CINTA YANG DAPAT MEMBAHAGIAKAN
Cinta yang paling indah yang terjalin di antara manusia adalah cinta yang dapat membahagiakan. Cinta dalam kategori ini adalah cinta yang terjalin antara suami dan isteri dalam ikatan perkawinan yang sah dalam sebuah rumah tangga.
Cinta seperti ini diawali dengan cinta yang menyenangkan yang terjadi pada saat mereka berpacaran atau menjalin hubungan cinta di antara mereka. Kemudian mereka jaga tali cinta mereka itu dengan baik sampai mereka memasuki pintu gerbang rumah tangga. Pintu gerbang rumah tangga itulah yang disebut dengan akad pernikahan.
Akad nikah yang terjadi di antara mereka tidak hanya membawa kebahagiaan bagi kedua pasangan pengantin, tetapi juga membawa kebahagiaan bagi kedua orang tua mereka masing-masing, serta jebahagiaan bagi semua keluarga besar kedua pengantin. Itulah sebabnya, maka ketika terjadi akad pernikahan dan resepsi pernikahan mereka datanglah ucapan selamat yang sangat membahagiakan, dari berbagai pihak, dari kawan, dari kerabat, dari teman karib, dari atasan, dari bawahan, dan bahkan dari seluruh relasi. Tidak ada ucapan yang mereka sampaikan kecuali satu, yaitu "Selamat Berbahagia atas Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan."
Kedua mempelai sangat berbahagia karena cinta yang menyenangkan dari mereka yang selama ini terjaga dan terjalin dengan baik telah mengantarkan mereka ke pintu gerbang rumah tangga dan terwujud dalam bentuk ikatan yang kokoh, yaitu ikatan pernikahan, dan telah membawa mereka untuk hidup bersama dalam sebuah rumah tangga yang penuh dengan cinta, kasih, sayang, dan tanggung jawab.
Kedua orang tua dari masing-masing kedua mempelai/pengantin menjadi sangat berbahagia dengan berlangsungnya semua rangkaian acara pernikahan ini, karena mereka merasa bahwa salah satu tugas dan mewajiban mereka sebagai orang untuk menikahkan anaknya telah tercapai dan terwujud.
Memang, menikahkan itu salah satu kewajiban dari kedua orang tua. Rasulullah, panutan kita bersabda: "Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mengazankan dan mengiqamatkan anaknya ketika lahir, mengaqikahkan anaknya pada saat berusia tujuh hari disertai pemberian nama yang baik, mengajarkan anaknya ilmu, dan menikahkan mereka dengan calin suami/isterinya. Itulah tuntunan Rasulullah untuk itu sebagai orang tua.
Semua keluarga dari kedua mempelai/pengantin menjadi sangat berbahagia pula menyaksikan keluarga mereka yang diakadnikahkan dalam suasana yag sangat sakral, lalu bersanding di atas pelaminan bagaikan raja dan ratu sehari, yang sedang duduk dengan segala kebesarannya di atas singgasana yang megah yang disalami dan didoakan oleh semua undangan, baik ucapan selamat secara langsung oleh yang hadir, maupun ucapan selamat dalam bentuk karangan bunga.
Cinta mereka yang membahagiakan itu harus juga mereka jaga dan pelihara dengan baik sejak terjadinya akad nikah itu hingga kapan pun dalam semua masa mereka hidup bersama dalam rumah tangga. Sebab, setelah mereka nikah, kehidupan perkawinan mereka bukan tanpa gangguan, bukan tanpa godaan. Godaan dan gelombang hidup mereka banyak. Ada yang datang dari arah depan, belakang, samping kiri, dan sampaing kanan mereka, dan bahkan mungkin dari atas dan dari bawah.
Jika pasangan suami/isteri telah sanggup menjaga cinta yang membahagiakan itu sejak awal hingga akhirnya, maka ada sekian banyak kebahagian yang lahir dari mereka setelah itu. Ketika anak pertama lahir, muncullah kebahagian kedua. Ketika anak kedua lahir, muncullah kebahagian ketiga, demikian seterusnya kebahagian yang mereka alami. Pasangan itu sangat berbahagia dengan segala suasana yang dijalani dengan putra-putri mereka. Canda, tawa, ucapan, dan kecriaan anak-anak mereka sangat memabahagiaka mereka.
Ketika semua anak mereka tamat sekolah, meraih sarjana, Magister, Doktor, Profesor, atau apa pun yang diraih oleh putra dan putri mereka, lahirlah berbagai kebahagiaan yang sangat luar biasa. Semua itu membawa kekekalan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Namun demikian, pada saat-saat tertentu mereka kecewa karena putra dan putri mereka melakukan hal-hal yang mereka tidak inginkan dan tidak harapkan.
Yang jelas adalah bahwa cinta yang dapat membahagiakn itu adalah cinta yang lahir dari perkawinan dan dalam kehidupan berumah tangga. Raihlah cinta yang membahagiakan itu. Sebab, cinta yang seperti ini akan melahirkan berbagai kebahagian yang banyak dalam kehidupan Anda.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menjadikan anak kita mencapai cinta yang membahagiakan atas izin dan rahmat Allah swt, dan melahirkan berbagai kebahagiaan bagi kita. Semiga kita pun mampu mewujudkan cinta yang membahagiakan itu dalam kehidupan rumah tangga kita. Aamiin.
Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Taushiyah ini ditulis di dalam pesawat KLM Flight KL0809 dalam penerbangan dari Amsterdam menuju Jakarta, Rabu pagi, tanggal 12 Oktober 2016. Dishare di Kuala Lumpur Internasional Airport, pukul 15:00 waktu Malaysia.
[page_visit_counter_md id="1718"]