CINTA YANG DAPAT MENENANGKAN DAN MENGUNTUNGKAN (1)
CINTA YANG DAPAT MENENANGKAN DAN MENGUNTUNGKAN (1)

Cinta yang dapat menenangkan dan menguntungkan adalah cinta yang terjalin antara seorang hamba dengan Tuhannya, Allah swt. Cinta kategori ini adalah cinta yang paling tinggi dan paling baik dari semua cinta yang dialami oleh setiap manusia. Cinta ada cinta yang paling baik selain daripada cinta ini. Cinta ini tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Cinta ini akan kekal dan abadi selamanya, mulai dari dunia ini hingga akhirat kelak. Cinta ini akan kekal bersama cinta yang dapat menyelamatkan, yaitu cinta kepada Rasulullah.

Cinta kepada Allah dan kepada Rasulullah harus terwujud secara bersama-sama. Hal ini seperti yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya di dalam firman Allah di dalam QS. Ali Imran [3]: 31:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣١ 31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Mungkin ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin seorang hamba dapat menjalin cinta dengan Allah swt, khaliknya, pada hal Dia tidak dapat dilihat dan tidak akan pernah dilihat?” Cintamu kepada sesuatu yang dapat dilihat, seperti cintamu kepada materi, dan cintamu kepada sesame manusia adalah cinta yang rendah tingkatannya karena cinta ini bersifat semu. Cinta yang semu itu dapat dipisahkan oleh waktu, tempat, dan keadaan. Cinta yang semu dapat menjadikan seseorang menjadi puas pada saat dia bertemu dengannya.

Adapun cintamu kepada yang Maha Agung, Yang Maha Disembah, Zat yang tidak akan pernah engkau lihat, adalah cintamu yang paling tinggi. Cinta yang terjalin antara dirimu dengan zat yang tidak pernah engkau lihat itu yang membuat engkau selalu penasaran untuk mencintainya. Sebab, dengan tidak melihat-Nya cintamu akan bertambah tinggi kepada-Nya. Engkau tidak akan pernah puas dengan cintamu kepada-Nya, selama engkau belum lihat zat yang engkau cintai itu.

Bagimana cara mewujudkan cintamu kepada sang khalik dan bagaimana pula Allah mencintaimu? Cara engkau mewujudkan cintamu kepada Allah begitu gampang dan mudah, yaitu dengan cara melaksanakan semua yang diwajibkan, dan meninggalkan semua yang diharamkan oleh Allah. Kalau engkau sudah melaksanakan yang telah diwajibkan, dan meninggalkan semua yang diharamkan oleh Allah kepadamu, maka engkau sudah mencintai Allah. Ini baru cinta sepihak. Engkau sudah mencintai Allah, tetapi Allah belum mencintaimu.

Lalu bagaimana cara agar Allah mencintaimu? Caranya juga begitu gampang dan mudah, yaitu dengan cara engkau melaksanakan semua disunnatkan oleh Allah dan rasul-Nya, dan meninggalkan yang dimakruhkan oleh keduanya. Kalau Anda sudah melaksanakan hal ini, maka cinta Allah akan terjalin denganmu. Memang, menjalin cintamu dengan Allah dan cinta Allah kepadamu, mudah diucapkan, mudah disebutkan, tetapi sulit untuk dilakukan dan diwujudkan. Tetapi, jika kedua hal ini sanggup Anda wujudkan, maka Anda akan menikmati cintamu dengan Allah dan cinta Allah denganmu dengan kenikmatan yang tiada taranya. Cinta kategori ini akan menguntungkan bagimu di dunia dan di akhirat sekaligus.

Engkau harus lebih dahulu menyatakan cintamu kepada Allah, baru engkau dicintai Allah. Allah tidak mungkin mencintamu lebih dahulu sebelum engkau mencintai-Nya. Kalau engkau tidak pernah melaksanakan kewajiban yang telah diwajibkan oleh Allah atas dirimu, jangan harap engkau dapat mencintai Allah. Kalau engkau melakukan yang diharamkan Allah, engkau tidak akan pernah dapat mencintai Allah. Kalau enkau tidak melaksanakan yang disunnatkan, maka jangan harap Allah cinta Allah terjalin dengan Anda. Jika engkau melakukan yang dimakruhkan, maka jangan harap cinta Allah terjalin dengan Anda. Mencintai dan dicintai Allah sangat nikmat, menenangkan dan menguntungkan.

Cukup sekian dahulu untuk hari ini, besok akan disambung. Masih ada beberapa hal yang ingin disampaikabn tentang cinta yang menenangkan dan menguntungkan ini. Wallaahu a”lam bi al-shawaab. Jakarta-Matraman, Sabtu pagi, tanggal 15 Oktober 2016.

[page_visit_counter_md id="1741"]