Prodi PBSI Gelar Bedah Skripsi guna Fasilitasi Mahasiswa PBSI dalam Menuntaskan Studi
Prodi PBSI Gelar Bedah Skripsi guna Fasilitasi Mahasiswa PBSI dalam Menuntaskan Studi

Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FITK gelar acara Bedah Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Jumat (8/12/23) di Teater Prof. Mahmud Yunus FITK.

Acara Bedah Skripsi ini merupakan terusan dari Bimtek Penulisan Skripsi yang telah diadakan dua pekan yang lalu. Pembahasan pada acara ini akan difokuskan kembali terkait hal-hal yang perlu diperhatikan saat menulis skripsi dari tiga bidang peminatan di PBSI, yakni pembelajaran, linguistik, dan sastra.

Ketua Prodi PBSI, Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan diadakannya acara Bedah Skripsi adalah supaya mahasiswa PBSI bisa menuntaskan studi dengan tepat waktu.

"Adapun tujuan acara ini agar kalian yang sudah banyak prestasinya dan membanggakan PBSI, tetapi kalau bisa studinya juga tepat waktu. Selain untuk mempercepat studi kalian, tetapi juga bisa selesai bersama-sama," ucap Ahmad Bahtiar. 

Narasumber yang diundang dalam Bedah Skripsi berasal dari alumni PBSI, di antaranya Suci Amalia, M.Hum. yang merupakan alumnus PBSI angkatan 2015, Dr. Dewi Yanti, M.Pd. yang merupakan lulusan pertama PBSI tahun 2006, juga hadir Sumiati, M.Pd. yang juga merupakan lulusan pertama PBSI tahun 2006.

WhatsApp Image 2023-12-11 at 14.27.32

Ketiganya membedah skripsi sesuai dengan bidang yang mereka tekuni dan membahas secara runtut skripsi yang ditelaah, mulai dari bab 1 hingga bab terakhir.

Suci Amalia yang saat ini tengah menjadi dosen di Institut Teknologi Tangerang Selatan, memaparkan bahwa bila mahasiswa PBSI yang mengambil peminatan sastra, mesti mempunyai asas kecurigaan yang besar supaya membantu dalam menguak fenomena di balik penelitian yang ditulis.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa penelitian yang kita tulis mestilah mempunyai relevansi atau saran untuk keadaan di zaman sekarang supaya terus memberi kebermanfaatan.

Lain dengan Suci, Dewi Yanti pada pemaparannya turut membedah skripsi linguistik secara rinci dan menerangkan di mana saja yang menjadi titik kesalahannya agar tidak terulang oleh mahasiswa PBSI. 

Ia juga menerangkan bahwa sejatinya tidak sulit untuk mencari masalah. Menurut dosen di Universitas Pamulang itu, masalah tidaklah dicari, melainkan mesti pintar dalam memotret fenomena yang terjadi. Mengetahui gap dari penelitian juga turut penting dalam menulis skripsi.

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Sumiati. Dosen di Institut Agama Islam Depok itu banyak memaparkan bagaimana esensi dari skripsi dengan bidang pembelajaran. Ia juga menggarisbawahi perbedaan dari rangkuman dan simpulan.

Menurutnya, simpulan merupakan narasi yang berasal dari pandangan dari si penulis serta ditulis menggunakan bahasa sendiri. Simpulan berisikan pandangan penulis dari data yang telah dipaparkan. 

Acara Bedah Skripsi diharapkan akan dibuat menjadi serial yang sifatnya berkelanjutan supaya diskusi dalam kepenulisan skripsi terus hadir untuk membantu mahasiswa PBSI semester 7 yang akan melakukan penelitian akhir (Selvia Parwati Putri).

Tag :