KAPAN BOLEH BERDUSTA?
Ahmad Thib Raya Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta -
Memang, dusta itu adalah ucapan atau perkataan yang sangat berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat. Berdusta menimbulkan ketidakpastian dalam seluruh keadaan. Sekarang ini kita sedang mendapat hidangan berita-berita bohong (hoax), terutama di medsos. Berita bohong seperti ini menimbulkan keresahan dan ketidakpastian.
Oleh sebab itu, Islam mengharamkan untuk berbohong atau berdusta. Berbohong itu termasuk dosa besar, seperti menjadi saksi palsu. Orang yang menjadi saksi palsu sebenarnya orang-orang yang menberikan informasi yang tdk benar tentang kesaksiannya. Sebab dampaknya dalam kehidupan masyarakat sangat berbahaya.
Namun, demikian ada beberapa pengecualian di mana seseorang boleh melakukan. Seperti yang digambarkan oleh Rasulullah dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi, sebagai berikut:
عن أسماء بنت يزيد قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " (لا يحل الكذب إلا في ثلاث: يحدث الرجل امرأته ليرضيها، والكذب في الحرب، والكذب ليصلح بين الناس " رواه الترمذي
Dari Asma' binti Yazid, dia berkata bahwa Rasulullah telah bersabda: "Tidak boleh berdusta kecuali dalam tiga keadaan, yaitu perkataan atau ucapan seorang suami kepada isterinya untuk menyenangkan hatinya, dusta dalam peperangan, dan dusta untuk mendamaikan dua orang atau dua pihak yang bertikai. HR. Al-Tirmidzi.
Seseorang yang memuji atau menyanjung isterinya dengan ucapan-ucapan gombal, yang dapat menimbulkan rasa senang dari isterinya, dan ucapan-ucapan yang menyenangkan isterinya, diperbolehkan. Kalimat-kalimat yang dibolehkan itu kalimat-kalimat yang daoat menyenangkan dan membahagiakan hati isterinya.
Sebagai contoh. Ketika suami menikmati masakan isterinya. Ia lalu berkata kepadanya: "Masakanmu hari ini sangat enak, lezat sekali." Padahal sebenarnya masakannya itu kurang enak. Tetapi, demi menyenangkan isterinya, dia mengatakan kalimat seperti itu.
Berbohong di dalam keadaan perang dibolehkan. Sebagai contoh. Anda memiliki peralatan yang canggih dalam peperangan, lalu Anda menyatakan bahwa Anda tidak memiliki senjata seperti itu. Anda sudah berbohong, karena lain yanb Anda katakan, lain pula realitanya. Dusta Anda dalam hal ini diperbolehkan.
Dalam mendamaikan dua orang atau dua pihak yang bertikai, Anda boleh berbohong. Misalnya, Anda mengatakan kepada satu pihak, bahwa dia meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya terhadapmu benerapa waktu yang lalu. Maafkanlah dia. Lalu pihak kedua itu menyatakan memeberi maaf atas kesalahannya itu. Lalu keduanya anda pertemuakan, dan keduanya saling memaaafkan. Ucapan Anda bahwa pihak pertama meminta maaf tidak pernah dilakukannya. Anda membuat-buat ucapan itu. Bohong atau dusta seperti inilah yang diperbolehkan.
Termasuk dalam kategori bohong yang ketiga itu, apabila Anda berbohong untuk menyelamatkan diri Anda atau diri orang lain dari kezaliman seseorang, sehingga orang itu tidak melakukan kezaliman.
Saya kira demikian contoh dusta yang dibolehkan oleh Islam. Semoga ada manfaatnya. Aamiin. Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Jakarta-on the way to Kampus FITK UIN Jakarta, Rabu pagi, tanggal 8 Februari 2017.