PBSI FITK UIN Jakarta dan IPTABI Selenggarakan Seminar Bertajuk: Integrasi Kajian Keislaman dalam Penelitian Linguistik di PTKI

Ciputat, BERITA FITK Online – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FITK UIN Jakarta dan IPTABI (Ikatan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia) menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional (Semnas) Selasa, 31 Mei 2022. Semnas kali ini bertema “Integrasi Kajian Keislaman dalam Penelitian Linguistik di PTKI (Perguruan Tinggi Keguruan Islam)”. Semnas ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh IPTABI yang mencakup tiga bidang konsorsium keilmuan, yakni pembelajaran, linguistik, dan sastra.
Ketua Umum IPTABI Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada para pemateri dari perwakilan PTKI yang telah bersedia menjadi narasumber dan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FITK UIN Jakarta yang telah bersedia menjadi tuan rumah seminar seri kedua. “Semoga seminar kali ini dapat menjadi road map penelitian masing-masing prodi” tambah Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III FAB UIN Raden Mas Said Surakarta.
Sementara itu, dalam sambutannya Kaprodi PBSI FITK UIN Jakarta, Dr. Makyun Subuki, M.Hum sebagai tuan rumah menyampaikan harapannya di masa depan agar muncul riset kolaboratif dari hasil pertemuan-pertemuan yang lakukan berkala antara anggota IPTABI, serta menindaklanjuti kerja sama antar instansi.
Pada kegiatan kali ini, terdapat lima narasumber yang membicarakan kajian linguistik dari berbagai perspektif. Narasumber pertama Dr. Makyun Subuki, M.Hum. (UIN Jakarta) memaparkan materi tentang Linguistik dan Islamic Studies. Dalam pemaparannya, Makyun menyampaikan peluang memadukan kajian Linguistik dan Islamic Studies. Dengan demikian, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia di PTKI sangat berpeluang dalam penelitian interdispliner ini. Narasumber kedua, Dr. Iwan Marwan, M.Hum. (IAIN Kediri) memaparkan materi Humor Sufi dalam Perspektif Semiotika. Dalam pemaparannya, Iwan menyampaikan humor merupakan hal yang menarik dalam kehidupan karena setiap orang memiliki rasa humor yang khas dan berbeda. “Kalau di kita, tokoh bangsa yang memiliki humor khas adalah Alm. Gusdur. Memahami makna teks humor sufi berarti memahami makna konotasi yang mengandung ideologi dan memiliki intertekstualitas dengan kitab suci atau teks keagamaan.” Jelas Iwan
Narasumber ketiga, Itaristanti, S.S., M.A. (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) menjelaskan materi berjudul Lanskap Penelitian Linguistik di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dalam paparannya, Itaristanti menyampaikan kontribusi linguistik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, memiliki peran yang penting karena menjadi dasar bagi para calon guru bahasa Indonesia. Narasumber keempat, Ali Mansur, M.Pd. (IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi) mengangkat materi Bahasa Gaul di Pondok Pesantren dalam Perspektif Linguistik Modern. Ali Mansur mengambil contoh aspek bahasa di IAI Darussalam yang berada di komplek pondok pesantren. Lingkungan pondok yang berasal dari latar belakang berbeda, berkonsekuensi logis terhadap ragam bahasanya yang sangat bervariasi. Hal itu pun melahirkan adanya bahasa khusus atau bahasa gaul di lingkungan pondok. Narasumber terakhir, Istiqamah, M.Pd. (IAIN Lhokseumawe Aceh) memaparkan materi Implementasi Kesantunan Berbahasa Berbasis Islami di PTKI. Dalam Istiqamah menyampaikan ketika kesantunan bermasalah, maka kemampuan berbahasanya pun akan bermaslah. Lebih dari itu, kesantunan bermuara pada akhlak. Jika akhlaknya bagus, maka bahasanya akan bagus. “Berdasarkan hasil penelitian, kondisi kesantunan bahasa di PTKI mayoritas masuk kategori santun. Hal itu menunjukkan implementasi kesantunan berbahasa berbasis Islami bisa meningkatkan karakter bahasa seseorang” pungkasnya.
Acara yang dipandu moderator Dr. Mohammad Siddiq (UIN Jakarta) berlangsung meriah. Tak kurang dari 200 peserta hadir dari berbagai kampus seperti UIN Jakarta, IAIN Kediri, IAIN Cirebon, IAI Darussalam Banyuwangi, IAIN Lhokseumawe Aceh, UIC, UT, STMI, dan ITTelkom. Rangkaian seminar nasional IPTABI berikutnya akan diselenggarakan di IAI Al Qolam Malang. “Dengan diselenggarakannya seminar bersama diharapkan setiap sivitas IPTABI mendapat ide-ide segar penelitian dan juga meningkatkan kerja sama antarinstansi” pungkas Makyun, kaprodi UIN Jakarta. (yym/MusAm)