HMPS PBSI Gelar Pelatihan Menulis Press Release, Undang Pengelola Website FITK dan Pimred LPM Institut
HMPS PBSI Gelar Pelatihan Menulis Press Release, Undang Pengelola Website FITK dan Pimred LPM Institut

Gedung FITK, BERITA FITK Online- Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FITK UIN Jakarta menggelar Pelatihan Menulis Press Release dengan tema "Bedah Ilmu Jurnalistik Dasar: Langkah Awal menjadi Jurnalis" di Ruang Sidang FITK lantai 2 pada Jumat (14/7/23).

Dalam kegiatan ini, terdapat dua narasumber berkompeten yang diundang untuk berbagi ilmu dan pengalamannya, yakni Muslikh, M.Pd., yang merupakan Humas-Pengelola Website FITK dan Nurul Sayyidah Hapidoh, selaku Pimpinan Redaksi LPM Institut UIN Jakarta.

Dalam sambutannya sebagai Kaprodi PBSI, Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Abah sapaan akrabnya kemudian menjelaskan pentingnya mahasiswa PBSI mengetahui dan menguasai ilmu tetang penulisan, tidak terkecuali mengenai press realease dan pemberitaan. Menurutnya, di prodi yang ia pimpin sekarang ada matakuliah yang terlewat dan penting yaitu press realease dan pemberitaan. Oleh karena itu, Abah berharap dengan diadakannya pelatihan menulis press realease dan pemberitaan dapat memberikan manfaat yang baik untuk mahasiswa PBSI.

Selanjutnya, Sayyidah berkesempatan untuk mengulas teori-teori dalam ilmu jurnalistik, sedangkan Muslikh banyak berbicara mengenai praktik dan pengalamannya selama menulis berita untuk FITK.

Sesi pertama diawali oleh pemaparan materi yang disampaikan oleh Sayyidah. Ia mengulas seputar karakteristik bahasa berita, news value, bagaimana menyusun sebuah berita menggunakan prinsip piramida terbalik, hingga bagaimana cara menentukan bagian penting dari sebuah peristiwa.

"Tidak semua peristiwa itu penting dan ditulis dalam berita. Ada sebuah hierarki atau lingkaran pengaruh yang bisa dipertimbangkan," terang Sayyidah.

Ia pun banyak menegaskan bagaimana seorang jurnalis mesti andal dalam memahami ejaan bahasa Indonesia.

Menurutnya, penting bagi jurnalis untuk memahami bagaimana kepenulisan yang benar sesuai dengan KBBI atau EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi itu menyarankan untuk melakukan verifikasi terhadap tulisan yang telah dibuat. Baik dicek ketepatan ejaannya, perihal salah ketik, maupun kebakuan diksinya.

Lanjut pada pemaparan yang disampaikan oleh Muslikh. Humas FITK yang produktif menulis berita untuk FITK dan rajin menulis opini itu berbagi pengalamannya saat menulis berita.

Ia menerangkan bahwa tidak semua orang bisa menulis. Menulis butuh ketekunan dan proses cukup panjang. Menurutnya, seseorang bisa menulis asalkan ia juga gemar membaca dan menulis.

"Seseorang bila tidak terbiasa menulis, saat ia menulis, maka akan ada jumping idea antara paragraf pertama dengan paragraf kedua dan selanjutnya. Oleh karenanya membaca menjadi wajib bagi seorang penulis untuk memperkaya wacana, referensi, diksi, maupun kosakata," jelas Muslikh.

“Selain membaca, syarat berikut untuk menjadi seorang penulis ya menulis itu sendiri. Tidak bisa seorang penulis hanya selesai di membaca saja tanpa langsung dituangkan di dalam tulisan. Karena membaca baru di wilayah gagasan yang abstrak, sementara menulis sudah di tataran konkret,” ucapnya.

Selain itu, Muslikh juga menuturkan bahwa ia sering kali ditanya oleh orang-orang tentang bagaimana cara menulis. Pria kelahiran Indramayu Jawa Barat itu menjelaskan tidak punya jawaban pasti untuk pertanyaan tersebut.

"Saya tidak punya jawaban pasti untuk pertanyaan bagaimana cara menulis? Saya sendiri menulis tanpa didahului diklat jurnalistik, workshop menulis, atau pelatihan yang lainnya. Saya menulis dari dulu sampai sekarang hanya dengan satu cara, yaitu 'langsung menulis', setelahnya tentu dengan penyempurnaan-penyempurnaan," tutur Muslikh.

Menurutnya, tips umum menjadi penulis ialah dengan banyak membaca buku, menjadikan keseharian sebagai salah satu sumber tulisan, sharing dengan penulis profesional, dan yang terpenting ialah memulai menulis. (MusAm/ Selvia Parwati Putri)