Guna Membentuk Guru Matematika yang Adaptif, Prodi PMAT Gelar Studium Generale

Teater Profesor Mahmud Yunus, BERITA FITK Online- Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0, diperlukan kecakapan hidup abad 21 dari beragam lini, termasuk dalam dunia pendidikan.
Prodi Pendidikan Matematika melihat hal tersebut sebagai suatu isu yang penting untuk dikupas tuntas. Oleh sebab itu, diselenggarakanlah Studium Generale pada Rabu (24/4/23) di Teater Profesor Mahmud Yunus FITK yang bertujuan untuk membentuk guru matematika yang memiliki karakter yang menginspirasi dan profesional.
Peserta yang hadir berasal dari dosen dan mahasiswa prodi Pendidikan Matematika, mulai dari semester 2 hingga 6 dengan total peserta sebanyak 308 orang.
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Prodi PMAT dalam sambutannya turut memberikan apresiasi kepada Prof. Dr. Adi Wijaya, M.Si., karena telah menyempatkan waktu untuk menjadi narasumber di tengah aktivitasnya yang padat karena tengah mengampu tanggung jawab besar sebagai Rektor Universitas Telkom.
Gelar berharap setelah dilaksanakan acara ini, lulusan dari prodi PMAT dapat menjadi guru profesional yang penuh tanggung jawab dan memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi para siswanya kelak di era digital 4.0 dengan kehidupan sosial era society 5.0.
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Yudhi Munadi, M.Ag., turut memberikan sambutan dalam acara ini. Ia menyampaikan bahwasanya dalam nabi Muhammad saw. pun telah memuat hal yang dibutuhkan dalam menghadapi masyarakat 5.0, yakni "iqra" atau baca yang dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca diri sendiri yang melahirkan kesadaran tentang permasalahan yang berada di sekitarnya sehingga dapat menentukan cara atau metode dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kemudian, acara disambung dengan penyampaian materi. Prof. Adi Wijaya dalam pemaparannya mengatakan bahwa sejatinya fungsi teknologi informasi dan komunikasi ialah sebagai sumber belajar, media belajar, dan sistem informasi pendidikan.
Ia mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi tetap harus berdasarkan kebutuhan pengguna dengan tetap memahami komponen dari era society 5.0, yakni problem solving & value creation, diversity, decentralization, resilience, dan sustainability & environment harmony.
Dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan era society 5.0, diperlukan nurturing digital mindset, yaitu developing character & competency, data centric for quality improvement, dan human-centered technology.
Terakhir, dalam penyampaian materinya, Prof. Adi Wijaya menuturkan beberapa tips yang harus dilakukan para era revolusi industri 4.0 agar dapat menjadi calon guru matematika yang profesional, antara lain broad perspective, communicative, collaborative, contributive, be passionate, dan do the best. (MusAm/ Selvia Partiwi Putri)
