Museum Pendidikan: Wadah Konservasi, Edukasi, Riset, dan Rekreasi
Dr. Abdul Rozak, M.Si. (Dosen FITK UIN Jakarta dan Pemerhati Pendidikan)
“Kita adalah Museum yang memelihara warisan pendidikan di Indonesia” (Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Pengantar Museum merupakan kata ataupun istilah yang tidak terlalu asing dalam indra audio anak bangsa Indonesia. Karena aktivitas berkunjung ke museum bagi siswa dan khalayak publik merupakan salah satu program dan kegiatan andalan di satuan pendidikan terutama di era 80-an sampe 90-an. Namun demikian belakangan ini di era 2000-an kunjungan siswa ke museum nampaknya agak memudar tidak seperti era sebelumnya yang begitu marak terutama saat-saat pertengahan masa aktif belajar ataupun menjelang akhir semester memasuki masa liburan sekolah/madrasah. Memudarnya semangat siswa dan para pendidik berkunjung ke museum dalam era 2000-an bisa jadi disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu spektakuler bahkan dengan hadirnya teknologi digital di era revolusi industri 4.0 ini membuat informasi begitu mudah dan cepat diakses dan diperoleh melalui jaringan internet dengan mesin pencarian informasi salah satunya dengan bantuan google. Museum adalah lembaga yang dapat memberikan layanan publik terkait dengan sejumlah informasi dan data-data serta sebagai tempat penyimpanan, penggawetan, konservasi, pembelajaran, penelitian, penyampaian gagasan, dan rekreasi, serta tempat menginformasikan aset-aset berharga yang nyata dan “tidak nyata” tentang lingkungannya kepada masyarakat luas. Secara Etimologi kata museum berasal dari bahasa latin yaitu “museum” (“musea”) yang dalam bahasa Yunani “mouseion” yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (dewa seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM. Dalam kongres majelis umum ICOM (International Council of Museum) sebuah organisasi internasional yang berada dibawah UNESCO sebagai organ PBB, ditegaskan defenisi tentang museum sebagai berikut: “museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat, terbuka untuk umum, memperoleh, mengawetkan, mengkomunikasikan dan memamerkan barang-barang pembuktian manusia dan lingkungan untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan. Lebih lanjut menurut Association of Museum (1998) ditegaskan bahwa “museum merupakan sebuah badan yang mengumpulkan, mendokumentasikan, melindungi, memamerkan dan menunjukkan materi bukti dan memberikan informasi demi kepentingan umum.’’ Pengertian lain tentang museum adalah sebagai tempat yang membolehkan orang untuk melakukan penelitian untuk inspirasi, pembelajaran, dan kesenangan. Museum adalah badan yang mengumpulkan, menyelamatkan dan menerima artefak dan specimen dari orang yang dipercaya oleh badan museum. Museum menjadi wadah untuk mengumpulkan dan merawat benda-benda ilmu pengetahuan alam, benda-benda seni, dan benda-benda yang memiliki sejarah penting agar tampak bernilai dan untuk dipamerkan kepada masyarakat umum melalui pameran permanen dan temporer. Pada awalnya gedung museum merupakan gedung pusat pencerahan Ilmu dan Kesenian disamping juga menjadi pusat kerja para ahli piker atau filosof. Dalam perkembangannya gedung museum berubah fungsi menjadi tempat untuk mengumpulkan barang-barang yang bernilai, unik, dan bersejarah yaitu sekumpulan benda-benda yang menarik minat para cendikiawan dan kaum terpelajar untuk menyelidiki, dan mengkajinya serta masyarakat umum untuk melihat dan menikmati karya-karya peradaban suatu bangsa. Dengan demikian museum dimaknai sebagai sarana edukasi, riset, sosial dan budaya selalu berkembang mengikuti sejarah perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang menyertainya. Mengoptimalkan Tugas dan Fungsi Museum Pendidikan Fungsi dasar dari sebuah museum sebenarnya adalah untuk mengkoleksi dan memelihara obyek-obyek dan spesimen-spesimen serta memamerkannya secara teratur kepada khalayak ramai. Museum juga memberikan program inovasi dan pameran-pameran yang merupakan sumbangan khas kepada kehidupan suatu budaya komunitas. Lebih lanjut museum juga dapat berfungsi sebagai katalisator yang menghubungkan dan memperkenalkan kepada orang-orang tentang ide-ide, karya peradaban, dan bidang minat tertentu serta memberikan semangat bagi mereka untuk mencari ilmu lebih mendalam melalui penelitian dan kunjungan berulang-ulang. Secara umum, tugas museum meliputi pengoleksian, penyimpanan, pendokumentasian, pengidentifikasian dan memamerkan. http : // id.wikipedia.org/wiki/museum. Sebagaimana yang dirumuskan Internasional Council of Museums (ICOM) ada beberapa hal yang diutamakan dalam tugas museum antara lain: 1) Wadah dokumentasi dan penelitian 2) Mengumpulkan dan menjaga warisan alam dan budaya 3) Preservasi dan konservasi 4) Pemerataan dan penyebaran ilmu kepada masyarakat 5) Memperkenalkan dan menghayati kesenian 6) Memperkenalkan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa 7) Visualisasi warisan alam dan budaya 8) Media untuk menyatakan syukur manusia kepada Tuhan pemilik hidup manusia. Selain itu ditegaskan juga bahwa tugas yang harus diemban oleh museum adalah : a. Sebagai tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya; b. Sebagai tempat konservasi; c. Sebagai tempat penelitian; d. Sebagai tempat sumber informasi dan kajian; e. Sebagai tempat pengenalan budaya antar daerah atau bangsa; f. Sebagai tempat rekreasi. Berdasarkan uraian tugas museum tersebut diatas maka sebaiknya setiap museum harus mempunyai beberapa persyaratan/patokan perancangannya sehingga dapat menjalankan tugas yang diemban museum. Museum Nasional Indonesia atau yang dikenal juga dengan nama Museum Gajah adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang berada di Jakarta Pusat. Museum ini menjadi museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang berdiri pada 24 April 1778. Sejarah Berdirinya Museum Nasional Indonesia pada 24 April 1778 ini bermula dari pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah lembaga kebudayaan di Batavia. Pada masa pemerintahan Inggris, 1811 sampai 1816, Thomas Stamford, direktur Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang memerintahkan pembentukan gedung baru. Gedung tersebut akan dibangun di Jalan Majapahit No.3 yang akan digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk literary society, perkumpulan penyuka literatur. Pada 1862, setelah museum sudah dipenuhi dengan beberapa koleksi, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung museum pada 1868. Pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan museum ini kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak saat itu, pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kompas.com). Upaya untuk menghadirkan wadah yang bernama “Museum” dalam konteks Indonesia telah berlangsung cukup lama dan terus berkembang hingga saat ini seperti yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. Namun demikian museum pendidikan sebagai salah satu jenis museum yang mempunyai karakteristik merupakan hal yang relatif baru termasuk museum pendidikan Islam seperti yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN (Universitas Islam Negeri ) Maulana Malik Ibrahim Malang (selanjutnya tertulis UIN Malang) yang telah menginisiasi dan menghadirkan “Museum Pendidikan Islam”. Dilihat dari jenis, tipologi dan statusnya, museum memiliki ragam nama dan sebutan serta fungsi dan perannya. Beberapa sebutan untuk museum antara lain : Museum Nasional; Museum Daerah; Museum Besar: Museum lokal; Museum seni Museum sejarah; Museum Maritim Museum Otomotif Museum Tentara; Museum Batik; dan Museum Khusus lainnya seperti Museum Pendidikan. Beberapa kampus di Indonesia telah mendirikan museum pendidikan seperti UNY, UPI, UM, Pemerintah Kota Surabaya dan yang sedang diinisiasi oleh FIRK UIN Malang yang juga sebagai pionir dalam menghadirkan museum pendidikan Islam. Di UPI ada Museum Pendidikan Nasional yang terletak di dalam kompleks Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bumi Siliwangi Jln. Dr. Setiabudhi. Bangunan dengan gaya modern minimalis ini diresmikan oleh Rektor UPI Prof. Furqan, Ph.D pada hari Rabu, 25 November 2016 yang bertepatan dengan Hari Guru Nasional. Kita adalah Museum Yang memelihara warisan pendidikan di Indonesia. Visi Museum Pendidikan Nasional UPUI "Menjadikan Museum Pendidikan Nasional sebagai lembaga konservasi, edukasi, dan riset perkembangan Indonesia serta rekreasi yang “Leading dan Outstanding”. Selain di UPI terdapat pula Museum Pendidikan Indonesia atau MPI yang didirikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai wujud dari dedikasinya untuk bangsa. Melalui museum ini pesan yang ingin disampaikan disampaikan bahwa kejayaan bangsa ini merupakan hasil dari harmonisasi antara tujuan perjuangan dan semangat untuk menuntut ilmu. Museum Pendidikan Indonesia (MPI) UNY ini mempunyai visi untuk menjadikan memori kolektif sebagai wahana menciptakan insan yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Sedangkan tujuan dibangunnya museum MPI ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat dan civitas akademika UNY tentang eksistensi dan peran museum pendidikan. Museum ini juga sebagai penghargaan bagi para perintis, tokoh, dan pejuang pendidikan nasional. Selanjutnya pada Kamis (14/9/2017) Fakultas Kedokteran (FK) UI meresmikan Indonesian Museum of Health and Medicine di area gedung Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), FK UI Salemba, Jakarta. Peluncuran ini dilakukan oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M. Met. Museum ini memiliki lebih dari 5.000 koleksi yang kebanyakan merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, ketika FK UI masih bernama School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Koleksi ini berupa spesimen kedokteran dan benda-benda peninggalan (artefak) berupa alat bantu pendidikan kedokteran, video, dan media directori. Koleksi langka dalam bidang pendidikan kedokteran ini diklaim dan merupakan koleksi spesimen kedokteran terlengkap yang ada di Indonesia dan ditampilkan dalam kotak-kotak kaca di dalam bagian area. Jenis museum ini yang pertama di Indonesia. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang bercorak LPTK, Universitas Negeri Malang yang sebelumnya bernama IKIP Malang (selanjutnya tertulis UM) juga telah menginisiasi lahirnya museum pendidikan dengan nama museum pembelajaran. Museum ini secara resmi pendiriannya pada 2014 dengan nama Gedung Museum Pembelajaran pada 2014. Dalam Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Malang (UM) yang dipusatkan di Graha Cakrawala UM Malang, Kamis (18/10/2018). UM meresmikan beroperasinya Museum Pembelajaran UM. Dengan demikian keberadan Museum Pembelajaran semakin memperkokoh keberadaan UM sebagai salah satu LPTK yang menghasil lulusan calon pendidik. Museum pendidikan selain didirikan oleh beberapa kampus juga didirikan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Daerah Kota Surabaya yang waktu itu walikotanya Tri Rismaharini. Tepat di Hari Guru Nasional, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan sekaligus membuka Museum Pendidikan di Jalan Genteng Kali. Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan melati di pintu masuk Museum Pendidikan. Salah satu bangunan yang baru saja diresmikan dan dibuka untuk umum oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, adalah Museum Pendidikan. Museum ini diresmikan pada tanggal 25 November 2019 yang bertepatan dengan Hari Guru Nasional. Berdirinya Museum Pendidikan Islam yang diinisiasi oleh FITK UIN Malang merupakan langkah dan terobosan yang sangat penting dan strategis untuk dapat mengkonservasi, memelihara warisan pendidikan Islam Indonesia dan menjadi wadah penting dalam riset pendidikan Islam Indonesia yang sangat unik, multi ragam model, dan karakteristiknya sebagai wahana pengembangan ilmu kependidikan Islam Indonesia dan sebagai katalisator peradaban Islam Indonesia. Kehadiran Museum Pendidikan Islam menjadi sangat penting karena akan memudahkan para peneliti dan pengkaji serta pemerhati pendidikan Islam Indonesia untuk mendalami berbagai hal yang terkait dengan penyelenggaraan dan pengelolaan serta karya dan tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam Indonesia yang sangat fenomenal. Pendidikan islam Indonesia sangat beragam dalam berbagai dimensinya baik kelembagaan, kurikulum, metode dan orientasinya seperti pendidikan formal sejak pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi, pesantren dengan ragamnya dan sekolah Islam terpadu dan sekolah Islam berasrama yang merupakan bagian dari fenomena perkembangan pendidikan Islam Indonesia. Mendirikan museum pendidikan Islam Indonesia sesungguhnya sebuah terobosan dan langkah yang inovatif, strategis dan berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pendidikan Islam Indonesia. Hadirnya wadah seperti Museum Pendidikan Islam Indonesia memiliki arti penting karena pendidikan Islam Indonesia memiliki keunikan yang sangat luar biasa dan banyak serta potensi yang sangat besar. Dengan hadirnya Museum Pendidikan Islam Indonesia akan semakin mendorong minat para peneliti dalam dan luar negeri untuk mengkaji pendidikan Islam Indonesia yang sangat fenomenal. Museum Pendidikan Islam FITK UIN Malang diharapkan mampu menjadi wadah dan pusat kajian pendidikan Islam kompehensif baik terkait dengan kelembaganaan dan tokoh pendidikan Islam maupun sejumlah karya klasik dan monumental para ulama Indonesia yang mempunyai nilai sejarah sangat penting untuk kehidupan keagamaan dan kemajuan ilmu keislaman Indonesia. Dengan demikian kehadiran MUSEUM PENDIDIKAN ISLAM hendkanya menjadi wadah konservasi, edukasi, riset dan rekreasi akademik dan relegi bagi masyarakat umum Selamet dan semoga sukses utk FITK UIN Malang. SELAMAT ATAS HADIRNYA MUSEUM PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA DI UIN MALANG