Seminar OBSI UIN Jakarta 2022: Membangkitkan Minat Literasi di Era Digitalisasi

Gedung FITK, BERITA FITK Online- Departemen Bahasa dan Sastra, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengadakan seminar nasional yang bertema “Membangkitkan Minat Literasi di Era Digitalisasi”. Kegiatan tersebut dilangsungkan di Student Center UIN Jakarta pada Kamis, (3/11/22).
Kegiatan seminar diikuti oleh peserta Olimpiade Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2022, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan panitia Seminar OBSI 2022. Seminar Nasional OBSI berhasil mengundang Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. sebagai keynote speaker, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Narasumber yang didatangkan dalam seminar ini adalah Dr. Muh. Abdul Khak, M.Hum. selaku Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, dan Fauzan Al-Rasyid, selaku Senior Editor di Rusia Beyond, Brand Ambassador Eduka System, dan seorang pegiat bahasa.
Seminar OBSI 2022 mengulas betapa pentingnya meningkatkan literasi agar terwujudnya masyarakat yang terbuka dan toleran. Harapannya agar literasi pada masyarakat bisa meningkat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang terbuka.
Abdul Khak menjelaskan pula bahwa di era digitalisasi ini, untuk meningkatkan minat literasi, harus mengecek sumber-sumber digital yang disediakan oleh Badan Bahasa. Sumber-sumber tersebut dapat berupa aplikasi, seperti Halo Bahasa yang secara resmi Badan Bahasa meluncurkan aplikasi tersebut dengan menyediakan fitur-fitur pembelajaran bahasa. Selain itu, Badan Bahasa meluncurkan aplikasi UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia).
Aplikasi UKBI secara resmi dibuat oleh Badan Bahasa untuk seluruh warga Indonesia yang ingin mengetahui sejauh mana kemahirannya dalam berbahasa Indonesia. Di samping itu, Badan Bahasa pun membuat aplikasi lainnya, seperti Tesaurus dan BIPA Daring sebagai aplikasi digital untuk seluruh warga Indonesia belajar bahasa.
Selanjutnya, diskusi kedua dipaparkan oleh Fauzan Al-Rasyid. Ia memaparkan bahwa terdapat korelasi antara budaya membaca dengan masyarakat.
“Tolok ukur kemajuan serta peradaban suatu bangsa adalah budaya membaca yang telah mengakar pada masyarakatnya,” jelas Fauzan.
Di samping itu, pria yang sering membagikan konten kebahasaan di media sosial itu menyampaikan bahwa dalam meningkatkan literasi di era digitalisasi maka kita harus memanfaatkan teknologi.
Dalam memanfaatkan teknologi maka kita perlu memanfaatkan gawai yang kita miliki sekarang untuk mengakses informasi yang relevan. Selain itu, jadikan membaca berita sebagai kebutuhan setiap hari dan upaya pencegahan terpapar berita bohong.
“Membaca berita yang bermanfaat dan membaca berita dari sumber-sumber yang kredibel bisa dilakukan untuk tidak mudah termakan berita hoaks,” pungkas Fauzan. (Anisah Qotrunnada/ MusAm)
