Rektor UIN Jakarta Kukuhkan Dua Guru Besar FITK
Auditorium Harun Nasution, BERITA FITK Online— UIN Jakarta kembali menambah jumlah guru besarnya setelah dua dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Didin Nuruddin Hidayat, M.A., Ph.D., Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Prof. Dr. Zulfiani, M.Pd., Program Studi Tadris Biologi resmi ditetapkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris dan Bidang Ilmu Pendidikan Biologi oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Pengangkatan mereka sebagai Guru Besar dituangkan dalam SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) dengan Nomor 74139/MPK.A/KP.07.01/2022 untuk Profesor Didin dan Nomor 74172/MPK.A/KP.07.01/2022 untuk Profesor Zulfiani tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen.
Diketahui, keduanya dikukuhkan resmi menjadi Guru Besar oleh Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. pada Rabu (15/3/2023) di Auditorium Harun Nasution, Kampus 1 UIN Jakarta.
“Hari ini kami sangat bahagia sekali saat UIN Jakarta mendapatkan dua Guru Besar yang masih muda-muda terutama Prof . Didin. Ada tiga kata untuknya yaitu muda, energik, dan kreatif. Saat ini Prof. Didin merupakan profesor termuda di FITK UIN Jakarta,” tutur Dekan FITK UIN Jakarta, Dr. Sururin, M.Ag., saat menyampaikan kesan-kesan melalui video testimoninya.
Selain Menyampaikan testimoni untuk Profesor Didin, Dekan Sururin juga menyampaikan testimoninya untuk Profesor Zulfiani.
“Pemikiran-pemikiran dari Ibu Profesor Zulfiani saya kira akan sangat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Biologi. Semoga apa yang menjadi ide, pemikiran, gagasan dan karya-karya beliau memberikan manfaat dan dampak yang lebih luas lagi pada masyarakat, tidak hanya dalam dunia pendidikan Biologi namun juga pendidikan yang lebih luas lagi,” ucap Ibu kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu dengan rasa syukur dan bahagia.
Dalam orasi ilmiahnya, Profesor Didin menyoroti Konsep Strategi Peningkatan Kualitas Pendidik Guru Bahasa Inggris. Menurut Didin, ada tiga konsep strategi peningkatan kualitas pendidik guru bahasa Inggris yang saling terkait untuk meningkatkan efektivitas pendidik guru bahasa Inggris di Indonesia terdiri dari inisiatif pribadi pendidik guru bahasa Inggris, dukungan institusi, dan dukungan pemerintah.
Menurut Didin, inisiatif pribadi mengacu pada tindakan dan strategi yang dapat diambil sendiri oleh pendidik guru bahasa Inggris untuk meningkatkan efektivitas mereka, sementara dukungan institusi melibatkan dukungan yang diperlukan dari lembaga kerja mereka untuk memfasilitasi peningkatan ini. Terakhir, dukungan pemerintah adalah jenis dukungan yang dapat diberikan pemerintah kepada pendidik guru bahasa Inggris untuk meningkatkan keefektivan mereka.
Sementara, Profesor Zulfiani saat orasi ilmiahnya menyoroti soal kemampuan inkuiri menjadi fokus dalam penguatan content sekaligus keterampilan. Saintifik inkuiri menjadi tujuan utama pada pendidikan sains sejak 1960 (NRC, 2002). Program PISA 2006 mendefinisikan saintifik inkuiri sebagai proses sains yang utama, meliputi berbagai komponen proses ilmiah dan eksplanasi ilmiah (OECD, 2006).
Menurut Zulfi sapaan akrabnya, inkuiri dipertimbangkan sebagai strategi yang sangat penting untuk mendorong pembelajaran sains. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada eksplorasi alam yang mengarahkan pada suatu pengajuan pertanyaan untuk melakukan penemuan, dan mengujinya untuk menemukan sebuah pengetahuan baru. Pola esensial inkuiri membantu siswa mengembangkan konsep pengetahuan dan proses sains secara lebih jelas dan mendalam (NRC, 2000).
Beberapa kajian mengarahkan bahwa memunculkan hipotesis, teori, atau interpretasi sebuah fenomena yang diselidiki merupakan komponen kritis untuk mengembangkan pemahaman konsep sains (Muukkonen, Lakkala Hakkarainen, 2005). Pengajaran berbasis penyelidikan (inkuiri) mendorong siswa untuk berpikir dan bereksplorasi secara kreatif seperti yang dilakukan oleh ilmuwan (Rutherford & Ahlgren, 1990).
Terakhir, Zulfi menerangkan, kemampuan inkuiri merupakan transferable skill yang diperlukan secara personal maupun calon guru untuk fleksibel memperoleh pengetahuan dan mengajarkan peserta didik di kelas. Abad digital telah memberikan variasi informasi yang tidak kalah pentingnya, sehingga inkuiri dan teknologi menjadi dua komponen integratif yang membekalkan kompetensi abad 21 untuk calon guru khususnya Biologi. (MusAm)