Pimpinan dan Civitas Akademika FITK Gelar Halalbihalal

Gedung FITK, BERITA FITK Online– Segenap pimpinan dan civitias akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Halalbihalal dengan tajug: "Membangun Sinergi, Mengukir Prestasi" pada Jumat, (13/5/2022) bertepatan dengan 12 Syawal 1443 Hijriah.
Acara tersebut digelar di lobi dekanat gedung FITK dan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Ketua LPM, Dekan, para wadek, guru besar, dosen, Kabag TU, para kasubag, pegawai, dan mahasiswa FITK.
Dalam sambutannya sebagai dekan, Sururin menyampaikan permohonan maafnya sebagai pribadi maupun sebagai pimpinan fakultas. “Saya atas nama pribadi dan pimpinan fakultas menyampaikan taqabalallah minna wa minkum, taqabalallah ya kariim. Kami mohom maaf sedalam-dalamnya kepada Bapak/Ibu dosen, seluruh karyawan FITK apabila dalam tutur kata kami, tindakan kami, dalam pelayanan kami kepada Bapak/Ibu semua jika ada yang kurang berkenan di dalam hati sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kita keluarkan semua energi negatif dan kita isi dengan energi positif. Insyaallah kita akan membangun suasana lebih baik lagi, lebih produktif lagi dalam bekerja dalam menghasilkan karya-karya dan melayani Bapak/Ibu semua,” ucap Sururin. “Mohon maaf lahir dan batin,” tutup Sururin.
Berikutnya, Arief Subhan dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal tentang makna halabihalal. “Yang pertama saya ucapkan syukur atas karunia sehat yang Tuhan berikan kepada kita semua. Kedua, mari kita sampaikan salawat kepada baginda Nabi Muhammad saw. Ketiga, saya ucapkan selamat idulfitri, selamat merayakan lebaran kepada seluruh civitas akademika FITK UIN Jakarta,” ucap Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi periode 2015-2019 itu.
Menurut Arif Subhan, halalbihalal bisa dimaknai sebagai pengurai sesuatu yang kusut. “Menurut pemahaman saya, halalbihalal adalah mengurai sesuatu yang kusut, kemudian mencairkan sesuatu yang beku dan yang ketiga, halal bi, halal (dengan mencontohkan obrolan istri dengan suaminya),” pungkas Arief Subhan dengan disambut tawa hadirin.
Sementara itu dalam tausiahnya, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., menyampaikan hikmah dan tujuan dilaksanakannya tradisi halalbihalal. “tradisi halalbihalal tidak hanya menjadi tradisi baik tapi juga di dalamnya terkandung makna yang luas dan dalam serta kaitannya dengan silaturahim dan dalam kaitannya dengan menjaga hubungan baik di antara kita,” tuturnya.
Menurut Guru Besar Bahasa Arab itu, Ramadan adalah sarana latihan dalam rangka melatih empat kecerdasan fitrah manusia. ”Ibadah Ramadan adalah sarana latihan ibadah tahunan dalam rangka mengasah kecerdasan spiritual, mengasah kecerdasan intelektual, mengasah kecerdasan emosional, dan mengasah kecerdasan sosial,” terangnya.
Thib Raya juga menjelaskan makna halalbihalal secara hakiki. “Halalbihalal secara hakiki dalam pemahaman saya adalah upaya yang dilakukan oleh orang beriman dalam rangka menjaga keseimbangan kepada Tuhan dan menjaga keseimbangan kita dengan sesama, dan dalam rangka menjaga kebahagiaan dengan sesama manusia,” sambungnya.
Kemudian Thib Raya menyampaikan tiga pandangan hidupnya dan yang selama ini ia coba amalkan. Tiga Pandangan hidup Ahmad Thib Raya: • Prinsip hidup: Iman dan Taqwa • Perilaku hidup: Beramal shaleh • Etika hidup: Berakhlak mulia
Selanjutnya Dekan FITK periode 2015-2019 itu menyampaikan agar kita sebagai manusia dapat menghindari beberapa sifat dan perilaku yang buruk dan negatif. Ia menyebutnya jaga tujuh J agar hubungan baik dengan orang lain.
Jaga Tujuh J agar hubungan baik dengan orang lain: • Jangan suuzan dengan orang lain; • Jangan pernah iri kepada orang lain; • Jangan pernah sombong/takabur kepada orang lain; • Jangan pernah marah kepada orang lain; • Jangan pernah berbohong kepada orang lain; • Jangan pelit kepada sesama; • Jangan suka pamer (kemewahan) kepada orang lain.
Sebagai penutup, pria kelahiran Bima ini menyampaikan implementasi halalbihalal yang dapat dieterapkan di lingkungan FITK UIN Jakarta yaitu: • Muda menghormati yang lebih tua; • Tua menyayangi yang lebih muda; • Bawahan menghormati atasan; • Atasan menyayangi bawahan; • Saling memberi dan melayani.
Berikutnya acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama. (MusAm)





