FITK Gelar Takziah Virtual dan Doa Bersama untuk Alm Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
FITK Gelar Takziah Virtual dan Doa Bersama untuk Alm Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
Gedung FITK, BERITA FITK Online- Sabtu, (26/6/2021) bakda isya keluarga besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menggelar Takziah Virtual dan Doa Bersama untuk Alm Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. bin KH. Salamun. Acara dimulai dengan khotmul quran yang dibacakan oleh dosen dan sejumlah mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tidak lain merupakan mahasiswa almarhum. Hadir dalam acara virtual tersebut rektor UIN Jakarta beserta para wakil rektor, para ketua lembaga dan dekan di lingkungan UIN Jakarta, dekan FITK beserta jajarannya, dosen, dan sivitas akademika FITK beserta mahasiswa dan alumni Pendidikan Agama Islam. Dalam sambutannya sebagai dekan, Sururin menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya almarhum Dr. H. Abdul Majid Khon M.Ag. “Innalillahi wa innailaihi rojiun, kami atas nama pimpinan FITK UIN Jakarta merasa berduka dan berbela sungkawa atas wafatnya dosen kami Bapak Dr KH Abdul Majid Khon MAg pada dini hari tadi dan kita semua merasa kehilangan,” ucapnya. “Bapak/Ibu yang kami hormati, kegiatan ini dirancang khusus untuk takziah bersama dan nanti kami mohonkan ke bebrapa kolega yang lain untuk menyampaikan ucapa takziah da testimoninya dan memperkuat kita khususnya bagi keluarga almarhum agar semua diberikan kekuatan, kesabaran dan ketabahan, dan kita semua yang hadir ikut bersama-sama mendoakan semoga almarhum diampuni semua dosanya doterima semua amal ibadahnya dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi-Nya, di surga,” tutup Sururin. Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. menyampaikan takziah dan kesaksiannya kepada almarhum. “Innalillahi wa innailaihi rojiun, kita semua berbela sungkawa atas berpulangnya ke rahmatullah Bapak Dr KH Abdul Majid Khon, sahabat kita semua, jauh atau dekat, kita semua pernah bertemu almarhum. Dan alhamdulillah kita bersaksi semua almarhum sangat baik, insyaalah ahli jannah” ucap Amany. “Pertama saya menyampaikan takziah khususnya kepada keluarganya. Berita tentang wafatnya almarhum mengagetkan kita, walaupun kita dengar pernah dirawat. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan juga memperoleh syafaat dari Rasulullah Saw dan juga diringankan siksa kuburnya serta di akhirat nanti insyaallah masuk surga tanpa dihisab. Ini ciri-ciri orang baik yang baik yang insyaallah masuk surga,”  tutup Amany dengan penuh kesedihan. Selanjutnya, Saiful Umam Ph.D. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang diminta sambutan sebagai perwakilan keluarga menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf jika selama berinteraksi dan bergaul memiliki khilaf dan kesalahan dari almarhum. “kami pihak keluarga menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya takziah virtual dan doa bersama untuk almarhum dan permohonan maaf jika selama berinteraksi dan bergaul almarhum KH Abdul Majid Khon memiliki khilaf dan kesalahan. Jika ada persangkutan mengenai apapun kami persilahkan untuk menghubungi kami dan ahli waris almarhum,” ucap Saiful. Berikutnya sambutan dan testimoni dari kolega terdekat almarhum di Prodi PAI yaitu Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag. “Saya terlalu dekat dengan Pak Majid, terlalu banyak kenangan saya dengan beliau. kalau di hotel, saya selalu sekamar sama beliau. Pak Majid sangat tawadhu orangnya, saya orang yang lebih muda gak berani menjadi imam beliau (ketika salat), tapi beliau tidak pernah mau menjadi imam saya. Jadi setiap mau salat pasti ribut dulu. Saya minta beliau, beliau minta saya yang jadi imam. Saya tidak mengenal beliau kecuali kebaikannya,” pungkas Akhmad Sodiq. Selanjutnya testimoni datang dari kolega yang juga pernah menjadi mahasiswa almarhum yaitu Dr. Sapiudin Shidig, M.Ag. “Pak Majid Khon adalah seorang pendidik yang berintegritas, yang memiliki tauladan dan kepribadian yang sangat luhur dan mulia. Saya termasuk mahasiswanya dulu tahun 1987 sampai saya mengajar di FITK. Tapi beliau tidak pernah memperlihatkan bahwa saya adalah guru kamu atau dosen kamu. Dia menganggap semua teman, kolega dan semua dihormati sama beliau. Dan saya tidak pernah mendengar dari dosen dan mahasiswa sesuatu yang tidak baik dari beliau,” terang Sapiudin. “Saya menyaksikan dengan kepala mata saya sendiri ketika beliau menjadi ketua jurusan PAI Saya pernah berseloroh, Syaikh, jam 7 kok sudah datang. “Din, jaika saya berangkat siangan dikit, maka saya akan datang jam 9. Maka saya berangkat harus pagi-pagi hari biar datang ke kantor tidak terlabat. Dan itu dilakukannya setiap hari,” tutup Bapak 4 anak ini. Kemudian testimoni terakhir disampaikan oleh ketua LPM yang juga mahasiswa almarhum yaitu Muhammad Zuhdi Ph.D,. Zuhdi sapaan akrabnya menyampaikan “Saya juga salah satu murid almarhum. Jadi ketika kuliah dulu saya sempat diajarkan oleh beliau, saat itu beliau menjadi asisten dari Profesor KH Nurasyiq, belajar Ulumul Quran, walaupun keahlian beliau belakangan adalah Ulumul Hadits,” ucapnya. “Ketika saya menjadi wakil dekan dan pak Majid Kaprodi PAI, terus terang saja saya sungkan ketika itu karena beliau guru saya, yang kemudian menjadi rekan kerja. Dan betul yang disampaikan pak Sapiudin, etos kerja beliau luar biasa. Kalu saya datang ke ruang jurusan, pagi-pagi beliau pasti sudah ada di ruangan. Dan semangat beliau perlu dicatat buat rekan-rekan alumni PAI, bahwa beliaulah antara lain yang mengantarkan Prodi PAI memperoleh sertifikat AUNQA. Kerja kerasnya luar biasa. Beliau sadar dengan keterbatasan tetapi mampu menggerakkan kawan-kawan, mampu menggerakkan potensi yang ada sehingga bisa mengantarkan Prodi PAI menjadi salah satu prodi yang mendapatkan sertifikasi AUNQA,” terang Zuhdi. “Ada satu keinginan beliau yang tidak bisa dicapai hingga beliau selesai masa jabatan (sebagai kaprodi PAI) adalah permohonan beliau untuk menjadikan mahasiswa PAI berasrama. Itu sudah ditulis surat dan sudah dibahas berkali-kali tidak kesampaian juga. Ada sebagian diasramakan tapi tidak kesampaian mahasiswa baru PAI itu semuanya diasramakan. Itu cita-cita beliau waktu menjadi ketua program studi dan belum tercapai tapi jariah beliau mengantarkan PAI memperoleh sertifikasi AUNQA itu adalah luar biasa,” tutup Zuhdi. (MusAm)