diam, namun sejatinya ia memikirkan di balik layar. Baginya, pimpinan di level dirinya tidak harus ikut mengerjakan hal yang remeh-temeh. Itu ia lakukan untuk memberikan pelajaran dan contoh kepada bawahannya agar mereka memahami tugas dan fungsi masing-masing.
Namun begitu, jika bawahannya tidak bisa menafsirkan kode alamiah darinya, ia tidak segan turun langsung dan mempraktikkan maksud dan tujuannya tersebut. Setelahnya, ia akan menjelaskan begini dan begitu kepada kami sebagai bawahannya.
Menurut saya, Pak Edy adalah sosok yang memiliki gaya kepemimpinan "silent". Ia tidak banyak bicara di forum khas kebanyakan pejabat se-levelnya. Bukan karena demam panggung, tapi ia tidak suka banyak basa-basi. Baginya, yang terpenting adalah aksi. Karena ia paham betul, pejabat struktural sepertinya yang dibutuhkan ekseskusi, bukan banyak narasi.
Meski saya belum terlalu lama menjadi bawahannya, mungkin sekitar dua tahunan, namun saya punya kesan tersendiri kepada sosok yang pembawaannya tenang dan kalem itu. Bagi saya, selain sebagai pimpinan fakultas, ia juga bisa dijadikan sebagai orang tua.
Sebagai pimpinan, Pak Edy sangat peduli dengan kami. Ia tidak segan memberikan apresiasi jika kami berprestasi, juga menyampaikan masukkan dan teguran jika kami dianggap melakukan kekeliruan.
Ia juga sangat objektif soal karier bawahannya. Pak Edy selalu menasehati, urusan karier adalah tanggung jawab pribadi, bukan urusan pimpinan apalagi institusi. Pimpinan hanya beri arahan dan institusi hanya memberikan pembelajaran. Maka dari itu, kami sebagai stafnya harus tetap meningkatkan kompetensi dan taat kepada atasan.
Per 30 Juni 2022 kemarin, Pak Edy mengakhiri masa khidmatnya sebagai abdi negara. Tentu hari itu dirasakan beragam olehnya. Mungkin ia merasa bahagia, mungkin juga sebaliknya. Bahagia karena bisa berkumpul utuh dengan keluarganya, sedih karena akan kehilangan sahabat dan kolega yang selama ini menemaninya dalam bekerja.
Ia tercatat lebih dari 30 tahun menjadi abdi negara. Pak Edy salah seorang yang pernah menduduki banyak posisi penting dan strategis di UIN. Mulai dari fakultas umum, perencanaan, akademik, bagian umum universitas, dan terakhir di fakultas terbesar di UIN Jakarta yang orang luar melihatnya fakultas yang penuh dengan dinamika, sehingga tidak semua orang mampu "duduk nyaman" berlama-lama di fakultas tertua itu.
Berikut posisi yang pernah ditempati Edy Suandi selama mengabdi di UIN Jakarta:
- Kasubag Ujian Negara
- Kasubag Akreditasi PTAIS
- Kasubag Pengabdian Pada Masyarakat dan Kerja sama
- Kasubag Umum FSH
- Kasubag Umum Fakultas Psikologi
- Kasubag Inventaris Kekayaan Negara
- Kabag Perencanaan
- Kabag Akuntansi dan Pelaporan
- Kabag Akademik
- Kabag Umum
- Kabag TU FITK
Selain itu, Edy Suandi merasakan tujuh kepemimpinan rektor selama ia mengabdi di UIN Jakarta:
- Drs. Ahmad Syadali
- Prof. Dr. H.M. Quraish Syihab, M.A.
- Prof. Dr. Ahmad Sukardja, M.A.
- Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE.
- Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A.
- Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
- Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A.
Saya sebagai "anak bawang" yang masih butuh banyak belajar dari para pendahulu mengucapkan selamat memasuki masa purnabakti kepada Pak Edy Suandi. Semoga Bapak diberikan kesehatan, umur panjang, dan keberkahan hidup. Bapak mungkin telah purnabakti. Tapi ide, gagasan, dan kontribusi Bapak selama ini akan tetap bersama kami di sini, di FITK yang kita cintai.
Salam Takzim, Muslikh Amrullah