APA YANG CINTA BUTUHKAN? (2)
APA YANG CINTA BUTUHKAN? (2)

Cinta, seperti yang kita kemukakan kemarin membutuhkan pengetahuan dan ilmu yang membawa kepada pemahaman dan pengertian. Di samping itu, untuk menghadikran cinta yang ada di dalam diri sang pencinta, dan yang dicintai sehingga terjadi saling mencintai, harus ada usaha-usaha yang harus dilakukan. Usaha itu tidak hanya usaha sedehrha, tetapi usaha yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, berkelanjutan, dan berkesinambunga. Tanpa usaha itu, cinta tidak akan terwujud.

Saya akan memberikan beberapa contoh. Seorang remaja, pemuda atau pemuda yang akan menjalin cinta dengan temannya, harus melakukan usaha agar dia dapat mencintai seseorang yang akan dicintainya. Dia berusaha mendekatinya dengan berbagai macam cara sehingga cinta yang ada di dalam hatinya dapat terwujud dengan temannya.

Mungkin pertama kali, dia mengajak temannya itu untuk jalan-jalan, atau mengajak dia main-main ke rumahnya, atau dengan memberikan sebuah hadiah yang menarik bagi temannya itu. Atau dia menunjukkan kepada temannya semuah perhatikan khusus yang dapat menyambaungkan jalinan cinta dengannya, dan mengantarkannya untuk mencintainya. Sebalaiknya yang dicintai, agar dia dapat membalas cinta yang menyintainya harus melakukan upaya juga.

Untuk sampai kepada cinta yang membahagiakan di dalam kehidupan sebuah rumah tangga antara suami dan isteri perlu ada upaya yang harus dilakukan. Untuk mencapai pintu gerbang sebuah rumah tangga, ada sejumlah upaya yang harus dilakukan oleh setiap orang dari pasangan itu. Upaya yang dilakukan itulah yang dapat mengantarkan mereka memasuk gerbang rumah tangga.

Untuk meneruskan cinta mereka yang membahagiakan dalam rumah tangga harus dilakukan upaya bersama-sama antara suami dan isteri. Suami melakukan tugasnya, demikian pula sang isteri. Cinta yang telah terjalin dalam sebuah tangga boleh jadi goyah, goncang, dan bahkan putus, kalau salah satu di antara anggota pasangan itu tidak melaksanakan usaha untuk melanggengkan cintanya dengan melaksanakan tugas masing-masing dengan baik.

Tidakkah kita pernah mendengar atau melihat suami menceraikan isterinya karena isterinya tidak menjaga rumah tangga suami. Sebaliknya, ada isteri yang meminta cerai dari pengadilan karena suami tidak dapat memberi nafkah kepada isterinya akibat tidak ada usaha yang dilakukannya. Atau ada isteri meninggalkan suami gara-gara isteri merasa bahwa suaminya tidak melakukan usaha untuk melahirkan kebahagiaan bagi dirinya dalam rumah tangga.

Untuk sampai kepada cinta tahapan cinta yang menyelamatkan, yang terjalin antara Anda dengan Rasulullah, maka Anda harus melakukan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha apa yang harus dilakukan? Anda, misalnya, memulai usahanya dengan memahami dan mempelajari sosok Rasulullah sebagai panutan dalam hidup Anda, mempelejari sejarah hidupnya, mempelajari ucapannya, sikapnya, dan perbuatannya yang telah ditunjukkannya di dalam sunnahnya.

Bertambah banyak Anda berusaha memahami tentang sosoknya melalu pelajaran dan bacaan yang banyak tentang sunah-sunahnya, maka cinta Anda kepada Rasulullah bertambah meningkat.

Demikian pula ketika Anda ingin menjalin cinta dengan Allah, cinta yang dapat menenangkan dan menguntungkan bagi Anda. Ketenangan di dalam diri Anda tidak mungkin akan tercapai dan terwujud apabila Anda tidak melakukan usaha untuk mewujudkan ketenangan itu. Bagaimana Anda bisa beruntung dan mendapatkan keuntungan dalam hal apa saja kalau Anda tidak melakukan upaya dan usaha untuk itu.

Usaha yang harus Anda lakukan untuk mencintai Allah adalah melaksanakan semua yang diwajibkan Allah dan meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah. Kalau Anda melaksanakan usaha itu secara berkelanjutan, maka cinta Anda kepada Allah juga berkelanjutan. Bertambah tinggi ketaatan Anda dalam menjaga semua kewajiban itu, maka bertambah tinggi pula cinta Anda kepada Allah. Usaha ini berupa usaha agar Anda mencintai-Nya. Allah belum mencintai Anda dalam tataran ini.

Lalau apa usaha yang harus dilakukan agar cinta kepada Allah dibalas oleh Allah untuk mencintai Anda? Usahanya adalah dengan melaksanakan semua yang disunantkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bertambah banyak amal sunnat yang Anda lakukan bertambah banyak pula kadar cinta Allah kepada Anda. Sedikit amal sunat yang dilakukan, maka sedikit pula kadar cinta Allah yang Anda terima.

Kalau tidak ada amal sunnat yang Anda lakukan, maka jangan harap cinta Allah akan datang kepada Anda, dan tidak akan terjalin cinta antara Allah dengan Anda. Kalau Anda melaksanakan amal sunnat secara berkelanjutan, walau amal itu kecil, dan bertambah tinggi amal sunat itu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka kualitas cinta Allah kepada Anda juga meningkat.

Upaya yang lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam memulai cintai dan menjalani cinta adalah berdoa. Doa adalah upaya yang terkahir yang harus dilakukan agar cinta yang menyenangkan, cinta yang membahagiakan, cinta yang menyelamatkan, dan cinta yang menenagkan dan mengutungkan itu, dapat terjalin terus.

Sebab, bagaimana pun, cinta itu bercokol di dalam hati. Hati adalah tempat cinta. Kalau tempatnya goyang, maka cinta pun goyang. Itulah sebabnya kita selalu berdoa: “Wahai yang membalik-balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu dan tetap pula hatiku untuk senantiasa taat kepada-Mu. Tetapkanlah hatiku, Ya Allah, untuk senantiasa mencintaimu, dan Engkau mencintai aku.”

Cinta dalam kategori apa pun membutuhkan usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan kontinyu oleh setiap pincinta sehingga cinta itu dapat dicapai dan terjalin dengan baik. Berbahagialah mereka yang menggapai cinta, yang telah menjalin cinta. Sebab, cinta membawa keindahan, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, dan keuntungan melalui usaha yang sungguh-sungguh dan doa.

Selamat beramal dan berusaha untuk cinta. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk dapat senantiasa melakukan usaha untuk melanggengkan cinta, yang dapat akhirnya melanggengkan kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan dalam hidup, di dunia dan di akhirat. Aamiin. Wallaahu a’lam bi al-shawaab. Jakarta-Matraman, Rabu pagi, tanggal 19 Oktober 2016.

[page_visit_counter_md id="1781"]