MAUKAH ANDA AGAR TALI-TALI PENGIKAT IKATAN PERNIKAHANNYA KOKOH?
MAUKAH ANDA AGAR TALI-TALI PENGIKAT IKATAN PERNIKAHANNYA KOKOH?

Ahmad Thib Raya | Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |

Pasti semua pembaca akan mengatakan "Mau." Sebab, tidak ada ataupun pasangan yang mau kalau ikatan perkawinannya longgar atau lepas. Pernikahan yang sejati adalah pernikahan yang terjadi hanya sekali dan kekal abadi dengan pasangan yang pertama. Namun, karena kondisi-kondisi tertentu ikatan pernikahan tidak dapat dipertahankan karena beberapa faktor penyebabnya, yang tidak dapat diatasi lagi oleh pasangan itu.

Sebenarnya ada beberapa tip atau strategi yang dilakukan agar tali-tali ikatan pernikahan itu menjadi kokoh dan kuat. Ada beberapa usaha yang harus dilakukan oleh kedua pihak dari pasangan itu secara bersama-sama, yaitu:

1. Beribadah kepada Allah Ibadah adalah suatu sikap atau perbuatan yang ditunjukkan oleh seorang hamba untuk menyatakan kepatuhannya kepada Tuhannya sebagai satu-satunya zat yang harus disembah. Setiap orang, termasuk pasangan suami-isteri, harus senantiasa menjalin hubungan dengan Penciptanya. Sebab, ibadah itu merupakan wujud rasa syukur seorang hamba atas nikmat hidup yang dianugerahkan Allah. Seseorang yang selalu menjaga komunikasinya dengan Allah dalam bentuk ibadah, akan dicintai oleh Allah. Orang yang dicintai Allah akan disayangi-Nya. Seseorang yang disayangi Allah, selalu mendapat curahan rahmat Allah.

2. Mengingat Allah (zikrullah) Tidak hanya ibadah yang dikakukan oleh pasangan suami dan isteri untuk mengekalkan tali-tali ikatan pernikahannya itu, tetapi juga harus senantiasa berzikir (mengingat Allah). Perbuatan mengingat Allah adalah perbuatan yang sangat disukai oleh Allah. Seseorang yang selalu mengingat Allah, pasti akan selalu diingat pula oleh Allah. Oleh sebab itu, dalam sebuah hadis dikatakan bahwa "Siapa yang mengingat Allah, maka Allah selalu mengingatnya." "Siapa yang mengingat Allah di waktu dia senang, senggang, maka Allah akan mengingatnya pada waktu dia susah, sempit, dan sulit.

3. Berdoalah kepada Allah Pasangan suami-isteri harus selalu berdoa kepada Allah dan memohon agar Allah mengekalkan dan mengokohkan tali-tali pengikat ikatan pernikahannya. Doa yang dimohonkan oleh setiap orang, merupakan wujud kelemahan dan kedhaifannya. Orang tahu bahwa dirinya adalah manusia yang lemah pastilah dia selalu bermohon dan berdoa kepada Allah, dan Allah menurunkan rahmat-Nya sebagai wujud kasih sayangnya atas kelemahan manusia.

4. Jalinlah silaturrahim yang baik Menjalin silaturrahim yang baik dengan akhlak mulia akan melahirkan kasih sayang dari sesama, dan dengan begitu Allah menurunkan rahmat-Nya kepadanya. Silaturrahim itu harus dimulai dari berakhlak yang mulai terhadap pasangan, lalu kepada orang yang ada di lingkungan rumah tangga, lalu kepada kedua orang tua dan mertua, dengan menaati dan mematuhinya, lalu dengan siapapun yang ada di sekitarmu. Dengan silaturrahim yang baik, mereka akan mendoakan kalian, dan doa mereka akan dikabulkan oleh Allah.

Jika Anda sudah menjalin hubungan yang baik Allah dengan melaksanakan ibadah, berzikir, dan berdoa, lalu Anda menjalin hubungan kasih sayang dengan sesama manusia, maka Allah akan selalu merahmati dan Menyayangimu. Allah akan melindungi pasangan itu dari segala gangguan, Allah akan menunjukkan jalan keluar bagi setiap masalah yang dihadapi, Allah menyayangi mereka dengan berbagai rahmat dan karunia-Nya.

Tidakkah Anda ingat, bahwa Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki, dan menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya. Yang mudah mendapat petunjuk-Nya adalah orang-orang yang dekat kepada-Nya, yang taat kepada-Nya, dan yang dicintai-Nya.

Kita berdoa kepada Allah Semoga rahmat-Nya selalu bersama kita sehingga tali-tali pengikat ikatan pernikahan kita menjadi kokoh, kuat, dan kekal hingga akhir hayat kita. Alangkah indahnya rumah tangga yang sakinah, yang disinari hubungan yang baik antara suami-isteri, hubungan baik dengan Allah dan hubungan yang baik dengan sesama. Aamiin. Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Taushiyah ditulis dalam perjalanan dari kediaman di Matraman, menuju Kampus Baytul Qur'an Pusat Studi Al-Qur'an di Pondok Cabe, Rabu pagi, tanggal 22 Maret 2017.