Hilmi: Ada 7 Jenis Berita yang Perlu Diketahui
Gedung FITK, BERITA FITK Online- Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag yang bekerja sama dengan Prodi PBSI selenggarakan acara kepenulisan dengan tajuk "Diseminasi dan Workshop Kepenulisan Moderasi Beragama bagi Kalangan Gen Z dan Milenial" pada Selasa (23/5/23) di Teater Prof. Mahmud Yunus FITK.
Salah satu pemateri yang dihadirkan dalam acara ini ialah Hilmi Faiq yang merupakan Editor Desk Budaya Kompas dan Pengajar Kompas Institute.
Hilmi menyampaikan bahwa ada enam jenis berita yang perlu diketahui oleh para peserta, yakni straight news, depth news, interpretative reporting, comprehensive news, feature reporting, editorial writing, dan opini.
Straight news merupakan jenis berita keras yang di dalamnya mencakup unsur 5W + 1H. Di sini, penulis memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi.
Kedua, ialah depth news. Depth news pada hakikatnya bertujuan untuk mengupas peristiwa di balik peristiwa utama.
"Depth news adalah berita untuk menyelami hal-hal lain di balik sebuah peristiwa," ucap Hilmi.
Selanjutnya, ada interpretative reporting. Hilmi memberikan penjelasan bahwasanya jenis berita ini ialah membutuhkan informasi dari narasumber yang kompeten. Akan tetapi, fokus laporan tetap pada fakta, bukan opini.
Jenis berita keempat ialah comprehensive news. Comprehensive news ialah jenis berita yang menghimpun laporan-laporan dari berbagai aspek.
Kemudian ada feature reporting. Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah peristiwa. Jenis tulisan ini kerap menggunakan pendekatan human interest.
"Ini kita harus menguasai agar bisa menghasilkan tulisan dengan baik," terang Hilmi.
Lalu ada editorial writing yang merupakan sikap atau pendapat media massa terhadap sebuah fenomena atau masalah.
Terakhir, ada opini. Opini merupakan pendapat, komentar, ide, terhadap isu penting. Menurut Hilmi, mahasiswa bisa menulis opini asal sesuai atau berkompeten dengan bidang ilmunya.
"Yang terpenting, jangan buru-buru kalau sudah selesai menulis. Tetapi, endapkan. Dua hari, tiga hari. Kalau masih belum yakin, cari partner untuk ngobrol. Jangan sakit hati ketika dikritik," pungkas Hilmi. (MusAm/Selvia Parwati Putri)