Gelar Seminar Moderasi Beragama, FITK UIN Jakarta Mendorong Terbentuknya Mahasiswa Yang Islami, Moderat, dan Kuat Mental.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menyelenggarakan Seminar Moderasi Beragama & Orientasi Mahasiswa Baru 2023 di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Sabtu (23/09). Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru FITK UIN Jakarta yang terdiri dari 12 jurusan yang berjumlah 1307 mahasiswa. Seminar Moderasi Beragama ini mengususung tema “Membangun Pribadi Mahasiswa yang Islami, Moderat, dan Kuat Mental”. Ada tiga rangkaian acara dalam kegiatan ini yaitu, tes kemampuan membaca Al-Qur’an, seminar mental health, dan seminar moderasi beragama.
Salamah Agung, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya FITK dalam memastikan mahasiswa baru FITK memiliki kesiapan menjadi pribadi islami yang moderat dan pada saat yang sama memiliki kesehatan mental yang baik. “Kegiatan ini merupakan langkah awal FITK untuk mengembangkan program-program kemahasiswaan dalam mendukung upaya menciptakan calon guru yang memiliki pribadi islami yang moderat dan sehat secara mental”, ujar Salamah pada pengarahan dan pembukaan acara seminar moderasi beragama ini.
Selaras dengan Salamah, Reza Ruhbani Amarullah, M.Pd., selaku Ketua Panitia Seminar Moderasi Beragama dan Orientasi Mahasiswa Baru 2023 menjelaskan bahwa, “acara ini diselenggarakan sebagai wadah dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menjalani kehidupan di kampus. Lalu diharapkan mahasiswa baru bisa lebih dekat dari sisi spiritual, kuat mental, dan memiliki toleransi baik dalam kehidupan beragama ataupun sosial.” Selain itu, Reza juga menyampaikan kedepannya kegiatan ini diharapkan bisa berlanjut dan menjadi agenda rutin.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an mahasiswa baru yang dikordinir oleh Tim TARIQ (Tarbiyah Qiroah) di bawah pimpinan Dr. Ahmad Royani, M. Hum. Ketua panitia kegiatan penilaian baca Qur’an oleh TARIQ yaitu Bobi Erno Rusadi, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal dalam upaya FITK mengembangkan program-program lain untuk memastikan mahasiswa FITK memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik.
Dalam rangkaian kegiatan seminar ini, Pojok Curhat yang merupakan pusat layanan konseling mahasiswa memaparkan seputar pentingnya mahasiswa memiliki kesehatan mental. “Mental yang sehat menjadi kunci kesuksesan akademik mahasiswa baru. Informasi tentang kesehatan mental menjadi sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa baru agar mereka mampu menjadi pribadi yang dapat mengambil keputusan yang sehat agar tujuan akademik sebagai mahasiswa dapat tercapai,” papar Solihin, M.Pd., selaku Ketua Pojok Curhat FITK.
Agenda utama kegiatan ini yaitu, Seminar Moderasi Beragama, menghadirkan Anis Masykur, S. Ag, M.A., selaku Anggota Pokja Moderasi Beragama (KEMENAG RI) dan Drs. H. Mohammad Syafi’ Alieha selaku Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ sebagai pembicara utama bersama dengan Siti Solihah, S.Ag., sebagai moderator. Seminar Moderasi Beragama bertujuan agar mahasiswa memiliki wawasan keberagaman yang luas sehingga diharapkan menjadi pribadi yang mampu berperan sebagai pelopor dalam memperkuat sikap toleransi ditengah-tengah Masyarakat.
Anis Masykur, S. Ag., M.A., menyampaikan bahwa moderasi beragama ini merupakan suatu sudut pandang, pola pikir, dan cara bersikap yang merujuk pada 9 nilai-nilai mulia yaitu: kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan kepada tradisi. “Kesembilan nilai ini adalah kunci dari moderasi beragama yang sudah seharusnya difahami oleh mahasiswa PTKI yang wajib memiliki karakter moderat,” tegasnya.
Sejalan dengan Anis Masykur, Drs. H. Mohammad Syafi’ Alieha, biasa dipanggil Savic Ali, menyatakan bahwa moderasi beragama didasari oleh adanya pemahaman agama yang ekstrim karena mudahnya akses ilmu agama saat ini yang tersebar bebas di internet, hal ini sejalan dengan kemajuan teknologi digital yang semakin pesat. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki literasi digital yang baik sehingga tidak asal menerima informasi khususnya ilmu-ilmu agama dari sumber yang tidak diketahui kebenarannya. Savic Ali menekankan bahwa “Penting untuk memiliki pemahaman digital/literasi digital agar tidak menjadi korban dari orang-orang yang menyalahgunakan atau menyebarkan berita salah di internet. Apalagi hal-hal yang berkaitan dengan ilmu agama,” tuturnya.
Terlaksananya kegiatan Seminar Moderasi Beragama ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter moderat dalam diri mahasiswa, sehingga mahasiswa sebagai generasi muda yang membawa perubahan dapat menjadi pemimpin dalam mengimplementasikan toleransi beragama dalam kehidupan sosial. Selain itu, dapat terciptanya kerukunan beragama dalam kehidupan Masyarakat. (ND).