Bincang Budaya Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional Buktikan Musik adalah Suara Spiritual
Bincang Budaya Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional Buktikan Musik adalah Suara Spiritual


Untuk menutup rangkaian acara Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar Tribute untuk Jamal D. Rahman yang merupakan sastrawan sekaligus budayawan muslim Ciputat. Ini diselenggarakan pada Sabtu (28/10/23) di Aula Student Center UIN Jakarta. 

Selain mendengarkan testimoni dari sahabat dekat Jamal D. Rahman, rangkaian acara juga diwarnai bincang budaya dengan tema "Musik, Sastra, dan Kebudayaan Islam".

Narasumber yang dihadirkan yakni Dr. Rahmat Hidayatullah, S.S., M.A. yang saat ini tengah menjadi dosen Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, sekaligus peneliti di Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia.

Rahmat memaparkan bahwa musik adalah gabungan antara elemen jasmani dan rohani. Selain itu, seni sifatnya nonrepresentasional atau suara rohani.

Pria yang meraih gelar S-3 Kajian Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta itu mengungkapkan bahwa sejatinya musik adalah suara spiritual. Ia juga memberikan contoh bahwa Walisongo menjadikan musik sebagai media dakwah.

Menurutnya, terkadang seseorang mendefinisikan musik sebagai suatu sebab orang tersebut makin jauh kepada Sang Khalik. Padahal, para sufi menjadikan musik sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Ia juga membagikan fakta bahwa musik Arab terdapat 17 tangga nada karena mengenal nada seperempat. Lain dengan musik Barat yang tidak mengenal nada seperempat. Dan salah satu penyanyi yang bisa menyanyikan nada semperempat adalah bernama Ummu Kulsum. 

Penulis buku Panduan Literasi Digital bagi Guru Madrasah itu menyimpulkan bahwa orang yang tidak tergerak atau tersentuh hatinya karena musik maka orang tersebut memiliki penyakit hati yang tidak ada obatnya. 

Di akhir diskusi, ia juga mengajak seluruh penonton menyenandungkan selawat Mahalul Qiyam dengan menunjukkan kebolehannya dalam bermain gitar dan membuat seluruh sorot mata penonton tertuju pada setiap petikannya. (Selvia Parwati Putri)

Tag :