FITK Gelar Peringatan Maulid Nabi Bertajuk Moderasi Beragama dalam Berperilaku Sesuai Tuntunan Rasulullah
FITK Gelar Peringatan Maulid Nabi Bertajuk Moderasi Beragama dalam Berperilaku Sesuai Tuntunan Rasulullah

Gedung PPG, Bojongsari, BERITA FITK Online - Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw.

Dalam rangka memperingati kelahiran manusia agung itu, FITK UIN Jakarta menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad Saw dengan tema "Moderasi Beragama dalam Bersikap dan Berperilaku Keseharian Sesuai Tuntunan Rasulullah Saw."

Acara tersebut dilangsungkan pada Jumat, (14/10/2022) bertempat di aula lantai 2 gedung PPG, Bojongsari, Kota Depok. Kegiatan itu diikuti oleh seluruh pimpinan fakultas; dekanat, Kaprodi-Sekprodi, dosen, tenaga kependidikan, pengurus Dema-Sema fakultas, pengurus HMPS, hingga mahasiswa internasional.

Selain diisi istigasah dan tausiah yang disampaikan Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag., acara tersebut juga menampilkan marawis-hadrah dari mahasiswa Tadris Fisika. Selain itu, dihadirkan pula beberapa alumni untuk melantunkan salawat dan puji-pujian.

"Salawat dan salam semoga tersanjung kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Semoga kita semua menjadi umat yang selalu meneladani beliau," ucap Sururin, Dekan FITK UIN Jakarta saat pembukaan sambutannya.

"Rasulullah Saw dikenal memiliki akhlak paling mulia yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi umatnya. Di antara akhlak mulia Rasul yang patut diteladani yaitu berprasangka baik dan berperilaku terpuji termasuk kepada orang di luar Islam," sambungnya.

"Berangkat dari itu, FITK UIN Jakarta mengadakan Maulid Nabi sekaligus merefleksikan teladan baik yang dicontohkan Rasulullah Muhammad terutama bagaimana bisa hidup damai di tengah kemajemukan budaya dan keberagaman agama di Indonesia," pungkas alumni Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah dan Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang itu.

Berikutnya acara dilanjutkan dengan pembacaan istigasah yang dipimpin oleh Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag. dan diikuti oleh seluruh undangan yang hadir.

Selanjutnya, dalam tausiahnya, Kiai Sodiq menyampaikan beberapa kisah sahabat yang mencintai Rasulullah Saw.

"Pada suatu waktu ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah. Ya Rasulallah, matan kiamat ya Rasulullah? Kapan kiamat ya Rasulullah? Rasul kemudian bertanya balik, kamu sudah punya persiapan apa sehingga kamu menanyakan kiamat? Ia menjawab, saya salat masih biasa-biasa saja, ibadah lain juga biasa. Tetapi saya sangat cinta kepadamu. Maka Rasulullah mengatakan anta ma aman ahbabta, kamu besok di akhirat dengan orang yang kamu cintai," terang Kiai Sodiq mengawali tausiahnya.

Kemudian, Kiai Sodiq menceritakan sahabat Rasul yang bernama Nuaiman, salah satu sahabat yang gemar minuman keras. Beberapa kali ia datang ke Rasul untuk meminta dibersihkan dan bertaubat, kemudian ia minum khamer lagi. Kemudian Umar bin Khattab marah kepada orang itu dan minta kepada Rasul untuk memenggalnya. Lalu Rasulullah menjawab, Umar, jangan kau memarahinya, di hatinya ada cinta kepada Allah dan Rasulnya.

"Betapa cinta Allah dan Rasul ini sehingga Rasul Muhammad membela meskipun Nuaiman itu masih minum-minuman keras," terang Kiai Sodiq.

Kemudian, ia juga menceritakan kisah paman Rasul, Abu Lahab yang sampai akhir hayatnya dalam keadaan kafir.

"Ketika Abu Lahab diberi tahu budaknya (bernama) Suaebah tentang kelahiran Rasulullah. Abu Lahab senang sekali punya ponakan laki-laki ini. Saking senengnya, Abu Lahab membebaskan Suaebah dari perbudakan," terang Kiai Sodiq.

"Tapi saat Muhammad diangkat jadi Rasul, Abu Lahab merasa gengsi untuk mengakuinya dan menentang kerasulan Muhammad dan ia meninggal secara kafir. Tetapi yang menarik ketika paman Rasul, Abbas, bermimpi bertemu Abu Lahab dan Abbas bertanya kepada Abu Lahab. Bagaimana Allah memperlakukanmu di akhirat? Abu Lahab menjawab, aku selalu diringankan siksanya setiap hari Senin. Terus Abbas bertanya lagi. Apa yang membuatmu diringankan? Abu Lahab menjawab, karena aku pernah bahagia punya ponakan bernama Muhammad, karena aku pernah menunjukkan perasaan cintaku kepada keponakanku, sehingga Allah meringankan siksaanku setiap hari Senin," jelas Kiai Sodiq.

"Itu adalah dalil dan riwayat paling jelas bahwa orang cinta Rasulullah itu penuh kebahagiaan, orang yang cinta Rasul adalah keistimewaan, orang yang cinta Rasul adalah kenikmatan akhirat. Maka kita hadir di sini mudah-mudahan adalah bukti kita mencintai baginda Rasulullah dan berharap mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak," pungkas Kiai Sodiq. (MusAm)