Teknologi Harus Dikendalikan Nilai dan Etika: Pesan Prof. Abdul Mu’ti dalam Seminar Nasional FITK UIN Jakarta 2025
Teknologi Harus Dikendalikan Nilai dan Etika: Pesan Prof. Abdul Mu’ti dalam Seminar Nasional FITK UIN Jakarta 2025

WhatsApp Image 2025-05-06 at 11.17.48

Gedung FITK, BERITA FITK Online — “Teknologi memang hebat, tapi manusia tetap aktor utamanya,” demikian ditegaskan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, dalam paparannya pada Seminar Nasional FITK 2025 bertema “Transformasi Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan dan Implementasi Deep Learning untuk Inovasi Pembelajaran Abad 21”. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa (6/5/2025) secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pemaparannya yang sarat refleksi filosofis, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa teknologi pada awalnya adalah alat bantu ciptaan manusia, tetapi kini telah berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan, dalam beberapa aspek, teknologi seolah menjadi "organisme" sendiri yang mulai mengambil alih peran manusia. Ia mencontohkan penggunaan robot dalam layanan restoran dan hotel, serta penerapan kecerdasan buatan dalam berbagai sektor.

Namun, menurutnya, secanggih apapun teknologi, kendali tetap berada di tangan manusia. “Teknologi bisa membuat orang cerdas, tapi juga bisa membuat orang culas. Teknologi bisa mempercepat pekerjaan, tapi juga bisa mengurangi kemanusiaan,” ujarnya.

Lebih jauh, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan pentingnya penanaman nilai dan etika dalam penggunaan teknologi. Ia mengingatkan bahwa teknologi bukan hanya alat netral, tetapi berpotensi menjadi bencana jika tidak disertai dengan kesadaran etis. “AI tidak bisa menggantikan semua aspek kehidupan manusia. Bahkan bisa membuat manusia menjadi tidak cerdas karena terlalu dimanjakan,” ungkapnya, sembari menyoroti fenomena penggunaan kecerdasan buatan untuk membuat karya ilmiah instan yang berpotensi menggerus orisinalitas dan kejujuran akademik.

Ia juga menyoroti peran guru dan pendidik yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi. “Kehadiran guru tetap menjadi sentral dalam proses pendidikan karena pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter,” tegasnya.

Seminar ini merupakan agenda tahunan FITK UIN Jakarta yang diikuti oleh lebih dari 700 peserta dari kalangan dosen, alumni, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah. Sebanyak 70 judul artikel ilmiah juga dipresentasikan dalam forum ini. Kegiatan akan berlanjut pada Jumat, 9 Mei 2025, dengan pelatihan pembelajaran mendalam dan pelatihan pembuatan video pembelajaran. (MusAm)