Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta Gelar “Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia” sebagai Pembuka Pementasan Drama Pestarama#9
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menggelar acara Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama). Acara Pestarama merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan tahun ini menandai penyelenggaraan yang kesembilan kalinya, dengan tajuk “Relung Langkah Budayawan Muslim Indonesia”.
Pertunjukan drama berjudul "Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia" (Tepateki) adaptasi naskah karya Arifin C Noer, sukses dipentaskan pada hari Rabu, 28 Mei 2024. Pertunjukan ini berlangsung di Bulungan Theater Building, Jakarta Selatan, serta dihadiri oleh banyak penonton.
Dalam naskah “Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia” sarat akan makna spiritualitas. Kegelisahan, kekhawatiran dan kekacauan semua akhirnya menjadi satu bahwa "pemimpin", manusia yang paling dimuliakan, pergi di tengah-tengah kehidupan mereka. Ke sana kemari mencari naungan dan ketenangan. Sementara kemungkaran menjadi-jadi, banyak yang mengaku pemimpin dan menghasut mereka yang kehilangan arah, semua meminta jawaban dari-Nya dari apa yang merunyak di kepala.
(Sumber: Tim Dokumentasi Pestarama#9)
Tulaiha, tokoh yang diperankan oleh Tri, seorang mahasiswa PBSI semester enam, berhasil mengundang emosi dan tawa penonton. Tulaiha adalah sosok yang mengaku sebagai nabi baru, setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Suatu hari setelah berita wafatnya Nabi Muhammad SAW tersebar, Tulaiha bertemu dengan kaum Muslim dan berkata, "Jika kalian berpikir secara logika, yang mati akan digantikan dengan yang hidup, maka aku adalah Nabi selanjutnya."
Setelah melalui berbagai kegelisahan, kekhawatiran, dan kekacauan, kaum Muslim tetap teguh menjaga iman mereka. Mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi setelah beliau. Kemudian, mereka berperang melawan kemungkaran dan bertekad untuk tidak membiarkannya terjadi.
Citra religius yang tertuang dalam naskah “Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia” dapat menjadi refleksi untuk menyadarkan manusia yang terbuai dunia fana.
“Tepateki adalah pementasan sejarah karya Arifin C Noer dalam Pestarama 9. Biasanya, karya beliau selalu mengangkat isu-isu yang konyol atau absurd. Tahun lalu, kami juga menampilkan karya Arifin C Noer dalam Pestarama. Namun, pementasan kali ini, mengangkat citra religi yang sangat kuat. Saat menontonnya tadi, saya terbawa suasana sedih karena mereka tidak menerima bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat,” papar Elis dan Anisa, mahasiswa semester delapan PBSI UIN Jakarta.
Pada pementasan Pestarama 9, banyak penonton mengatakan bahwa acara kali ini sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya, pementasan setiap tahun mengusung tema sastra yang berfokus pada kebudayaan. Namun, tahun ini tema yang diangkat sangat kental dengan nuansa religius. Selain itu, tempat pementasan juga cukup baik dengan ruangan yang luas dan nyaman.
“Pestarama 9 termasuk pestarama yang berbeda dari sebelumnya, karena dari tahun ke tahun mengusung tema sastra yang bersifat kebudayaan, tapi untuk kali ini lebih banyak ditunjukkan sifat religiusnya,” terang Gilang Aulia Prasetya, alumni PBSI UIN Jakarta.
Penonton memberikan tanggapan yang sangat positif; mereka sangat terkesan dengan pementasan drama "Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia" pada hari pertama Pestarama 9.
“Mulai dari kostum, properti, make up, dan pemainnya sama rata bagus dan mantap semuanya,” ucap dosen PBSI UIN Jakarta, Dra. Mahmudah dalam wawancara.
Salah satu penonton yang juga merupakan orang tua dari seorang aktor mengungkapkan kesannya, "Saya terharu dengan pementasan tadi. Meskipun banyak anak-anak yang tampil, mereka sangat kompak dan menjiwai penampilan mereka. Setelah acara selesai, saya bangga dan merasa perjalanan jauh dari Bogor ke sini tidak sia-sia." (IN).