Webinar Nasional dan Peluncuran Edisi Pertama Jurnal Bestari; Bicara Linguistik dalam Memandang Stand Up Komedi
BERITA FITK Online- Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sukses menyelenggarakan Webinar Nasional dan Peluncuran Edisi Pertama Jurnal Bestari dengan tajuk “Stand Up Komedi dalam Bingkai Linguistik” pada Jum`at (10/2/2023).
Jurnal Bestari digawangi oleh Fathma Cita Zunurahma (Pimpinan Redaksi), Selvia Parwati Putri (Editor Linguistik), Elis Susilawati (Editor Pembelajaran), Oktavianna (Editor Sastra), Naswah Mirzanty (Editor BIPA), Rania Ninanta Marito Harahap (Asisten Editor), dan Aidahlia (Asisten Editor dan Manajer Jurnal). Jurnal Bestari terbit tiga kali dalam setahun, yakni pada Januari, Mei, dan September.
“Alhamdulillah, setelah persiapan selama tiga bulan, September 2022, akhirnya Tim Redaksi Jurnal Bestari berhasil menerbitkan 10 artikel di edisi perdananya” ungkap Fathma Cita. Sepuluh artikel yang terbit terbagi dalam bidang pembelajaran, bahasa, dan sastra Indonesia.
Dekan FITK UIN Jakarta, Dr. Sururin, M.Ag, turut mengucapkan selamat atas penerbitan pertama Jurnal Bestari. “Di berbagai kesempatan selalu saya sampaikan, kami pimpinan FITK, pimpinan fakultas, men-support penuh, mendukung penuh berbagai kegiatan yang dilaksanakan baik dosen maupun mahasiswa, khususnya mahasiswa. Dalam hal ini, mahasiswa PBSI FITK yang sudah meluncurkan, yang sudah mempublikasikan Jurnal Bestari. Jadi kami menyambut baik, mengucapkan selamat dan sukses untuk saudara semua, khususnya para mahasiswa yang kreatif, yang penuh inovasi, dan menghasilkan sebuah karya," tutur Sururin,
Untuk menyemarakkan terbitan pertamanya, Tim Redaksi Jurnal Bestari menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema "Stand Up Komedi dalam Bingkai Linguistik" pada Jumat (10/2/23) di Zoom Cloud Meetings.
Narasumber yang dihadirkan dalam acara ini ialah Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Prodi PBSI UIN Jakarta, serta Neneng Nurjanah, M.Hum., dosen PBSI UIN Jakarta serta pegiat linguistik.
"Humor bukanlah hal yang baru. Humor dan tertawa umurnya setara dengan peradaban manusia, sejak Adam dan Hawa. Umumnya, tidak ada hal baru dari segi teknik antara zaman sekarang dan dulu, hanya penjelasannya saja yang berbeda” papar Makyun yang juga merupakan ahli linguistik forensik.
Lebih lanjut, Makyun melihat fenomena yang pernah atau sedang terjadi, sesuatu dianggap humor jika pendengar merespon pembicara dengan tawa. Pembicara hanya terpaku pada hal-hal yang membuat pendengar tertawa, tanpa memperluas pembicaraan. Hal ini dianggap berbahaya karena humor hanya dijadikan kegiatan “tertawa bersama”. Padahal, humor dapat muncul dalam topik yang luas dan tidak ada batasan tertentu. Seseorang tertawa karena adanya struktur pengetahuan yang disimpan dalam pikiran sehingga ketika melihat sesuatu yang dianggap lucu akan menyesuaikan dengan frame-nya.
Sedangkan Neneng mengungkapkan “humor tidak hanya sebatas tertawa karena jika terjadi, maka humor tersebut tidak filosofis,” ungkapnya. Neneng yang melakukan penelitian keterkaitan antara stand up komedi, perempuan, dan Islam memaparkan “space penting dari sisi perempuan, diwakili dengan stand up komedian, komika perempuan pertama di Indonesia, Islam, berjilbab pula, yaitu Sakdiyah Ma'ruf." Neneng menjelaskan bahwa Sakdiyah Ma'ruf banyak menyisipkan isu perempuan di dalam stand up komedinya, termasuk menyuarakan akan isu tubuh, isu pemingitan, isu pernikahan, dan konservatisme Islam.
Diskusi yang dihadirin oleh 120 peserta tersebut, berjalan hangat dan ramai. Para rekanan Mitra Bestari dari berbagai kampus di Indonesia juga hadir membersamai kegiatan yang selesai sesaat sebelum Jumatan.
Berbagai ucapakan selamat diberikan dalam peluncuran Jurnal Bestari, "Semoga semangat, kerja keras, serta komitmen dan integritas yang dimiliki oleh support team pengelola jurnal, dapat berkontribusi memajukan ilmu pengetahuan," tutur Wahyudi Rahmat, selaku perwakilan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya. (Selvia Parwati Putri/ Elis Susilawati)