Gedung FITK, BERITA FITK Online- Dalam mendukung upaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuju World Class University (WCU), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta terus berupaya memberikan pelayanan dalam bentuk program peningkatan wawasan baik nasional mau pun internasional. Hal itu sejalan dengan visi FITK UIN Jakarta sebagai LPTK yang unggul, kompetitif, profesional dengan mengintegrasikan keilmuan, keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan, menjadikan fakultas ini berupaya terus menjadi terdepan dalam kajian yang kontekstual dengan dunia pendidikan saat ini. Oleh karena itu, FITK setiap tahunnya menyelenggarakan konferensi internasional pendidikan di masyarakat muslim atau yang dikenal dengan ICEMS (International Conference on Education In Muslim Society). Tahun ini ICEMS kembali digelar FITK pada Rabu-Kamis, (6-7/10/2021).
Tema ICEMS yang diusung tahun ini adalah
“Embracing the New Normal: Changing Roles of Teachers and Technologies in Shifting Education Landscape.” Dalam kegiatan ini, FITK mampu menghadirkan para pakar pendidikan nasional, regional, dan internasional untuk mengkaji bagaimana profesionalisme pendidik termasuk guru dan dosen dalam merespons disrupsi pendidikan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Pembahasan tentang bagaimana profesionalisme pendidik dalam merespons tantangan pengajaran dan pembelajaran selama masa pendemi memiliki urgensi yang sangat strategis agar
stakeholders FITK UIN Jakarta dapat memahami konteks secara menyeluruh dari dampak pandemi pada kondisi pendidikan saat ini dan ke depannya.
“Bapak-Ibu yang kami hormati, fokus konferensi ini adalah bagaimana para akademisi dan praktisi pendidikan menyikapi tantangan akibat disrupsi pandemi Covid-19 dari segi teori dan praktik. Para pembicara dan peserta konferensi dari tingkat nasional, regional, dan internasional berbagi strategi dan inovasi pengajaran mereka,” ujar Kustiwan Syarif, Ph.D. saat penyampaian laporannya sebagai ketua panitia.
“Secara khusus, kegiatan ICEMS ketujuh ini juga diharapkan mampu menelusuri, mendokumentasi sekaligus mendiseminasi praktik baik yang dilakukan oleh para pendidik di berbagai wilayah di dunia dalam menjalankan proses pendidikan selama pandemi. Eksplorasi, dokumentasi, dan diseminasi praktek menjadi penting mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung saat ini, dan dunia pendidikan masih dihantui disrupsi dan ketidakpastian dalam beberapa waktu ke depan, sedangkan para pendidik termasuk guru dan dosen harus terus bertahan sekaligus mencari terobosan dalam berbagai bentuk inovasi pendidikan selama pandemi Covid-19 dan masa sesudahnya,” tutup Dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini.
Dalam sambutannya sebagai dekan, Dr. Sururin, M.Ag. mengucapkan selamat datang kepada seluruh pembicara dan peserta ICEMS serta berharap kepada peserta untuk mengikuti konferensi dengan baik dan sampai selesai. “Kami mengucapkan selamat datang kepada pembicara, keyonte speech, dan seluruh peserta konferensi dan kami berharap semuanya dapat mengikuti konferensi dengan baik dan sampai selesai,” ucap Sururin.
“ICEMS tahun ini mengangakat tema
“Embracing the New Normal: Changing Roles of Teachers and Technologies in Shifting Education Landscape.” Kami yakin bahwa berbagai institusi pendidikan lain pun tertarik dalam mengkaji isu ini, sehingga dapat membuat berbagai macam strategi untuk beradaptasi dengan kondisi pendidikan saat ini dan juga pada masa mendatang,” sambungnya.
“Dengan demikian, melalui konferensi ini kami berharap para
stakeholders dapat berdiskusi dan berkolaborasi dengan para ahli pendidikan, para praktisi, dan para guru. Kami percaya bahwa berkolaborasi dalam memajukan pendidikan dapat membawa perubahan besar untuk pendidikan secara global, khususnya untuk pendidikan di Indonesia,” tutup Ibu kelahiran Bojonegoro ini.
Sementara itu, Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. dalam sambutannya menjelaskan ada perubahan yang signifikan dalam pelaksanaan pembelajaran di berbagai dunia termasuk di Indonesia.
“Selama penademi Covid-19, pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran di berbagai negara berubah drastis. Contohnya, bagaimana guru mempersiapkan bahan ajar, guru mengajar, guru berinteraksi dengan siswa telah berubah ke level yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, pembelajaran saat ini dapat dilakukan secara daring atau pun daring-luring (blended). Namun, hal ini juga memunculkan tantangan tersendiri. Dengan demikian, kita membutuhkan inovasi-inovasi yang bisa diterapkan dalam praktik-praktik pendidikan pada berbagai level,” papar Amany.
Selanjutnya, Amany menyampaikan bahwa UIN Jakarta berkomitmen untuk mendukung penuh setiap komponen kampus dalam peningkatan kompetensi akademiknya melalui kerja sama, partnership, dan kolaborasi, baik dalam level nasional maupun internasional.
“Bapak-Ibu yang kami hormati, kami memastikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selalu berkomitmen untuk mendukung penuh civitas akademiknya dalam meningkatkan kemampuan akademiknya melalui kerja sama, partnership, dan kolaborasi, baik dalam level nasional maupun internasional,” sambung Amany.
“Selamat melaksanakan konferensi. Semoga konferensi ini dapat mengkaji dan memberikan formulasi bagaimana profesionalisme pendidik termasuk guru dan dosen serta institusi (UIN Jakarta) dalam merespons disrupsi pendidikan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19,” pungkas Amany.
“Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,” ujar Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si., Wakil Menteri Agama RI dalam penyampaiannya sebagai pembicara kunci.
“Atas nama Kementerian Agama, saya bergembira dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penyelenggaraan konfernsi internasional ketujuh ini tentang pendidikan masyarakat muslim yang mengambil tema menyambut kebiasaan baru (new normal), merubah peran mahasiswa, pendidik, dan teknologi dalam mengubah
landscape pendidikan,” lanjutnya.
“Pandemi Covid-19 telah berperan merubah peran dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi, namun peran teknologi tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi pembelajaran antara pengajar dan pelajar. Sebab edukasi bukan hanya memeberikan pengetahuan, melainkan kerja sama dan kompetensi untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam mengembangkan teknologi bagi perkembangan dunia pendidikan. Karena pendidikan bukan hanya transmisi pengetahuan namun bagaimana kita harus memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik,” tutup Zainut Tauhid Sa’adi.
Sebagai informasi, ICEMS adalah salah satu kegiatan unggulan FITK untuk mengkaji isu-isu kependidikan aktual secara komprehensif dengan perspektif global. Kegiatan ini selalu menghadirkan para pakar pendidikan dari berbagai negara untuk menyoroti, mengkaji, sekaligus mencari solusi terhadap problematika kependidikan terkini, khususnya pendidikan Islam. Melalui penyelenggaraan ICEMS, FITK diharapkan terus berkontribusi terhadap berbagai isu dan problematika terkini yang terjadi baik dalam skala, nasional, regional, maupun global.
Sampai jumpa pada ICEMS kedelapan pada tahun 2022. (MusAm)