Program Studi PBI FITK UIN Jakarta Gelar Workshop Bertajuk “Exploring Language and Culture in English Education”
Gedung FITK, BERITA FITK Online- Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sukses menggelar workshop bertemakan “Exploring Language and Culture in English Education”. Acara yang berlangsung di ruang teater Prof. Mahmud Yunus, FITK, UIN Jakarta pada Senin (21/10/2024) ini menarik berbagai peserta, termasuk dosen dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Workshop ini menghadirkan dua narasumber terkemuka di bidang pendidikan bahasa dan kajian budaya, yaitu Prof. Dr. Ilza Mayuni, M. App. Ling (Universitas Negeri Jakarta), dan Prof. Dr. Alek, MPd (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), yang memberikan wawasan baru tentang pentingnya integrasi antara bahasa dan budaya dalam pengajaran.
Hubungan Bahasa dan Budaya
Workshop dimulai dengan sambutan dari Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang menekankan pentingnya peran bahasa dalam membentuk budaya dan identitas. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa pendidikan bahasa tidak hanya berfokus pada pengajaran struktur linguistik, tetapi juga pada pemahaman konteks budaya di mana bahasa tersebut digunakan. Hal ini, menurutnya, sangat penting di era globalisasi saat ini, di mana siswa memerlukan kompetensi bahasa dan budaya untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan baik.
“Bahasa lebih dari sekadar alat komunikasi; bahasa adalah artefak budaya yang membawa sejarah, nilai-nilai, dan perspektif suatu masyarakat. Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya mahir dalam berbahasa Inggris, tetapi juga memiliki kesadaran dan kepekaan budaya,” ujar Ummi Kultsum, Ph.D dalam sambutannya.
Narasumber Terkemuka Berbagi Keahlian
Sesi pertama workshop diisi dengan presentasi dari Prof. Dr. Ilza Mayuni, M. App. Ling, sosok terkemuka dalam kajian linguistik budaya dari Universitas Negeri Jakarta. Beliau membahas konsep literasi budaya dalam pendidikan bahasa, menekankan bahwa mengajar bahasa tanpa mengajarkan budaya akan menciptakan pemahaman yang tidak utuh tentang komunikasi. Prof. Ilza menjelaskan berbagai cara praktis yang dapat dilakukan pendidik untuk mengintegrasikan elemen budaya dalam pengajaran, mulai dari penggunaan materi autentik hingga pertukaran antarbudaya yang memperkenalkan siswa pada beragam pandangan dunia. Konsep Visual Teaching Strategy (VTS), menjadi salah satu pilihan efektif dalm pembelajaran budaya dan Bahasa dengan mengenalkan konsep autentik visual pada nilai-nilai budaya dalam pengajaran Bahasa Inggris.
Setelah presentasi yang inspiratif dari Prof. Ilza, Prof. Dr. Alek, M.Pd dari PBI, FITK, UIN Jakarta. memberikan analisis mendalam tentang peran budaya dalam pemerolehan bahasa kedua. Beliau menyoroti pentingnya memahami perbedaan budaya dalam gaya komunikasi, norma kesopanan, hingga komunikasi non-verbal. Prof. Alek menekankan bahwa pembelajaran bahasa tidak hanya tentang menghafal kosakata dan tata bahasa, tetapi juga tentang memahami masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
“Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan,” jelas Prof. Alek. “Sebagai pendidik, kita harus membimbing siswa untuk menghargai keragaman budaya yang terkait dengan bahasa yang mereka pelajari. Pemahaman ini akan membantu mereka dalam berkomunikasi dengan lebih baik dan menghormati perbedaan dalam interaksi lintas budaya.” Prof Alek juga menekankan dalam memhami budaya dalam pengajaran ELT dapat membantu siswa untuk memahami perbedaan lintas budaya dan meningkatkan cara berpikir kritis.
Sesi Interaktif dan Diskusi
Workshop ini juga menyajikan sesi interaktif di mana peserta berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai bagaimana mereka dapat menerapkan ide-ide yang dibagikan oleh narasumber dalam praktik pengajaran mereka. Para dosen berbagi pengalaman dan tantangan dalam mengintegrasikan budaya dalam pengajaran bahasa, sementara mahasiswa merefleksikan pengalaman belajar bahasa mereka serta pentingnya konteks budaya dalam proses tersebut.
Salah satu momen menarik dari workshop ini adalah partisipasi aktif para mahasiswa yang sangat menghargai kesempatan untuk belajar langsung dari pakar terkemuka. Banyak di antara mereka menyampaikan keinginan untuk melihat lebih banyak konten budaya yang diintegrasikan dalam kursus bahasa mereka, dengan alasan bahwa pemahaman budaya membuat pengalaman belajar bahasa menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Peluang Masa Depan: Era Baru dalam Pendidikan Bahasa
Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menutup acara dengan menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan antara pendidik, mahasiswa, dan peneliti dalam mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk menggabungkan pendidikan bahasa dan budaya. Beliau mengungkapkan optimisme bahwa workshop ini akan menjadi awal dari banyak inisiatif lain yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Inggris di UIN Jakarta.
“Kami berharap workshop hari ini dapat menginspirasi kita semua untuk memikirkan kembali bagaimana kita mengajar bahasa di kelas. Dengan mengintegrasikan kesadaran budaya, kita mempersiapkan siswa kita tidak hanya untuk sukses akademis, tetapi juga untuk berpartisipasi secara bermakna di masyarakat global,” tutupnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para mahasiswa dan dosen memiliki kesempatan untuk bertanya dan meminta saran dari narasumber tentang tantangan khusus yang mereka hadapi dalam pengajaran bahasa dan budaya.