AGAR HUBUNGANMU DENGAN BADANMU BAIK (6) Jangan Sombong, Merendahlah
AGAR HUBUNGANMU DENGAN BADANMU BAIK (6) Jangan Sombong, Merendahlah

Sombong, yang dalam bahasa Arab disebut takabbur, adalah suatu sikap yang menunjukkan keangkuhan diri seseorang terhadap orang lain karena merasa memiliki kelebihan yang lebih daripada orang lain.

Sombong atau takabbur itu pada hakikatnya, suatu sikap di mana seseorang berusaha membesar-besarkan dirinya karena merasa memiliki kelebihan itu, yang pada hakikatnya dia pun tidak memiliki kelebihan yang berarti dibandingkan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

Banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi sombong. Di antaranya adalah karena merasa memiliki jabatan yang tinggi, merasa memiliki harta yang banyak, merasa memiliki kedudukan soaial yang tinggi, merasa memiliki keturunan yang hebat, dan merasa memiliki kelebihan-kelebihan lain. Hal-hal seperti akan memici lahirnya sikap sombong.

Sikap sombong ini akan menyebabkan seseorang melupakan banyak hal. Yang pertama di melaupakan dirinya. Dan kalau sikap sombong itu berjalan dan berkembang terus, maka dia akan melupakan orang lain. Lalu dia melupakan nikmat-nikmat Alalah yang ada pada dirinya. Jika sikap ini berkembang terus, lalu akhirnya dia melupakan Allah sebagai penciptanya, pencipta manusia, dan pemberi semua nikmat yang ada pada dirinya.

Tahukah Anda akibat buruk dari sikap sombong itu bagi diri Anda? Akibat sombong itu berdampak pada hati (jantung) Anda. Hati (jantung) setiap manusia berukuran sama dengan ukuran kepalnya. Kalau kepalnya besar, maka sebesar itu pula besarnya hatinya. Kalau kepalnya kecil, maka sekecil itu pula ukuran hatinya. Hati adalah pusat perderan darah ke seluruh tubuh. Darah yang mengalir dalam diri manusia, keluar-masuk dari hati itu.

Ketika orang bersikap sombong, hatinya yang kecil itu, seakan-akan dipaksa menjadi lebih besar dari aslinya. Sebab, ketika seseorang bersikap sombong, peredaran darah yang ada di dalam hatinya lebih kencang dari biasanya. Kencangnnya perderan darah menyebabkan hati itu bertambah besar. Perderahan darah yang lebih kencang itu menyebabkan timbulnya desakan dalam peredaran darah itu.

Kalau Anda selalu menjadi orang yang sombong dan Anda selelu menunjukkan sikap itu kepada orang lain, maka pada saat itulah hati-hati Anda dipaksa menjadi besar karena desakan-desakan darah yang ada di dalam jantunya Anda. Ini berarti bahwa sikpa sombong itu tidak hanya mempunyai dampak keluar yang menyebabkan kita lupa diri, lupa orang lain, lupa nikmat, dan lupa Allah, tetapi juga berbahaya bagi hati (jantung) Anda secara ke dalam.

Orang yang sombong tidak akan mampu menjaga hubungan yang baik dengan dirinya. Orang yang sombong pada hakikatnya adalah orang merusakn dirinya sendiri. Orang yang sombong juga tidak mampu menjaga hubungan yang baik dengan orang lain. Sebab, kesombongan itu adalah sikap yang tidak disukai oleh orang lain. Kalau Anda mulia bersikap sombong, maka pada saat itu orang lain mulai tidak menyukai Anda. Kalau Anda selalu bersikap sombong, maka begitu banyak orang yang jauh dari Anda karena ketidaksukaannya terhadap sifat sombong Anda.

Dari sinilah, mungkin Rasulullah menyatakan bahwa: “Seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar satu biji gandum, maka dia tidak akan pernah bisa masuk surga.” Agar kesombongan seseorang tidak berlanjut dan berkembang terus, maka Rasulullah menyuruh kita untuk sombong di hadapan orang yang somnbong. Kata beliau “Sombong di hapadan orang sombong adalah sedekah.”

Karena itu, jagalah hubungan Anda yang baik dengan badan Anda, tidak tidak bersikap sombong. Bersikap merendahlah (ber-tawadhu’-lah) walau Anda memiliki banyak kelebihan dalam hal jabatan, ilmu, kedudukan, keturuna yang hebat, dan status social yang tinggi. Kalau Anda bersikap merendah kepada orang lain, maka kelebihan yang ada pada Anda tidak akan pernah turun dan berkurang sedikit pun.

Salah satu cara agar Anda bertawadhu’ (merendah) atau tidak sombong adalah dengan cara Anda merasa bahwa sebenarnya Anda tidak memiliki kelebihan apa pun, meskipun dalam kenyataannya Anda memiliki banyak kelebihan. Sikap merasa tidak memiliki banyak kelebihan itu akan menyebabkan Anda bersikap tawadhu’.

Semoga ada manfaatnya dan semoga kita mampu melatih dan menjaga hubungan baik dengan badan kita dengan sikap tawadhu’ (merendah), tidak bersikap sombong. Aamiin. Walaahu a’lam bi al-shawaab. Jakarta-Matraman, Sabtu pagi, tanggal 24 September 2016.

[page_visit_counter_md id="1532"]