JANGAN MERUSAK HATI DAN PIKIRANMU DENGAN SANGKA BURUK
Perbedaan tingkat kesejahteraan manusia boleh jadi melahirkan persaingan-persaingan di antara manusia. Perbedaan nikmat dan rezeki yang diberikan Allah kepada setiap orang boleh jadi juga akan melahirkan kecemburuan sosial yang juga dapat menimbulkan kesanjangan antara satu individu dengan invidu yang lain, antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain.
Akibat dari kesenjangan itu timbul kecemburuan sosial, yang boleh jadi akan menimbulkan penyakit hati dan pikiran yang disebut sangka buruk. Mungkin Anda tidak menyangka bahwa sangka buruk itu merusak hati dan pekiranmu. Ketahuilah bahwa sangka buruk adalah sebuah penyakit yang sangat berbahaya bagi hati dan pikiran Anda. Sangka buruk adalah penyakit hati yang sangat buruk.
Memang, keburukan sangka buruk bagi pikiran Anda tidak terasa langsung oleh Anda pada saat Anda bersangka buruk, dan dampaknya bagi hati Anda juga tidak akan terasa langsung. Tetapi dia akan berpengaruh secara berkepanjangan.
Ketika Anda mengukur diri Anda dengan orang lain, dalam banyak hal, seperti Anda melihat orang lain di sekeliling Anda lebih kaya, lebih tinggi posisinya, atau lebih dalam hal yang lain, maka Anda akan mulai berpikir tentang kelebihan orang itu. Segala macam yang Anda pikirkan tentang orang itu dan kelebihannya.
Anda akan menghubungan banyak hal yang tertkait dengan orang itu, mengaitkan ini dan ini, ini dan itu, atau itu dan itu, dan segala macam hal. Lalu akhirnya Anda menduga-duga apa yang terjadi pada orang itu, dan bagaimana orang itu mendapatkan harta yang banyak itu, atau bagimana kedudukan yang tinggi itu diperoleh olehnya.
Mungkian Anda akan berkata, walaupun di dalam hati Anda, bahwa harta yang diperolehnya melalui jalan yang tidak benar, melalui korupsi, atau melalui jalan lain yang tidak dibenarkan. Kedudukannya yang tinggi diperolehnya melalui proses KKN, atau karena kedekatannya dengan atasannya, atau dengan cara meyuap pimpinannya atau dengan cara yang kain yang tidak dibenarkan. Banyak pikiran buruk yang lain yang lahir dari pikiran Anda tentang orang itu.
Kalau Anda sulalu memikirkan hal yang buruk, atau bersangka buruk kepada orang lain, maka pada saat itu pikiran Anda bekerja terus tanpa henti, tetapi dengan pikiran yang buruk. Kalau pikiran buruk itu, sangka buruk itu selalu ada dalam pikiran Anda, maka benih-benih hitam selalu menodai pikiran Anda dan memgotori pikiran Anda.
Akibat dari pikiran yang buruk, dan sangka buruk itu, maka hati Anda pun tidak pernah tenang. Hati anda selalu gelisah karena selalu memikiran orang lain dengan segala kelebihannya. Sementara Anda tidak pernah punya usaha untuk mendapatkan yang sama dengan kelebihan orang itu. Hati Anda pun menjadi gelusah dan tidan tenteram karenanya.
Ingatlah pesan Raulullah, panutan kita: "Jauhilah oleh kalian sangka buruk, karena sangka buruk itu adalah sedusta-dustanya ucapan." Sangka buruk yang ada di dalam pikiran dan hati Anda dapat melahirkan sifat buruk yang lain, yaitu fitnah. Perbuatan fitnah itu adalah sebuah perbuatan melahirkan ucapan-ucapan yang tidak benar tergadap orang lain.
Untuk menghindari sangka buruk itu, Anda harus berusaha memandang segala sesuatu yang ada di sekitar Anda, termasuk ketika melihat orang lain memiliki kelebihan dari Anda, dengan pikiran dan hati yang jernih. Tidak ada salahnya Anda berkata, misalnya, saya sangat senang dengan apa yang diperoleh oleh kawan saya, atau orang itu dengan kelebihannya.
Dalam hidup ini perlu ada rasa syukur terhadap apa yang kita miliki, meskipun jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki orang lain, meskipun jauh lebih rendah daripada kedudukan orang lain. Sikap syukur itu akan menghindarkan kita dari sangka buruk. Kalau ada orang lain lebih baik dari Anda, Anda katakan alhamdulillah dia diberi nikmat lebih. Dengan begitu, sangka buruk akan terhindar.
Memang menghindarkan diri dari sangka buruk berat. Tetapi, mulailah dengan hal-hal yang ringan dengan menyukuri apa yang ada, dan berpikir jernih terhadap orang lain dengan kelebihan yang dimilikinya.
Semoga kita mampu menghindari sangka buruk demi kejernihan pikiran kita dan ketenangan hati kita. Aamiin. Wallahu a'lam bi al-shawaab. Taushiyah ditulis dalam perjalanan dari Matraman menuju Kampus FITK UIN Jakarta, Selasa pagi, 27 September 2016.
[page_visit_counter_md id="1549"]