Hadirkan Mendikdasmen, FITK UIN Jakarta Selenggarakan Webinar Nasional Pembelajaran Mendalam: Konsep dan Implementasi
Hadirkan Mendikdasmen, FITK UIN Jakarta Selenggarakan Webinar Nasional Pembelajaran Mendalam: Konsep dan Implementasi

WhatsApp Image 2025-03-13 at 10.14.46

BERITA FITK Online - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk Pembelajaran Mendalam: Konsep dan Implementasi pada Senin (17/3/2025). Kegiatan ini menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., sebagai pembicara kunci. Webinar ini diikuti oleh lebih dari 4.000 peserta yang hadir melalui platform Zoom dan streaming YouTube.

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., yang juga merupakan Guru Besar di FITK UIN Jakarta. Ia menekankan pentingnya webinar ini sebagai langkah awal dalam merancang strategi pembelajaran mendalam di kelas.

Selain itu, ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas keterlibatan FITK UIN Jakarta dalam pengembangan pembelajaran mendalam melalui partisipasi salah satu dosennya dalam Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam Kemendikdasmen RI. Ia berharap bahwa konsep pembelajaran mendalam dapat membantu meningkatkan kompetensi siswa dalam literasi, numerasi, dan daya kritis sehingga mereka mampu bersaing di tingkat global.

Menurutnya, webinar ini merupakan langkah awal untuk bertindak nyata dalam menerapkan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Ia juga menyoroti besarnya antusiasme peserta, dengan jumlah mencapai lebih dari 4.000 orang, yang tidak seluruhnya dapat ditampung dalam platform Zoom sehingga panitia menyediakan siaran langsung melalui YouTube.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., dalam sambutannya menegaskan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan webinar ini. Ia menyoroti pentingnya memahami karakteristik pedagogik dalam pembelajaran mendalam, yang mencakup keterlibatan siswa, kesadaran belajar, pemanfaatan teknologi, dan interdisipliner ilmu pengetahuan. Menurutnya, konsep ini dapat memberikan wawasan bagi para pendidik dalam berinteraksi dengan siswa agar mereka memiliki karakter yang tumbuh dengan nilai-nilai yang baik.

Selain itu, Prof. Asep juga berharap agar pengembangan bidang ini terus dilakukan oleh FITK, dosen, asosiasi pendidikan, serta institusi yang bertanggung jawab dalam pembelajaran mendalam. Ia mengajak seluruh pihak yang terlibat untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam mengembangkan pendekatan pendidikan yang lebih efektif dan bermakna.

Sebagai pembicara kunci, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menegaskan bahwa Program Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) akan mulai diterapkan secara bertahap pada tahun ajaran 2025-2026 di sekolah-sekolah yang telah siap. Ia menyampaikan bahwa penerapan ini dilakukan secara bertahap karena masih terdapat berbagai aspek teknis yang perlu dipersiapkan, termasuk pelatihan bagi para guru sebagai pelaksana utama program ini.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa naskah akademik terkait pembelajaran mendalam telah selesai disusun dan saat ini tengah menunggu legalisasi dari Kementerian Hukum. Setelah proses tersebut rampung, akan diterbitkan surat keputusan Menteri yang menetapkan pembelajaran mendalam sebagai pendekatan pembelajaran resmi di Indonesia. Menurutnya, kebijakan ini didasarkan pada beberapa alasan utama, di antaranya adalah rendahnya capaian pembelajaran siswa Indonesia berdasarkan skor Program for International Student Assessment (PISA), hasil penelitian UNESCO yang menunjukkan bahwa banyak siswa bersekolah tetapi tidak benar-benar belajar, serta kurangnya motivasi belajar pada sebagian siswa akibat pendekatan pembelajaran yang kurang efektif.

Dalam pemaparannya, narasumber Nur Luthfi Rizqa Herianingtyas, M.Pd., dari Tim Pengembangan Pembelajaran Mendalam (TPPM) Kemendikdasmen RI dan juga Sekretaris Program Studi PIAUD FITK UIN Jakarta, menjelaskan bahwa Pembelajaran Mendalam didasarkan oleh beberapa aspek perubahan masa depan yang sulit diprediksi, permasalahan mutu pendidikan: literasi, numerasi, keterampilan berfikir tingkat tinggi dan ketimpangan pendidikan. Selain itu juga terkait bonus demografi 2035 dan visi Indonesia 2045 dan kompetensi masa depan.

Rizqa sapaan akrabnya juga menyinggung fenomena Schooling Without Learning. Menurutnya, Schooling Without Learning adalah istilah yang menggambarkan kondisi di mana siswa bersekolah secara formal tetapi tidak benar-benar memperoleh pemahaman dan keterampilan yang bermakna. Artinya, meskipun mereka hadir di sekolah, mengikuti pelajaran, dan bahkan lulus ujian, mereka tetap tidak memiliki kompetensi yang cukup dalam aspek literasi, numerasi, atau keterampilan berpikir kritis yang dibutuhkan untuk kehidupan dan dunia kerja.

Rizqa juga menitikberatkan pada empat aspek utama, yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Konsep ini menekankan proses pembelajaran yang memuliakan, berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, sehingga peserta didik dapat berkembang secara holistik.

Ia menjelaskan bahwa dalam implementasinya, pembelajaran mendalam melalui tiga tahapan utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen. Dalam tahap perencanaan, guru diharapkan dapat merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pada tahap pelaksanaan, guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong keterlibatan aktif siswa melalui metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif. Sedangkan dalam tahap asesmen, penilaian dilakukan secara berkelanjutan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif bagi peserta didik.

Dengan adanya webinar ini, diharapkan para pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan dapat memahami dan mengimplementasikan pembelajaran mendalam di berbagai jenjang pendidikan. FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan konsep ini demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional. (MusAm)