BOLEH JADI, PASANGANMU ADALAH MUSUHMU
Ahmad Thib Raya | Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |
Suami-isteri, seperti yang tekah dikatakan dalam uraian sebelumnya, adalah belahan jiwamu, yang kemudian dipertemukan oleh Allah dalam satu ikatan untuk hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Lalu Allah mengikat pasangan itu dalam tali-tali pengikat, tali cinta, tali kasih, tali sayang dan tali amanat.
Meskipun pasangan suami-isteri itu sudah hidup dalam sebuah ikatan pernikahan, tetapi tidak jarang terjadi, bahwa salah satu dari pasangan itu menjadi musuh bagi yang lainnya. Suami menjadi musuh bagi istrinya, atau isteri menjadi musuh bagi suaminya. Hal itu telah diingatkan oleh Allah di dalam QS. Al-Taghaabun [64]: 14:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوٰجِكُمْ وَأَوْلٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿التغابن:١٤
14. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menegaskan kepada pasangan suami-isteri yang beriman bahwa sesungguhnya boleh jadi di antara pasangan mereka, suami atau isteri adalah musuh bagi pasangannya di dalam ikatan pernikahan itu. Lalu Allah memperingatkan kepada pasangan, suami dan isteri agar berhati-hatilah terhadap pasangan seperti itu.
Mengapa bisa terjadi, pasangan itu menjadi musuh? Pasangan kita bisa menjadi musuh, apabila salah satu pasangan itu tidak menjalankan perintah Allah dan bermaksiat keoada-Nya. Lalu kamu ikut-ikutan melakukannya. Atau boleh jadi pasanganmu itu mendorong kamu untuk berbuat perbuatan yang dilarang oleh Allah. Dari dorongannya itu, lalu lalu engkau mengikuti dorongannya itu. Lalu dia terjerumus ke dalam perbuatan jahat atau perbuatan maksiat.
Dalam kehidupan kita, tidak jarang terjadi suami mendorong isteri untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah. Demikian pula sebaliknya, isteri mendorong suaminya untuk melakukan perbuatan yang dilarang. Sebab, boleh jadi salah satu pasangannya mendorong pihak lain, suami atau isteri untuk melakukan perbuatan yang dilarang, misalnya mencuri, merampok, berkorupsi, demi mencapai materi keduniaan dan untuk mencapai kemewahan hidup.
Wahai para isteri, berhati-hatilah dengan suamimu. Sebab boleh jadi suamimu dapat mendorong kamu untuk berbuat maksiat, dapat menjerumuskan kamu ke dalam perbuatan dosa dan perbuatan yang melanggar ketentuan Allah. Jika hal itu terjadi, maka engkau akan menjadi manusia yang sangat merugi di dunia dan akhirat. Lebih baik hidup sederhana dengan rezeki yang halal, daripada hidup mewah dengan harta yang haram.
Wahai para suami, berhati-hati pulalah dengan isterimu. Kadang kala ada suami yang sangat takut kepada isterinya. Karena itu, segala yang diinginkan oleh isterinya diikutinya secara membabi buta, tanpa pikir, tanpa merasa bahwa apa yang didorongkan oleh isterinya itu adalah perbuatan yang dilarang Allah.
Suami harus berhati-hati, karena boleh jadi isterimu mendorong kamu untuk berbuat maksiat, dapat menjerumuskan kamu ke dalam perbuatan disa dan perbuatan melanggar aturan Allah. Banyak juga isteri yang tergoda dengan kemewahan dunia, dan untuk mencapainya, maka dia perintahkan suaminya untuk berbuat yang melanggar dengan mengambil hak orang lain yang bukan haknya.
Bukan hanya dalam materi, suami-isteri dapat musuh bagi pasangannya. Bahkan, keduanya boleh jadi menjadi musuh dalam soal akidah dan keyakinan. Hal ini telah ditunjukkan oleh Allah di dalam beberapa kisah di dalam Al-Qur'an. Tentang kisah ini, akan saya uraikan dalam uraian saya besok.
Jangan lupa, selalulah meminta kepada Yang Maha Mengatur, Allah swt agar kita terhindarkan dari pasangan yang menjadi musuh bagi kita. Semoga peringatan Allah di dalam ayat di atas dapat menjadi perhatian kita agar kehidupan rumah tangga dalam perkawinan kita menjadi rumah tangga yang sakinah, di dunia dan akhirat. Semoga pasangan kita tidak menjadi musuh bagi kita, tetapi menjadi penyelamat dalam kehidupan kita. Aamiin. Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Hotel Redtop Pecenongan, Jakarta, Sabtu pagi, tanggal 25 Maret 2017.