FITK UIN Jakarta Gelar Seminar Moderasi Beragama untuk Mahasiswa Baru
FITK UIN Jakarta Gelar Seminar Moderasi Beragama untuk Mahasiswa Baru

WhatsApp Image 2024-10-23 at 10.12.04

Auditorium Harun Nasution, BERITA FITK Online- Dalam upaya membangun kesadaran akan pentingnya moderasi beragama di kalangan generasi muda, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta telah sukses menyelenggarakan seminar bertajuk “Hidup dalam, Hidup dalam Toelransi”. Acara di adakan di Auditorium Harun Nasution pada Sabtu, 19 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa baru, pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FITK, dan para dosen dari dekanat fakultas. Seminar ini diadakan sebagai bagian dari program orientasi mahasiswa baru, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep moderasi beragama serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Wakil Dekan 3 FITK, Salamah Agung, M.A.P.hD., dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangun budaya moderasi beragama di kalangan mahasiswa. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu akademis, tetapi juga pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moderat. Ini penting agar mereka dapat berkontribusi positif di masyarakat,” ungkapnya.

Beliau juga menambahkan bahwa fakultas akan terus berupaya mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar seminar, tetapi merupakan bagian dari komitmen kami untuk menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan beragam,” tutupnya. Dengan adanya seminar ini, diharapkan mahasiswa baru dapat membawa pulang pengetahuan yang bermanfaat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama bukan hanya sebuah konsep, tetapi sebuah praktik yang harus dihidupi oleh setiap individu.

Ahmad Hifni, anggota tim moderasi dari Pusat Moderasi UIN Jakarta diundang sebagai pembicara utama dalam seminar ini mewakili ketua pusat Prof. Dr. Arif Zamhari. Dalam pemaparannya, Ahmad menekankan bahwa moderasi beragama bukan hanya sekadar menghindari ekstremisme, tetapi juga mencakup sikap toleransi, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Beliau menjelaskan, “Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang cepat, kita perlu membekali diri dengan pemahaman yang benar tentang agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Moderasi beragama memungkinkan kita untuk hidup berdampingan dengan damai, meskipun berbeda keyakinan.”  

Ahmad juga membahas beberapa contoh konkret di mana moderasi beragama telah membawa dampak positif bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa pendekatan moderat dalam beragama dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis. Acara ini tidak hanya berlangsung dalam bentuk ceramah, tetapi juga melibatkan sesi interaktif di mana peserta dapat bertanya langsung kepada pembicara. Banyak mahasiswa baru yang antusias untuk berdiskusi mengenai isu-isu yang berkaitan dengan moderasi beragama dan bagaimana mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan kampus.

Selanjutnya, dalam rangka memperkuat penanaman karakter dan nilai-nilai moderat, seminar ini juga menghadirkan pihak ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yang mengadakan pelatihan singkat. Pelatihan ini berfokus pada pengembangan karakter mahasiswa agar mampu menghadapi tantangan di era globalisasi. Pengurus ESQ menjelaskan, “Kami percaya bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Moderasi beragama adalah bagian dari pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.”

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun komunitas akademik yang saling menghormati dan memahami perbedaan. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang moderasi beragama, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Seminar moderasi beragama yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta ini menunjukkan komitmen fakultas untuk mendidik mahasiswa dengan pemahaman yang holistik tentang nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dengan kolaborasi antara akademisi dan praktisi, diharapkan kegiatan ini dapat memberi dampak jangka panjang dalam membentuk karakter mahasiswa yang moderat dan berintegritas (RAR).