Naskah Lengkap Orasi Ilmiah Prof. Dr. Ratna Sari Dewi, S.Pd., M.Pd.
Prof. Dr. Ratna Sari Dewi, S.Pd., M.Pd.
"Tantangan Dan Peluang Global Mahasiswa Dan Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris Pada Masa New Normal Menuju Era 5.0”
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Fenomena Covid-19 telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di manapun di penjuru dunia. Transformasi terjadi hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan, dampak yang dialami yaitu adanya perubahan sistem kegiatan pembelajaran yang semula tatap muka menjadi tatap maya (online).
Di Indonesia, semua orang dan tentunya pemerintah berjuang melawan wabah Covid-19 yang sangat membahayakan sejak beberapa waktu yang lalu hingga saat ini. Banyak peraturan yang sudah dikeluarkan pemerintah, diantaranya PSBB, PPKM, Karantina mandiri, Physical Distancing, dan Lockdown/penguncian (pada daerah atau tempat tempat tertentu yang terdapat orang yang terpapar covid-19). Penerapan dari aturan yang diberlakukan tersebut tententunya membawa dampak yang sangat signifikan, diantaranya peningkatan penggunaan aplikasi media sosial yang berakibat siswa menjadi sulit tidur (Ali dkk, 2021), sehingga disarankan kepada orang tua agar mendorong anak-anaknya melakukan lebih banyak hobi/kesukaan mereka guna meningkatkan kesehatan dan suasana hati dalam masa lockdown. Laucereno (2021) menyatakan bahwa adanya kebijakan ini sebagai pengimplementasian terkait skenario kenormalan baru untuk menumbuhkan perekonomian negara yang terpuruk ketika pelaksanaan PPKM.
Di bidang Pendidikan, penyesuaian kenormalan baru juga dilakukan. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan rencana untuk sementara waktu dengan menetapkan skenario sebagai tolak ukur Pendidikan di Era Konormalan baru, yaitu dengan pembukaan institusi Pendidikan pada tahun akademik baru dan kembali melaksanakan pembelajaran secara daring jika ditemukan cluster baru Covid-19 dalam proses belajar mengajar.
Namun dengan pelaksanaan pembelajaran daring/online tersebut berakibat kepada sikap negatif siswa: kurangnya perhatian tutor/dukungan teknis yang buruk, sulit mengakses konten, kekhawatiran tentang keamanan atau privasi, koneksi internet yang lambat, kurangnya komputer siswa, sebagian besar belum siap baik dari sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.
Ada beberapa perguruan tinggi pada awal pembelajaran online merasa berat karena jaringan internet yang tidak stabil dan bahkan tidak terkoneksi sama sekali. Menurut Febriansyah (2020), Penggunaan online learning secara penuh memiliki kelemahan yaitu hanya memberikan kontribusi pada pengetahuan siswa/mahasiswa saja, peserta didik merasa terisolasi karena kurangnya interaksi dengan peserta didik lain dan tidak sefleksibel pembelajaran tatap muka, membutuhkan persiapan ekstra dari pihak guru dan siswa. Oleh karena itu, pemerintah dan institusi Pendidikan tinggi perlu memikirkan model pembelajaran yang efektif di masa krisis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk itu, kurikulum harus mampu menghadapi tantangan yang ada agar dapat beradaptasi dengan kondisi masa kini dan masa depan. Perlu kiranyabmenyiapkan infrastruktur yang memadai di setiap universitas untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program pendidikan.
Winter dkk (2021) mengatakan bahwa seorang guru/dosen dengan kemampuan teknologi yang lemah masih dapat bertahan melalui ketersediaan teknologi dan pelatihan. Dengan demikian, keterampilan dasar teknologi tidak dapat berdiri sendiri. Ketersediaan teknologi dan pelatihan untuk menguasai dan mempraktekkan penerapan teknologi dalam Pendidikan dianggap salah satu solusinya.
Pemanfaatan teknologi saat ini sedang booming. Firmansyah (2019). menyatakan di Era 4.0 teknologi sudah merambah dalam berbagai bidang kehidupan manusia dengan kecerdasan buatan/artificial intelligence. Pada masa wabah Covid-19, pendidik dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan materi perkuliahan dengan menarik. Penggunaan platform e-learning dianggap lebih efisien. Kemunculan webinar adalah fenomena positif. Hal ini dapat mengeliminasi biaya sewa, konsumsi, dan perlengkapan. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan penguasaan teknologi membuka peluang bagi para pendidik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris diharapkan memiliki kompetensi yang baik di dunia kerja. De Costa dkk mengatakan bahwa penguasaan dan kecakapan dalam berbahasa Inggris merupakan tameng penguat dan sumber ekonomi sebagai kriteria penting dalam menyelami dunia persaingan kerja. Persaingan kerja online global lulusan Bahasa Inggris dapat melingkupi tiga aspek, yaitu kursus online dan private online dari dalam dan luar negeri, serta pengajar Bahasa Inggris dengan native speaker. Untuk itu perlu kiranya mempersiapkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dengan kekayaan pengetahuan, kecakapan yang mumpuni, dan sikap mulia.
Pembelajaran Bahasa Inggris yang berlangsung saat ini di perguruan tinggi di Indonesia adalah sebagai berikut. Bahasa Inggris diterapkan sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU), di negara lain Bahasa Inggris juga menempati posisi penting yang dapat dilihat dari berkembangnya cara pembelajaran Bahasa Inggris yang mengedepankan penggunaan TIK dan pendekatan kompetitif. Komponen yang perlu diperhatikan pertama dalam proses pembelajaran adalah bahan ajar. Bahan ajar dapat didesain melalui bahan cetak seperti buku, modul, handout, dan juga dapat berbentuk non cetak seperti video, audio, dan bahan ajar yang terintegrasi dengan penggunaan TIK. Bahan ajar yang pembuatannya dikombinasikan dengan penggunaan teknologi digital sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Kedua adalah metode pembelajaran.
Metode yang dapat digunakan adalah Metode Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembelajaran Berbasis Jejaring Sosial atau Mobile Learning (Jin dkk (2021), Chen dan Keng (2019), Eksail dan Afari (2020). Media pembelajaran sebagai alat untuk membantu memudahkan penyerapan materi ajar juga sangat penting untuk dipertimbangkan dan divariasikan. Saat ini, media pembelajaran yang banyak digunakan adalah Zoom, Google Meet, dan Google Classroom (Singh dkk (2020), Li dkk (2021), Komsiah (2021), Al-Maroof dkk (2020). Walaupun ada beberapa kelemahan dari zoom namun dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran telah bergeser dari setting ruang kelas menjadi terbuka ke luar kelas melalui aplikasi teknologi (Diogo dkk, 2018). Komponen terakhir yang tidak kalah penting juga harus disesuaikan dengan perubahan zaman yaitu evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media aplikasi diantaranya adalah Microsoft Teams dan platform online quizzes (Damayanti dan Mulyadi (2020), Jaidi dkk ,2021).
Rektor, Ketua dan sekretaris senat,dan hadirin yang berbahagia Peluang mahasiswa dan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris untuk menjawab tantangan- tantangan seperti diuraikan di atas tentunya harus segera disikapi dengan cepat, tepat dan cerdas. Dua dari banyak cara untuk menyikapinya adalah dengan merestrukturisasi kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris sesuai dengan perubahan zaman dan menyiapkan mahasiswa dengan kompetensi dan keterampilan untuk pekerjaan sampingan selain menjadi tenaga pendidik.
Kurikulum merupakan komponen penting dalam suatu program pendidikan, khususnya di Magister Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini merupakan tonggak awal dalam menerapkan rencana perbaikan pendidikan. Zapevalov dkk (2021). menyatakan bahwa efisiensi dan kesuksesan pelaksanaan suatu program pendidikan tergantung pada sejauh mana keseimbangan kurikulum (yang dipelajari mahasiswa di perguruan tinggi dan yang mereka butuhkan di masyarakat).
Firmansyah dkk (2019). menyatakan ada dua faktor utama dalam restrukturisasi dan pengembangan kurikulum, yaitu: a. Pertama, bidang penelitian dan teknologi harus memiliki terobosan dan penemuan baru, oleh karena itu perguruan tinggi harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut. b. Kedua, perubahan dalam masyarakat diakibatkan oleh berbagai variabel. Masyarakat harus berubah untuk memenuhi kebutuhan dan prioritas anggotanya, yang berdampak pada munculnya perubahan kurikulum. Kurikulum bersifat dinamis, maka harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi; sehingga, restrukturisasi/perubahan dan pengembangan kurikulum tidak dianggap tabu.
Dalam proses restrukturisasi kurikulum, terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Struktur kurikulum sesuai dengan keadaan dunia saat ini. Penting untuk dicatat bahwa, untuk memenuhi konsep restrukturisasi kurikulum, perlu juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 35 ayat 2, yang mensyaratkan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi yang dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi berpegang pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang meliputi pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Selain itu, poin-poin tersebut juga sejalan dengan program “Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM)” yang merupakan strategi yang diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bidang pendidikan tinggi pada awal tahun 2020 guna menjawab tantangan pendidikan di Indonesia pada abad ke-21.
Selanjutnya yang ke-2 adalah Sumber Daya Manusia (Dosen) yang menguasai teknologi. Pendidik sebagai sumber daya manusia, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang 33 Standar Nasional Pendidikan, adalah pendidik profesional yang memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan pemahaman sistem pendidikan Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, secara signifikan ketika wabah Covid-19 meluas di Indonesia, sistem pendidikan dalam praktiknya berubah secara drastis. Akibatnya, dosen di perguruan tinggi harus memiliki kompetensi di atas dan kemampuan menggunakan teknologi di dunia yang serba digital era 4.0 menuju era 5.0.
Rektor, Ketua dan sekretaris senat,dan hadirin yang berbahagia Penggabungan metode pembelajaran blended learning dan hybrid learning sudah tidak dapat dielakkan lagi. Blended learning merujuk pada berbagai strategi pengajaran yang menggabungkan instruksi tatap muka dengan individu dengan program pembelajaran berbasis komputer. Hybrid learning mengacu pada pencampuran lingkungan belajar, yaitu instruksi kelas tatap muka dan lingkungan online. Selanjutnya, Wahyuningsih dan Sungkono (2018) berpendapat bahwa synchronous sendiri merupakan komunikasi yang dilakukan pada waktu yang sama, sedangkan asynchronous dilakukan pada waktu yang berbeda. Pada synchronous learning, meskipun pembelajaran jarak jauh, peserta didik/mahasiswa menghadiri sesi kelas secara virtual setiap minggunya, pada waktu yang sama dengan guru/dosen dan kelas tidak dapat dijadwal ulang. Sedangkan, asynchronous learning memungkinkan peserta didik untuk melihat materi instruksional setiap minggu kapan saja mereka pilih dan tidak termasuk komponen kuliah video langsung.
Poin penting terakhir yang ingin saya sampaikan adalah bahwa lulusan Pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya menjadi guru dan atau dosen. Tetapi mereka juga memiliki pekerjaan lainnya. Diantara nya dengan bekal kemampuan dan kecakapan Bahasa Inggrisnya, mereka juga dapat meniti karir menjadi content creator untuk video pembelajaran Bahasa Inggris, copy writer, content editor, translator, mentor pelatihan media berbasis teknologi, administrator web, dan lainvsebagainya.
Akan tetapi peluang pekerjaan baru selain guru untuk lulusan pendidikan Bahasa Inggris tidak bisa bergantung pada kemampuan Bahasa Inggris lisan maupun tulisan saja. Untuk dapat bekerja di beberapa bidang pekerjaan lain tersebut, seorang lulusan pendidikan Bahasa Inggris juga harus memiliki kemampuan digital teknologi dan informasi dan komputer yang cukup handal, agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan baru di masa New Normal ini. Mengingat kemajuan zaman dan teknologi yang merubah beberapa aspek kehidupan menjadi online, lulusan pendidikan Bahasa Inggris yang sudah dibekali oleh kemampuan digital teknologi, informasi dan komputer tidak akan kaget akan perubahan tren dan teknologi di masa mendatang, bahkan mereka cenderung akan mudah mengikuti perubahan tersebut.
Rektor, Ketua dan sekretaris senat, dan hadirin yang berbahagia Demikian yang dapat saya sampaikan dalam pidato ini. Kepada seluruh civitas akademika, seluruh jajaran panitia Pengukuhan Guru Besar ini, dan kepada seluruh hadirin, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesabarannya dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Mohon maaf atas segala kekurangan, kepada Allah dan RasulNYA saya mohon ampunan dan taubat.
Wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
(MusAm)