PASANGAN YANG IDEAL DALAM IKATAN PERNIKAHAN
Ahmad Thib Raya | Guru Besr UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |
Setiap pasangan dalam ikatan pernikahannya mengharapkan agar pasangan hidupnya dalam rumah tangga menjadi pasangan hidup yang serasi antara suami dan isteri, yang damai dan penuh dengan pengertian dalam ikatan Cinta, kasih, sayang dan amanah. Dengan begitu, rumah tangga mereka akan menjadi rumah tangga yang sakinah, bahagia selamanya.
Pasangan yang seperti itu bagaikan daun pintu dengan kusennya, daun jendela dengan bingkainya, atau bagaikan mur dengan bautnya. Pasangan yang seperti ini adalah pasangan yang pas, tidak lebih, dan tidak kurang. Baut harus pas dengan murnya, jendela harus pas dengan kusennya, dan jendela harus pas dengan bingkainya. Kalau sebuah mur tidak pas dengan bautnya, dia lebih kecil, maka mur itu tidak akan bisa masuk ke dalam bautnya, dan jika mur itu besar, maka murnya pun menjadi longgar. Suaminya pas dengan isterinya, dan isterinya pas dengan suaminya.
Pasangan yang seperti itu adalah pasangan yang seiman, seagama, sama taatnya, dan sama kepatuhannya. Pasangan yang seperti inilah menjadi dambaan suami-isteri. Pasangan yang ideal dalam sejarah kehidupan manusia adalah pasangan Nabi Adam dan isterinya Hawa. Walaupun mereka diturunkan oleh Allah dari Surga, Adam diturunkan di India dan Hawa di Jazirah Arab, tetapi keduanya dipertemukan kembali oleh Allah swt di Padang Arafat, Saudi Arabia.
Pasangan yang lain yang sama seperti itu adalah pasangan Nabi Ibrahim dengan isteri Sarah, tinggal di Palestina, dan Hajar, tinggal di Mekkah. Pasangan Ibrahim dengan Sarah, melahirkan anak yang bernama Ishak, yang memudian menjadi seorang Nabi. Pasangan Ibrahim dengan Hajar, melahirkan seorang putra yang bernama Ismail, yang Kemudian diangkat menjadi seorang Nabi.
Pasangan yang ideal yang lain lagi adalah pasangan Nabi Muhammad saw., dengan Khadijah. Khadijah termasuk wanita pertama yang masuk Islam dan percaya kepada kenabian Muhammad. khadijah seorang hartawan, yang kaya raya, dan hartanya telah banyak dikorbankannya untuk perjuangan Nabi Muhammad. Pasangan Nabi Muhammad dengan Aisyah juga merupakan pasangan yang ideal, yang kemudian diberi gelar Ummul Mukminiin (Ibu dari orang-orang beriman).
Itulah sebabnya, maka kehidupan mereka itu menjadi teladan bagi pasangan-pasangan yang hidup sesudahnya. Dari sini pulalah, maka kehidupan pasangan ini menjadi Doa yang dibacakan pada saat kita usai melakukan akad nikah. Doanya adalah "Ya Allah, padukanlah hati kedua pasangan ini sebagaimana Engkau telah memadukan hati Nabi Adam dengan Hawa. Ya Allah, padukanlah hati pasangan ini sebagaimana Engkau memadukan hati Nabimu Ibrahim dengan Sarah dan Hajar. ya Allah, padukanlah hati pasangan ini sebagaimana Engkau memadukan pasangan Nabi Muhammad saw dengan Khadijah al Kubra dan Aisyah al Ridha.
Ada juga doa yang sering dibaca oleh pendoa yang mengatakan "Ya Allah, padukanlah hati pasangan ini sebagaimana Engkau memadukan pasangan Nabi Yusuf dengan Zulaikha'." Tetapi saya tidak mau membacakan doa ini untuk pasangan yang sedang bersanding karena, doa itu tidak cocok, menurut saya, untuk dibacakan untuk pasangan karena Zulaikha bukanlah menjadi tauladan bagi kita. Zulaikha telah melakukan sebuah pelanggaran. Saya juga belum pernah membaca, apakah Yusuf dan Zulaikha hidup sebagai pasangan suami isteri, setelah Zulaikha gagal menggoda Yusuf.
Pasangan yang serasi itulah yang patut dijadikan contoh bagi pasangan suami isteri, teladan bagi kita semua. Semoga pasangan kita menjadi pasangan yang ideal dalam kehidupan rumah tangga kita. Semoga Allah mengabulkan doa dan permohonan kita. Aamiin. Wallaahu a"lam bi al-shawaab. Hotel Bumi Senyiur Kota Samarinda, Selasa pagi, tanggal 28 Maret 2017.