[Day 2] goIT Digital Innovation; Membentuk Design Thinking Process dan Melatih Identifying Problem, Ideating Solution
Berita FITK, 25 Oktober 2023 Program goIT Digital Innovation telah memasuki hari kedua pada Selasa, 24 Oktober 2023 bertempat di R. Teather Lt. 2 gedung Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan berlangsung menggunakan sistem diskusi berkelompok, dimana terdapat 12 kelompok yang telah dibagi secara heterogen. Setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil ide dan inovasinya sebagai bentuk problem solving dari permasalahan yang diberikan. Program goIT ini juga dilengkapi dengan modul dan lembar kerja peserta sebagai media penunjang dalam proses diskusi.
Kegiatan dimulai dengan melanjutkan penjelasan di hari sebelumnya mengenai design thinking process, dibimbing langsung oleh Adhitya Sutadisastra. Ia menyebutkan bahwa, design thinking process bukan hanya sekedar mengembangkan ide dan problem solving tapi juga meliputi beberapa tahapan penting, diantaranya adalah: Empathy, Define The Problem, Ideate, Prototype, dan Test. Dalam proses pembentukan design thinking, tidak mungkin menghilangkan atau meninggalkan lima tahapan tersebut. Adhitya juga menekankan statementnya bahwa “Hal paling mendasar yang perlu difahami sebelum memulai mengembangkan ide adalah empathy, karena kita perlu memahami keinginan, kebutuhan dan tujuan yang diinginkan oleh stakeholder, karena hal tersebut adalah poin utama dari pengembangan yang nantinya akan kita lakukan.”
Memasuki tahap Identfying Problem, Ideating Solution, sesi ini dibimbing oleh Mr. Ngursangzuol Sanate, salah satu TCS Fasilitator yang berasal dari India. Mr. Sanate menggiring pemikiran kritis peserta untuk melihat masalah-masalah disekitar dengan berfokus pada 17 topik SDGs (Sustainable Development Goals) yang merupakan program pembangunan berkelanjutan. Kemudian setelah proses analisis, setiap kelompok bebas ,memilih salah satu dari 17 topik yang akan diidentifikasi bentuk permasalahannya dan bagaimana cara penyelesaiannya berbasis teknologi. “Tidak perlu masalah-masalah yang sulit, tapi lihat saja permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita,” tuturnya.
Pada proses diskusi kelompok untuk menemukan problem solving dari permasalahan yang diangkat, Mr. Sanate juga memberikan challenge kepada masing-masing kelompok untuk saling bertukar permasalahan. Hal ini menjadi
tantangan yang menarik, bagaimana setiap kelompok dibimbing untuk mengerti permasalahan yang diangkat oleh kelompok lainnya melalui wawancara dan diskusi untuk kemudian menyusun problem solving sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompok yang bersangkutan. Pada proses ini design thinking sangat memiliki peran besar, terutama dalam merefleksikan suatu penyelesaian masalah dalam bentuk aplikasi teknologi yang inovatif dan memiliki problem solving yang aplikatif.
Sebelum mengakhiri agenda di hari kedua program goIT, Ahmad Mustofa menyampaikan jika hasil dari rancangan ide setiap kelompok pada pertemuan hari kedua ini nantinya akan dilanjutkan sebagai bentuk storyboard dan prototype, dimana hasil akhirnya akan dipresentasikan sebagai evaluasi dan penilaian akhir peserta selama 4 hari program goIT dilaksanakan (QND).