519 Mahasiswa PPG LPTK UIN Jakarta Ikuti Pengukuhan Guru Profesional
519 Mahasiswa PPG LPTK UIN Jakarta Ikuti Pengukuhan Guru Profesional
Wisma Syahida Inn, BERITA FITK Online– Sebanyak 519 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Madrasah Dalam Jabatan (Daljab) Batch 1 Tahun 2023 Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengikuti Pengukuhan Guru Profesional pada Minggu, (5/11/2023) bertempat di Wisma Syahida Inn, Ciputat, Tangerang Selatan.
Diketahui, mahasiswa PPG Batch 1 Daljab Tahun 2023 yang mengikuti PPG di LPTK UIN Jakarta tercatat sebanyak 506 orang, dengan rincian 443 dinyatakan lulus dan 63 tidak lulus. Sementara, total peserta yang akan mengikuti pengukuhan guru profesional secara langsung sebanyak 468, sedangkan 51 peserta mengikuti daring melalui platform zoom dan kanal Youtube FITK UIN Jakarta.
Hadir dalam acara pengukuhan tersebut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdani, S.TP., M.T., PAI, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., Direktur Pendidikan Agama Islam, Drs. H. Amrullah, M.Si., Direktur GTK Madrasah, Dr. Muhammad Zain, M.Ag., Rektor, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., Sekretaris Panitia Nasional PPG, Dr. Musthofa Fahmi, M.Ed., Kabiro PK, M. Ali Irfan, M.M., Dekan, Prof. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., jajaran Wakil Dekan, tamu undangan, dan jajaran pengelola Prodi PPG.
Dalam laporannya, Dekan Siti Nurul Azkiyah menyampaikan selamat kepada seluruh mahasiswa PPG yang dikukuhkan sebagai guru profesional. Ia pun menyampaikan kepada para mahasiswa PPG, setelah dikukuhkan sebagai guru profesional, semakin banyak tanggung jawab yang diemban.
“Selaku pimpinan kami menyampaikan selamat kepada Bapak-ibu atas dikukuhkannya sebagai guru profesional. Dengan telah dikukuhkannya sebagai guru profesional, Bapak-ibu akan semakin banyak tanggung jawab yang akan diemban. Namun begitu, kami yakin bapak-ibu sejatinya sudah menjadi guru profesional dan kompeten di bidang masing-masing,” jelas Siti Nurul Azkiyah.
Ia kemudian menyampaikan maksud dari tema pengukuhan guru profesional kali ini yang mengusung tema “Meneguhkan guru profesional menyongsong Indonesia emas”.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, guru menjadi aktor terpenting dalam pendidikan. Kurikulum mau sebagus apa pun kalau guru tidak bisa memeberikan yang terbaik untuk siswanya tentu tidak akan bisa mengasih yang terbaik untuk anak didiknya. Guru menjadi aktor terpenting dalam keterampilan, kecakapan, daya kritis dan daya juang siswa,” terangnya.
Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., dalam amanatnya menyampaikan selamat kepada guru yang telah dikukuhkan sebagai guru profesional.
“Pertama, saya ucapkan selamat kepada Bapak-ibu yang baru saja dikukuhkan sebagai guru profesional. Karenanya, mulai hari ini Bapak-ibu resmi dan berhak menyandang gelar guru profesional dan berhak pula mendapatkan hak-haknya,” tutur Bapak kelahiran Menes, Lebak, Banten itu.
Rektor Asep kemudian menyampaikan empat pesan kepada peserta pengukuhan guru profesional LPTK UIN Jakarta. Pertama, Asep sapaan akrabnya meminta kepada guru profesional untuk membuat suasana interkasi di kelas dengan nyaman dan menyenangkan. Kedua, menurut Asep, profesi guru bukan berorientasi pada materi namun lebih kepada pengabdian. Ketiga, guru mendapatkan amanah oleh agama dan negara sebagai agen perubahan. Keempat, guru adalah profesi yang mulia, oleh karena itu menurutnya, peserta yang dikukuhkan hari ini harus bangga dan mencintai profesi guru.
Selanjutnya, Rektor Asep minta tolong kepada para guru untuk tidak menganggap kenakalan anak didik sebagai kenakalan yang disikapi secara berlebihan. Menurutnya, peserta didik bersikap nakal karena ingin mendapat perhatian lebih dari gurunya.
“Tolong..tolong..tolong tahan diri untuk marah. Tolong..tolong..tolong tahan diri untuk berbuat sesuatu yang amoral. Dan jangan sampai menyampaikan kata-kata yang menyakitkan karena akan membekas di hati peserta didik,” jelasnya.
Direktur PAI, Drs. H. Amrullah, M.Si., menekankan komitmen kepada peserta pengukuhan sebagai guru profesional. Alumni Tadris Matematika FITK UIN Jakarta itu mengingatkan hak dan tanggung jawab sebagai guru profesional. Ia meminta guru untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Amrullah pun menyinggung bonus demografi yang akand dihadapi Indonesia. Oleh karena itu menurutnya, guru tidak boleh pasif, guru harus terus meningkatkan kompetensinya.
Dalam kata penutupannya, Amrullah menyampaikan pantun.
“Beli baju di pasar Ciputat, motifnya bagus harganya mahal, wahai bapak-ibu guru yang moderat jadilah guru yang hebat dan profesional,” tutupnya dengan disambut tepuk tangan peserta pengukuhan.
Sementara itu, Direktur GTK Madrasah, Dr. Muhammad Zain, M.Ag., menyampaikan cerita mengenai kerja sama dengan Profesor Yohanes Surya dalam program Madrasah Pandai Berhitung dengan Metode Gasing.
“Metode Gasing adalah metode pembelajaran yang diperkenalkan oleh Profesor Yohanes Surya. Bagaimana caranya anak-anak yang tidak suka matematika, sains, kemudian bisa menyukainnya hanya dalam waktu singkat yaitu dua minggu,” ceritanya.
Menurutnya, Kementerian Agama sudah melaunching program itu dan berhasil.
“Ada 100 anak tidak suka matematika dan 50 guru yang tidak semuanya berlatarbelakang guru matematika bekerja sama mempraktikkan teori ini yang selama 20 tahun dipraktikkan oleh Profesor Yohanes Surya. Dan berhasil,” jelasnya.
Lalu ia bertanya kepada Profesor Johanes Surya, kenapa dengan waktu yang sangat singkat bisa terjadi. Apa jawaban Profesor Johanes Surya? “saya mengaktifkan hippocampus di otak anak-anak itu,” terang Zain mengulangi kata-kata Profesor Yohanes Surya.
Menurut Zain, Hippocampus adalah adalah kondisi bahagia asyik, dan menyenangkan. Maka seseorang akan mengalami proses kognitif yang maksimal. Sebaliknya, jika anak-anak mengalami kondisi tertekan dan depresi, maka hippocampus anak itu akan menciut, mengecil dan akan susah menerima pembelajaran.
“Dalam konteks ini, guru harus memberikan suasana nyaman dan menyenangkan untuk peserta didiknya dan berani menembus batas-batas sehinggga dapat berinovasi dan berkreativitas. Kalau guru tidak berani melakukan inovasi dan kreativitas maka guru akan ditinggalkan siswa,” jelas Zain yang juga dosen Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta itu.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., menyampaikan selamat kepada peserta pengukuhan. Menurutnya, momen seperti ini adalah momen puluhan tahun yang ditunggu-tunggu oleh para guru. Kemudian ia menyampaikan ucapan selamtanya dengan sebuah pantun.
“Pak Mamat pergi ke Kendal, Bu Ara pergi ke Sawangan. Selamat kepada guru profesional, semoga segera menerima tunjangan. Kalau anda suka minum jamu, jangan lupa mengaduk pakai kayu, mungkin baru kali ini Bapak-ibu dengan bapak Dirjen bertemu, tapi percayalah, Pak Dirjen dan saya I love you,” pungkasnya disambut riuh gemuruh peserta pengukuhan.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdani, S.TP., M.T., menyampaikan selamat dan rasa syukurnya bisa menghadiri acara pengukuhan guru profesional di LPTK UIN Jakarta.
“Ibu dan bapak yang saya hormati, hari ini adalah hari yang membahagiakan karena ibu dan bapak memasuki ranah pengakuan (rekognisi) negara melalui pengukuhan sebagai guru profesional. Oleh karena itu, saya menyampaikan tahniah selamat buat ibu dan bapak apalagi masa penantiannya yang sangat panjang bahkan ada yang mendekati 20 tahun pengabdian dan saya mendengar juga ada yang tinggal dua tahun masa pengabdian,” terang Ali Ramdani.
Pihaknya berjanji akan melakukan upaya-upaya agar persoalan sertifikasi guru segera teratasi.
“saat ini kita mencoba merefleksikan melalui pengukuran-pengukuran yang lebih objektif dan tidak berbasis pada nilai-nilai ujian tetapi juga hal lain termasuk kesabaran, ketangguhan dalam melakukan ujian.
Di akhir sambutannya, Dirjen Ali Ramdani berharap kepada guru profesional agar mempertajam potensi diri dan berkhidmat sebaik-baiknya kepada murid dan masyarakat. (MusAm)