SUJUD SYUKUR
Ahmad Thib Raya | Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |
Rezeki dari Allah telah dihamparkannya di seluruh pelosok bumi di dalam perut bumi, di permukaan bumi, di atas bumi, dan di mana-mana. Semua nikmat dan rezeki itu harus dicari dan diupayakan oleh manusia dengan berbagai macam cara dan usaha mereka, sehingga mereka dapat mencapainya.
Rezeki itu memang anugerah Allah swt. Ada orang yang sudah berupaya dengan segala cara, tetapi seringkali usahanya tidak menghasilkan hasil yang memuaskan baginya, bahkan gagal mencapainya karena beberapa hal atau alasan. Allah menganugerahkan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, dan tidak memberi kepada hamba yang tidak dikehendaki-Nya.
Rezeki, kalau tidak dicari, tidak akan didapat oleh manusia. Rezeki tidak akan datang sendiri tanpa usaha dan upaya. Upaya itu harus dilakukan, agar rezeki yang telah dihamparkan itu dapat dicapai. Walau demikian, harus diyakini bahwa kadang-kadang ada rezeki yang dianugerahkan Allah tanpa kita menduga darimana datangnya rezeki itu. Tiba-tiba ada yang datang mengantarkan rezeki, tanpa kita duga sebelumnya.
Hal ini seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah sabdanya, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Bakrah r.a., sebagai berikut:
عن أبي بكرة ( عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان إذا جاءه أمر سرور أو بشر به خر ساجدا شاكرا لله ) .
Dari Abu Bakrah r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya beliau, apabila menerima suatu berita yang menggembirakan atau mendapat kenikmatan, lalu beliau turun ke lantai untuk bersujud sebagai tanda syukur atas nikmat itu.
Sesuatu yang menyenangkan itu mencakup banyak hal, sesepeti berita tentang kelulusan dalam ujian, berita tentang kenaikan pangkat atau jabatan, atau mendapatkan nikmat atau rezeki secara tiba-tiba. Sebagai tanda syukur atas kedatangan rezeki dan nikmat secara tiba-tiba, maka disunnatkan untuk melakukan sujud syukur.
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan secara langsung setelah kita mendapat nikmat yang datang kepada kita, sebagai wujud tanda syukur atas nikmat itu. Sujud itu dilakukan tanpa wudu'. Yang penting temoat untuk bersujud itu bersih, fan suci untuk sujud. Sujud itu merupakan bahagian daripada ibadah. Jika Anda melakukannya, maka Anda akan dapat pahala.
Jadikanlah diri Anda manusia yang pandai bersyukur atas segala nikmat Allah, yang dianugerahkan Allah kepada Anda. Syukur itulah yang sanggup Anda lakukan sebagai wujud balasan Anda atas nikmat dan rezeki Allah itu. Semoga kita menjadi manusia yang pandai bersyukur. Aamiin. Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Taushiyah ditulisan dalam perjalanan dari kediaman di Matraman menuju Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis pagi, tanggal 9 Maret 2017.