Sastra, Islam, dan Perlawanan Sunyi: Pestarama #10 Dedikasikan Panggung untuk Mohammad Diponegoro
Sastra, Islam, dan Perlawanan Sunyi: Pestarama #10 Dedikasikan Panggung untuk Mohammad Diponegoro

WhatsApp Image 2025-05-15 at 06.00.12

Aula SC, BERITA FITK Online- Rabu (14/5/2025), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar rangkaian acara Pekan Apresiasi Sastra dan Drama atau Pestarama yang telah memasuki tahun ke-10. Salah satu acara puncaknya adalah Seminar Nasional & Tribute yang tahun ini didedikasikan untuk mengenang dan mengkaji pemikiran Mohammad Diponegoro, sastrawan besar yang selama ini kurang mendapat sorotan.

Bertempat di Aula Student Center UIN Jakarta, seminar ini menghadirkan empat narasumber terkemuka: Kiai Cepu, Bambang Prihadi, Rahmat Hidayatullah, dan Mahwi Air Tawar. Acara dipandu oleh Rosida Erowati, M.Hum., dosen PBSI sekaligus pengampu mata kuliah Kajian Drama.

Seminar diawali dengan khidmat lewat pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Sambutan pembuka disampaikan oleh Rian Dwiyanto selaku Pimpinan Produksi Pestarama #10, yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh panitia dan dosen atas sinergi dan dedikasi mereka dalam menyukseskan rangkaian kegiatan Pestarama.

Sambutan selanjutnya datang dari Ketua Program Studi PBSI, Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum. Dalam pidatonya, beliau menegaskan bahwa Pestarama bukan sekadar ruang apresiasi seni, tetapi juga laboratorium praktik akademik bagi mahasiswa, guru, dan pelajar se-DKI. Ia berharap ke depan jangkauan acara ini dapat diperluas hingga mencakup wilayah Banten dan Jabodetabek.

“Selama satu dekade, Pestarama telah menumbuhkan antusiasme dari civitas akademika hingga komunitas budaya Ciputat. Kami berkomitmen untuk terus merawat warisan sastra dan budaya Indonesia melalui kegiatan ini,” ujar Dr. Ahmad Bahtiar, alumnus S-3 Universitas Sebelas Maret.

Wakil Dekan III FITK, Salamah Agung, M.A., Ph.D., turut mengapresiasi konsistensi PBSI dalam menggelar Pestarama. Ia menilai kegiatan ini bukan hanya menyenangkan, namun juga sarat nilai ilmiah. “Tiap tahun, ide-ide segar selalu muncul. Ini menjadi bukti bahwa kerja tim dan kreativitas mahasiswa terus berkembang,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III, Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., menyampaikan apresiasi dari pihak rektorat. Ia menyebut peran lembaga akademik seperti PBSI sangat vital dalam menjaga denyut sastra Indonesia, khususnya yang bernapaskan nilai-nilai Islam.

“Mohammad Diponegoro adalah sosok penting dalam kebudayaan kita. Namun apresiasi terhadapnya masih minim. Melalui Pestarama, Prodi PBSI telah menunjukkan inisiatif penting untuk mengangkat kembali pemikiran sastrawan seperti beliau ke ruang publik,” ujar alumnus McGill University, Montreal, Kanada itu.

Dengan semangat satu dekade, Pestarama #10 bukan hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga refleksi atas kontribusi sastra dan budaya dalam membentuk karakter bangsa.

WhatsApp Image 2025-05-15 at 06.00.12 (1)