KARAKTERISTIK TAKUT KEPADA ALLAH
Ahmad Thib Raya | Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |
Takut kepada Allah jangan diartikan sebagai takut yang berarti bertambah jauh dari Allah, sebagaimana Anda takut kepada biantang buas. Tetapi, takut kepada Allah harus diartikan dengan bertambah dekat kepada Allah. Takut dalam pengertian inilah yang disebut dengan bertakwa kepada Allah.
Takwa dalam pengertiannya yang sebenarnya adalah menjaga diri dari azab Allah dengan melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah swt dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah swt. Ketakwaan seseorang tidak hanya dilihat dari ketaatan seseorang kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin, ibadah mahdhah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah-ibadah yang lainnya.
Akan tetapi, karakteristik takwa sangat berkaitan dengan seluruh aspek yang berhubungan dengan apa yang dilakukan oleh anggota badan secara keseluruhan, mulai dari lidah hingga kaki. Imam Abu al-Laits, seorang ahli fikih yang terkenal, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Hijazi dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub (hal. 16-17) menyatakan bahwa ketakwaan itu tidak hanya berhubungamn dengan ibadah yang dilakukan, tetapi juga harus dikaitkan dengan seluruh anggota badan. Seseorang harus mampu menjaga seluruh anggota badannya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. Ada 7 anggota badan yang harus dijaga, sebagai berikut.
1. MENJAGA LIDAHNYA dari berkata bohong (kazib), gibah, memaki, menuduh, dan berkata yang tidak berguna. Lidahnya harus diisi dan selalu dibasahi dengan berzikir, berdoa, beristigfar kepada Allah, membaca Al-Qur’an, dan kalimat-kalimat yang baik. Ingat lidah itu adalah organ yang gampang berbuat salah.
2. MENJAGA HATINYA dari sikap permusuhan, iri terhadap saudaranya, dan berburuk sangka terhadap orang lain. Iri akan menyebabkan terhapusnya amal-amal saleh, sebagaimana api membakar kayu hingga hangus.
3. MENJAGA MATANYA dari melihat dan menyksikan sesuatu yang haram, makanan yang haram, minuman yang haram, pakaian yang haram, dan hal-hal yang haram lainnya. Matanya hanya digunakan untuk melihat sesuatu yang menjadi pelajaran dan i’tibar baginya untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah. Kata Rasulullah: “Siapa yang memenuhi matanya dengan yang haram, maka Allah akan memnuhi matanya dengan air panas dari api neraka.”
Demikian dahulu yang disampikan pada uraian hari ini. Empat hal lainnya akan diuraikan besok. Selamat membaca dan menyimak.
Wallaahu a”lam bi al-shawaab. Semoga bermanfaat. Aamiin. Jakarta-Matraman, Ahad pagi, tanggal 9 Juli 2017.