CINTA YANG MEMBAHAYAKAN
Kleve-Jerman
Semua cinta sangat menyenangkan kalau dimanfaatkan secara proporsional, dan sesuai dengan ketentuan. Kalau tidak, maka cinta itu dapat membahayakan. Cinta yang dapat membahayakan adalah cinta yang telah tejalin antara dua insan, yang kemudian disalahgunakan oleh keduanya.
Cinta ini tidak hanya membahayakan bagi diri sendiri, tetapi juga membahayakan kedua insan itu, baik secara moril maupun secara sosial, bahkan berbahaya bagi ketenteraman dan kedamaian keluarga. Cinta ini awalnya menyenangkan, kemudian membahayakan karena disalaghunakan dan disalahtempatkan. Hal seperti ini tidak jarang terjadi di dalam masyarakat.
Pasangan remaja yang sudah dilanda asmara dan cinta di antara keduanya telah terjalin dengan baik dan keduanya sama-sama senang dengan terjalin cinta itu, akan menjalani cinta yang membahayakan jika keduanya melakukan penyimpangan terhadap cinta mereka. Seperti melakukan hubungan badan atau berzina sebelum adanya ikatan pernikahan yang sah. Kalau cinta itu digunakan dengan baik, maka cinta itulah yang mengantarkan mereka ke pintu gerbang berumah tangga. Cinta sepeti ini yang membawa kebahagiaan bagi keduanya.
Sebelum saya menulis artikel ini ada berita yang paling tidak mengenakkan yang saya baca di FB. Seorang perempuan, Kepala Pengadilan Agama Kota Padang ditangkap oleh Satpol PP Kota Padang di sebuah hotel bersama dengan seorang PIL (Pria Idaman Lain). Sudah dikonfirmasi tentang oknum itu, memang benar. Identitas perempuan itu jelas. Keduanya bukanlah pasangan suami isteri.
Apa yang PIL dan WIL lakukan di hotel itu pada hakikatnya diawali dengan cinta yang menyenangkan, tambah lama tambah menyenangkan. Karena dorongan kesenangan itu, lalu keduanya menyalahgunakan cinta yang menyenangkan itu. Penyakahgunaan cinta yang menyenangkan itu melahirkan cinta yang membahayakan. Ini adalah contoh cinta yang dapat membahayakan.
Akibat dari ini semua, keduanya menjadi hancur. Posisinya menjadi hancur. Rumah tangga menjadi hancur, keluarga menjadi hancur, dan di mata masyarakat mereka tidak punya nilai lagi sama sekali. Oleh sebab, jangan bermain-main dengan cinta yang menyenangkan. Berhati-hatilah dengannya karena dapat menjerumuskan kita ke dalam cinta yang membahayakan.
Saling mencintai adalah perintah agama, perintah Allah dan perintah Rasulullah, utusannya. Tetapi harus diketahui batas-batas dari cinta yang terjalin itu. Setiap manusia sangat cenderung dan gandrung terhadap hal-hal yang menyenangkan. Tidak ada manusia yang tudak suka itu. Semua itu ada aturannya. Cinta sesama manusia tentu beda batasnya dengan cinta terhadap anak, cinta terhadap kedua irang tua, dan cinta terhadap saudara-saudara kandung kita. Cinta terhadap anak tentu beda batasnya dengan cinta terhadap suami atau isteri kita.
Batasilah cinta yang menyenangkan itu pada hal-hal yang baik dan benar. Cinta yang menyenangkan itu jangan disalahgunakan. Cinta yang menyenangkan dapat menjadi ikan, dan Anda dapat menikmatinya dengan baik dan bisa juga menjadi buaya atau harimau, yang dapat melahap Anda. Ketahuilah bahwa diringan cinta itu sangat kuat, dan kalau kita tudak sanggup membendungnya, memang akan sangat membahayakan.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk mencintai sesama sesuai dengan batas-batasnya karena Allah, dan kita dijauhkan pula dari cinta yang dapat membahayakan. Aamiin. Wallaahu a'lam bi al-shawaab. Tulisan ini ditulis dalam kindisi cuaca 5 derajat cekcius di Kota Kleve, Jerman, Selasa subuh, tanggal 11 Oktober 2016.
[page_visit_counter_md id="1715"]