Empat Peneliti UIN Bandung Kunjungi LPTK UIN Jakarta
Empat Peneliti UIN Bandung Kunjungi LPTK UIN Jakarta
Gedung FITK, BERITA FITK Online– Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menerima kunjungan Tim Peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati. Kegiatan kunjungan ini berlangsung di ruang kerja Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada Kamis (26/10/2023).
Tim Peneliti terdiri dari empat orang, antara lain Ketua Tim Peneliti Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., dan tiga anggota penelitia yaitu Prof. Dr. Yeni Huriani, Dr. Hj. Qiqi Yuliati Zakiyah, M.Ag., Dr. Hj. Yeti Heryati, S.Ag., M.Pd.
Mereka bertemu dengan sejumlah pimpinan LPTK dan staf dalam rangka penelitian yang berjudul: Implementasi PPG Dalam Jabatan (Daljab) untuk Meningkatkan Kompetensi Guru PAI (Penelitian pada LPTK di Lingkungan Kementerian Agama RI).
Kunjungan ini diterima oleh Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Yudhi Munadi, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja sama, Salamah Agung, M.A., Ph.D., Kaprodi PPG, Tanenji, M.A., Sekretaris Program Studi PPG, Didah Nurhamidah, M.Pd., Koordinator IT, Aji Payumi, S.Pd.I, serta staf dekan, Muslikh, M.Pd.
Ketua Tim Peneliti Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., menyampaikan terima kasih atas penerimaan dan sambutan yang hangat dari pimpinan FITK UIN Jakarta.
“Terima kasih Bapak-ibu pimpinan FITK UIN Jakarta yang telah menyambut kami dengan hangat. Mohon maaf jika kedatangan kami merepotkan,” terang Dekan FITK UIN Bandung periode 2019-2023 itu.
Ia kemudian menyampaikan tujuan kedatangannya ke LPTK UIN Jakarta. Menurutnya, selain silaturahmi, ia dan rekannya juga berencana untuk mengambil data terkait implementasi PPG Daljab bagi guru PAI.
Selanjutnya, acara yang digelar dengan suasana santai dan ceria ini dilanjutkan dengan sesi sharing informasi terkait pelaksanaan PPG. Menurut Prof Aan, kenapa hampir semua LPTK mengalami tingkat penurunan hasil uji pengetahuan UKMPPG, menurutnya karena pesertanya banyak. Sementara di sejumlah LPTK pesertanya sedikit. Namun demikian menurutnya, kondisi itu tidak bisa menjadi alasan pembenaran.
“Kondisi seperti itu tidak bisa menjadi alasan. LPTK yang tingkat kelulusannya rendah harus bisa meningkatkan kualitasnya kembali sehingga bisa bersaing kembali dengan LPTK yang lain,” terang ibu kelahiran Bandung itu.
Menurutnya, kenapa UIN Bandung tingkat kelulusannya bagus karena melakukan induksi menggunakan soal-soal dari raport individu dan raport institusi yang dikirimkan panitia nasional setelah pengumuman uji pengetahuan UKMPPG.
“Dari setiap CP itemnya ada di raport tersebut, lalu kami analisis. Dari situ kami membuat soal-soal oleh dosen, kemudian induksi secara offline dua atau tiga hari menjelang pelaksanaan UP,” papar ibu yang kini menjabat Wakil Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat itu.
Prof. Aan menyarankan kepada LPTK UIN Jakarta untuk melakukan induksi dan tryout secara offline, induksi dan tryout online menurut analisisnya tidak efektif. Selain itu menurutnya, agar hasil PPG yang diharapkan tercapai, maka harus dibangun tim yang tangguh, pengelola-dosen yang solid dan kompeten. (MusAm)