Ratna Sari Dewi: Kurikulum dan Peningkatan Skill adalah Komponen Penting Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris pada Masa New Normal Menuju Era 5.0
Ratna Sari Dewi: Kurikulum dan Peningkatan Skill adalah Komponen Penting Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris pada Masa New Normal Menuju Era 5.0

Auditorium Harun Nasution, BERITA FITK Online-  "Fenomena Covid-19 telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di mana pun di penjuru dunia. Transformasi terjadi hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan, dampak yang dialami yaitu adanya perubahan sistem kegiatan pembelajaran yang semula tatap muka menjadi tatap maya (online),” jelas Ratna Sari Dewi dalam pembukaan orasi ilmiahnya yang digelar di Auditorium Harun Nasution, Rabu (11/5/2022).

Saat Covid-19 melanda Indonesia, semua orang dan pemerintah berjuang melawan wabah yang sangat membahayakan itu. Banyak peraturan yang sudah dikeluarkan pemerintah, di antaranya PSBB, PPKM, Karantina mandiri, Physical Distancing, dan Lockdown/penguncian (pada daerah atau tempat tempat tertentu yang terdapat orang yang terpapar covid-19).

Ratna Sari Dewi menyampaikan, semua sektor kena imbas akibat terjadinya wabah Covid-19 tersebut termasuk di bidang pendidikan, penyesuaian kenormalan baru juga dilakukan. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan rencana untuk sementara waktu dengan menetapkan skenario sebagai tolok ukur Pendidikan di Era Kenormalan baru, yaitu dengan pembukaan institusi Pendidikan pada tahun akademik baru dan kembali melaksanakan pembelajaran secara daring jika ditemukan cluster baru Covid-19 dalam proses belajar mengajar. Namun demikian, menurut Ibu kelahiran Bukittinggi Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 01 Mei 1972 ada beberapa efek negatif penerapan pembelajaran daring di antaranya berakibat kepada sikap negatif siswa: kurangnya perhatian tutor/dukungan teknis yang buruk, sulit mengakses konten, kekhawatiran tentang keamanan atau privasi, koneksi internet yang lambat, kurangnya komputer siswa, sebagian besar belum siap baik dari sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.

Selanjutnya, Bundo sapaan akrab Ibu dua anak itu mengutip Febriansyah (2020), menurutnya, penggunaan online learning secara penuh memiliki kelemahan yaitu hanya memberikan kontribusi pada pengetahuan siswa/mahasiswa saja, peserta didik merasa terisolasi karena kurangnya interaksi dengan peserta didik lain dan tidak sefleksibel pembelajaran tatap muka, membutuhkan persiapan ekstra dari pihak guru dan siswa. Oleh karena itu, pemerintah dan institusi Pendidikan tinggi perlu memikirkan model pembelajaran yang efektif di masa krisis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk itu, kurikulum harus mampu menghadapi tantangan yang ada agar dapat beradaptasi dengan kondisi masa kini dan masa depan. Perlu kiranya menyiapkan infrastruktur yang memadai di setiap universitas untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program Pendidikan.

Peluang mahasiswa dan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris untuk menjawab tantangan- tantangan seperti diuraikan di atas tentunya harus segera disikapi dengan cepat, tepat dan cerdas.

“Dua dari banyak cara untuk menyikapinya adalah dengan merestrukturisasi kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris sesuai dengan perubahan zaman dan menyiapkan mahasiswa dengan kompetensi dan keterampilan untuk pekerjaan sampingan selain menjadi tenaga pendidik,” jelas Ibu lulusan S3 pada Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Ia melanjutkan, Kurikulum merupakan komponen penting dalam suatu program pendidikan, khususnya di Magister Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini merupakan tonggak awal dalam menerapkan rencana perbaikan pendidikan. Zapevalov dkk (2021). menyatakan bahwa efisiensi dan kesuksesan pelaksanaan suatu program pendidikan tergantung pada sejauh mana keseimbangan kurikulum (yang dipelajari mahasiswa di perguruan tinggi dan yang mereka butuhkan di masyarakat).

Menurut Ratna Sari Dewi, selain kurikulum yang harus ada restrukturisasi, juga pentingnya penggabungan metode pembelajaran blended learning dan hybrid learning. Blended learning merujuk pada berbagai strategi pengajaran yang menggabungkan instruksi tatap muka dengan individu dengan program pembelajaran berbasis komputer. Hybrid learning mengacu pada pencampuran lingkungan belajar, yaitu instruksi kelas tatap muka dan lingkungan online.

Poin penting terakhir yang Ratna Sari Dewi sampaikan adalah bahwa lulusan Pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya menjadi guru dan atau dosen. Tetapi mereka juga memiliki pekerjaan lainnya. Di antaranya dengan bekal kemampuan dan kecakapan Bahasa Inggrisnya, mereka juga dapat meniti karir menjadi content creator untuk video pembelajaran Bahasa Inggris, copy writer, content editor, translator, mentor pelatihan media berbasis teknologi, administrator web, dan lain sebagainya.

Akan tetapi peluang pekerjaan baru selain guru untuk lulusan pendidikan Bahasa Inggris tidak bisa bergantung pada kemampuan Bahasa Inggris lisan maupun tulisan saja. Untuk dapat bekerja di beberapa bidang pekerjaan lain tersebut, seorang lulusan pendidikan Bahasa Inggris juga harus memiliki kemampuan digital teknologi, informasi dan komputer yang cukup handal, agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan baru di masa new normal ini. Mengingat kemajuan zaman dan teknologi yang merubah beberapa aspek kehidupan menjadi online, lulusan pendidikan Bahasa Inggris yang sudah dibekali oleh kemampuan digital teknologi, informasi dan komputer tidak akan kaget akan perubahan tren dan teknologi di masa mendatang, bahkan mereka cenderung akan mudah mengikuti perubahan tersebut. (MusAm)