BERITA FITK Online - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar program rutin bulanan yaitu diskusi dosen secara virtual nasional seri 7. Gelaran diskusi dosen seri 7 dilaksanakan pada Jumat, (19/11/2021) dengan mengusung tema “Kesehatan mental dalam Dunia Pendidikan: Urgensi, Masalah dan Solusinya pada Pembelajaran Selama Masa Pandemi". Diskusi diikuti oleh 62 peserta yang terdiri dari para dosen, praktisi pendidikan, dan mahasiswa.
Diskusi dosen seri 7 kali ini, menghadirkan keynote speaker yaitu Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A., Keynote Speaker memberikan pemantik diskusi dengan memaparkan bahwa “Ada 14 poin unsur kesehatan mental yaitu: pikiran, perasaan, pemahaman, pengenalan, pertimbangan, khayalan, naluri beragama, daya cipta, dorongan berprestasi, harga diri, kata hati, sosial-kemasyarakatan, pengambilan keputusan. Di mana 14 unsur tersebut harus dipelajari dengan baik, saling bekerja sama, bersatu untuk dapat memiliki jiwa yang sehat.”
Selanjutnya beliau juga menambahkan “Dalam dunia pendidikan pengajar dapat membebaskan diri dari sikap jengkel, marah dan merepet, serta kata-kata yang keluar dari etikolegal akhlaqul-karimah. Dengan kata lain jangan dimasukkan benda-benda dan barang-barang kebun binatang ke dalam kelas. Juga jangan dibawa konsep genealogi ke hadapan peserta didik atau karyawan Lembaga Pendidikan (sekolah, Perguruan Tinggi, dll).” Tegasnya.
Diskusi dosen kali ini digelar dalam satu sesi dengan menghadirkan narasumber Dewi Salistina, M.A., narasumber merupakan dosen Prodi PIAUD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga sebagai Pengurus Bidang Keagamaan, Bimbingan Konseling, dan Advokasi pada Prodi PIAUD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ia mengatakan bahwa “Kesehatan mental merupakan keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri.”
Selanjutnya narasumber menambahkan bahwa “Menurut riset yang dilakukan Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Kesehatan Kesehatan di Universitas Indonesia sebanyak 95,4% menyatakan bahwa mereka pernah mengalami gejala kecemasan dan 88% pernah mengalami gejala depresi.” Ia juga menekankan bahwa “Paradigma pendidikan harus berubah dari sebatas pengetahuan menjadi Well Being.”
Dr. Fidrayani, M.Pd., sebagai pembahas beliau merupakan dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga sebagai reviewer Journal of Early Childhood Education (JECE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menegaskan bahwa “Berdasarkan riset, kematian itu terjadi hal-hal di luar penyakit seperti, depresi, stress dan yang lainnya. Pasien diabetes meninggal 50% meninggal bukan dari penyakit akan tetapi dari depresinya, mengobati depresi akan mengurangi indeks kematian pada pasien.” Fidra juga menambahkan “Sistem pelayanan kesehatan jiwa ditantang oleh kurangnya aksesibilitas terhadap informasi layanan, terbatasnya penyebaran praktisi kesehatan jiwa, stigma, dan kurangnya literasi kesehatan mental di kalangan masyarakat dan profesional.” Di akhir pembahasannya pembahas berharap dan memberi saran “Bagi pihak guru dan orang tua, untuk meningkatkan hubungan yang baik dengan peserta didik agar dapat memperhatikan school well-beingnya serta dapat mendampingi peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasinya,” tegasnya.
Selanjutnya moderotor Yang Yang Merdiyatna, M.Pd. memberikan penutup yang baik dengan menegaskan bahwa “Tidak ada kesehatan tanpa mental yang sehat!!”
Sampai jumpa di Disdos seri berikutnya. (TimDisdos/MusAm)