MENGAPA KITA HARUS IKHLAS DALAM BEKERJA?
MENGAPA KITA HARUS IKHLAS DALAM BEKERJA?

Kata “ikhlas” yang sudah menjadi kata baku bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Arab. Kata ini bersynonim dengan kata “tulus” yang memang kata asli dalam bahasa Indonesia. Kata “ikhlas” ini secara harfiah berarti “suci, bening, menyucikan hati.” Hati yang ikhlas adalah hati suci dan bening. Beningnya hati itu bagaikan beningnya air yang terdapat di dalam sebuah gelas tanpa campuran apa pun. Hati yang ikhlas adalah hati yang hanya memiliki satu tujuan.

Keikhlasan hati dalam beramal hanya ditujukan untuk Allah. Amal yang dilakukan dengan hati yang ikhlas adalah amal yang memiliki nilai dan makna yang sangat tinggi. Sekecil apa pun amal yang dilakukan, harus didasarkan atas niat yang ikhlas. Dengan niat itu, amal menjadi sangat bermakna. Sebaliknya amal yang dilakukan dengan tidak tulus, maka amal itu tidak memiliki nilai apa-apa. Oleh sebab, ketika Anda melakukan sebuah amal, amal apa pun, yang kecil maupun yang besar, maka lakukanlah dengan ikhlas.

Mengapa kita harus ikhlas dalam beramal? Ikhlas itu berada di dalam hati. Hati adalah penggerak utama yang dapat medorong seluruh anggota badan untuk bersikap, berucap, berbuat, dan bertindak. Apa beberapa pengaruh dan dampak yang sangat penting dalam beramal, jika amal dilakukan dengan ikhlas. Paling tidak ada 8 pengaruh/dampaknya, yaitu sebagai berikut:

1. IKHLAS MENJADI SUMBER KEKUATAN. Keikhlasan hati dalam beramal merupakan sumber kekuatan yang dapat mendorong diri seseorang untuk bergerak dan melakukan pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang ikhlas dalam beramal pasti dia mau melakukan pekerjaan dengan baik.

2. IKHLAS MEMBERI PERSIAPAN DIRI UNTUK BEKERJA. Kalau Anda berbiat, berarti Anda telah mempersiapkan diri Anda untuk bekerja. Saraf-saraf yang berkaitan dengan motivasi bekerja dipersipakan untuk mempersiapkan diri melakukan suatu perbuatan sehingga dia dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik.

3. IKHLAS MEMBUAT SESEORANG PERCAYA DIRI. Seseorang yang ikhlas dalam beramal akan membuat diri percaya diri dan melakukan pekerjaan itu atas kesadaran dirinya, bukan karena dorongan orang lain, bukan pula karena takut kepada orang lain, bukan karena takut kepada atasannya, dan buka pula karena takut dinilai oleh orang lain.

4. IKHLAS MEMBUAT SESEORANG BEKERJA DENGAN SEMPURNA. Ikhlas membuat seseorang dapat melakukan sebuah pekerjaan secara sempurna. Orang yang ikhlas tidak mau melakukan sesuatu secara sembarangan dan apa adanya. Dengan keikhlasannya seseorang harus melakukan melakukan pekerjaan dengan baik, sempurna, dan dengan hasil yang maksimal.

5. IKHLAS ADALAH PENGAWAS DIRI. Seseorang yang ikhlas dalam beramal mengawasi dirinya sendiri dalam bekerja. Orang yang ikhlas bekerja tidak perlu diawasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dia akan tetap bekerja dengan baik dan sempurna walau tanpa pengawasan dari siapa pun. Sebab, keikhlasannya itulah yang mengawasi dirinya.

6. IKHLAS MEMBUAT AMAL LEBIH BERNILAI. Keikhalasan dalam melakukan sesuatu menyebakan amal seseorang mendapat nilai di sisi Allah swt. Amal yang diadasarkan keikhlasan mendapatkan pahala dari Allah. Kata Rasulullah: “Setiap amal harus didasarkan pada niat yang ikhlas.” Kita ingin agar setiap amal kita bermakna bagi diri kita. Makna amal terletak pada niat yang ikhlas itu.

7. IKHLAS MEMBUAT PRIMA DALAM PELAYANAN. Keikhlasan dalam beramal membuat seseorang memberi pelayanan terbaik kepada siapa pun yang mebutuhkannya. Hati yang ikhlas senantiasa terdorong untuk memberi pelayanan yang terbaik dan sempurna.

8. IKHLAS MEMBUAT SABAR DALAM BERAMAL. Keikhlasan membuat seseorang bersabar dan tabah menghadapi tantangan apa pun dalam bekerja. Tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki tantangan. Bertambah besar cita-cita yang ingin dicapai, maka bertambah besar pula tantangan yang dihadapi. Keikhlasan menjadi penangkal untuk menghadapi tantangan-tantangan itu.

Untuk itu, setiap amal yang dilakukan harus didasarkan atas niat yang ikhlas. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan kepada untuk beramal secara ikhlas sehingga kita dapat melakukan amal dengan baik, sempurna, serta memiliki makna bagi diri kita. Aamiin. Wallaahu a’lam bi al-shawaab. Jakarta-Matraman, Kamis pagi, tanggal 27 Oktober 2016.

[page_visit_counter_md id="1860"]