Saya Bahagia Jika Saya Kaya
Saya senang menulis tentang hal ini, sebenarnya ada 11 pembahasan dalam buku baru saya yang akan terbit maret besok berjudul "Unconditional Happiness", saya pernah juga berpikir bahwa bahagia itu kalau punya uang banyak.
"Kerja yang rajin, biar banyak duit nanti hidupnya bahagia" kata-kata ini pernah saya dengar dari sudara di kampung yang bicara dengan anak laki-lakinya, sepintas tidak ada yang salah dengan kalimat ini, karena suka tidak suka kita semua memang ingin kaya.
Hanya saja jika kebahagiaan ditunda dengan kekayaan maka disanalah dimulai jiwa-jiwa keriput itu muncul.
Usia tidak ada yang bisa kompromi, justru semakin bertambah usia maka tubuh semakin keriput.
Jika tunggu kaya maka manusia normal seperti saya dan mungkin kita semua akan bahagia diusia senja, jika benar-benar kaya, atau jangan-jangan sampai tua dna matipun tidak sama sekali kaya.
Kasihan tentu saja.
Tapi kenyataanya memang banyak manusia yang hidupnya penuh kasihan, namun uniknya dirinya sama sekali tidak menyadari sama sekali.
Saya menyadari suatu hari ketika di kampung, diajak ayah ke sawah, setelah ikut panen padi waktu itu kita duduk di pematang sawah, lalu ayah dan ewa serta pekerja ikut duduk dan makan siang dengan lahap, rasanya makan siang sangat nikmat, padahal hanya dengan sayur asam, sambal dna ikan asin tahu tempe.
Disela-sela makan ada suara dahak besarĀ tandanya kenyang dari sebelah duduk saya, ternyata pakde makan sangat banyak dan kenyang, tampak wajahnya sangat bahagia, Benar-benar bekerja bahagia.
Disis lain, saya pernah diundang oleh seorang Bupati di daerah yang tidak bisa saya ceritakan, makanan yang mewah dan woww, dari udang sampai kepiting , apalagi ikan segar langsung dari pantai, sangat menggoda lidah namun yang justru kita tunggu adalah daging sapi khusus impor dengan harga selangit.
Makan tidak terlalu banyak, tapi sebelum mulai beliau ambil beberapa pil dan diminumnya, lalu berkata "lanjutkan saja mas naqoy, anda kan masih muda, kalau saya ga boleh makan kolesterol lagi" katanya.
Tampak wajanya lesu dan rapuh
uang yang banyak ternyata tidak bisa membeli kebahgiaan darinya, dia berkata sebelum pulang" seandainya saya suruh memilih, maka saya pilih sehat daripada kaya" katanya, sementara saya justru berkata "kalau saya pilih sehat dan kaya".
Jika kalimatnya pas dengan anda, jangan puas dulu sebelum memiliki bukunya , order sebelum yang lain punya hub 081905666479 (WA, Naqoy Center).
Nanang Qosim SPdI (Naqoy), Penulis buku Unconditialhappiness dan Ketua IKALUIN FITK.