FITK Gelar Workshop Persiapan dan Pengisian Instrumen Suplemen Konversi (ISK) Peringkat Akreditasi
FITK Gelar Workshop Persiapan dan Pengisian Instrumen Suplemen Konversi (ISK) Peringkat Akreditasi
Arosa Hotel, Bintaro, Jakarta Selatan, BERITA FITK Online– Dalam rangka persiapan pembaharuan dan peningkatan akreditasi sejumlah program studi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Workshop Persiapan dan Pengisian Instrumen Suplemen Konversi (ISK) Peringkat Akreditasi. Acara tersebut digelar secara langsung di Arosa Hotel, Bintaro, Jakarta Selatan dan dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu, (22-24/11/2021). Kegiatan tersebut diikuti oleh pimpinan fakultas, sejumlah Kaprodi dan Sekprodi, perwakilan dosen, LPM, GJM, dan sejumlah staf TU FITK. Selain itu, dalam kegiatan ini FITK juga mengundang sejumlah pakar di bidang akreditasi, baik yang berasal dari luar kampus mau pun internal kampus. Di antara pakar yang diundang dari luar kampus yaitu, Prof. T. Basaruddin, Ph.D., (Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT), Dr. HM. Samsul Hady, M.Ag., (Asesor BAN-PT, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Dr. Yessie Widya Sari, M.Si., (Ketua Task Force Prodi Fisika FMIPA IPB). Sementara, narasumber yang berasal dari internal kampus yaitu Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D., (Ketua LPM UIN Jakarta, Dosen FITK). Sebagai informasi, ISK adalah instrumen akreditasi tambahan yang digunakan untuk pengambilan keputusan konversi peringkat terakreditasi yang diperoleh dengan instrumen akreditasi 7 standar (APS 3.0 dan APT 2.0) menjadi peringkat akreditasi baru sesuai dengan instrumen akreditasi 9 kriteria (APS 4.0 dan APT 3.0). Selanjutnya, berdasarkan peraturan BAN-PT Nomor 2 Tahun 2020 tentang Konversi Peringkat Akreditasi ditetapkan sebagai berikut:
  1. Peringkat Lama (A), Peringkat Baru (Unggul);
  2. Peringkat Lama (B), Peringkat Baru (Baik Sekali);
  3. Peringkat Lama (C). Peringkat Baru (Baik).
"Bapak/Ibu, terima kasih atas kedatangannya. Tiga hari ke depan (Senin-Rabu) kita akan membahas sejumlah topik yang sangat penting dan cukup padat, yaitu mengenai ISK. Kami mengundang delapan Prodi yang sudah terakreditasi A, enam prodi S1, dan dua prodi S2. Kami berharap prodi yang sudah terakreditasi A segera menyusun ISK agar status akreditasi berubah menjadi unggul," jelas Sururin saat penyampaian laporannya. “Awalnya kegiatan ini workshop khusus untuk PBA dan PAI, karena kami merancangnya untuk kegiatan PEPA. Kemarin dua prodi kami mendapatkan surat cinta dari BAN-PT, yaitu mendapatkan PEPA, yaitu tidak hanya memperbaiki data internal, namun juga kami perbaiki data yang di PDDikti. PEPA hampir sama dengan akreditasi, hanya bedanya analisis SWOT dan pengembangan itu yang tidak ada. Tap lainnya hamper sama karena ada sekitar 50 instrumen yang harus kami persiapkan. Di tengah persiapan kami berjibaku dengan PEPA, alhamdulillah PEPA kita sudah tidak ada lagi karena mungkin datanya sudah kita update, semoga aja tidak ada lagi, karena membuat kita kerja serius terus menerus untuk memperbaiki data dan dokumen,” tambah Sururin. Selanjutnya Sururin mohon doa restu kepada peserta workshop tentang persiapan FITK mengajukan Prodi S3 PBA dan mengajukan sejumlah Prodi S2 yang baru. “Mohon doa restunya Ibu Rektor dan Bapak/Ibu semua, kami sedang mengajukan S3 PBA, ini di sini kebetulan ada keta timnya yaitu Pak Muhbib, semoga setelah ini kami segera ajukan borang usulannya. Selain itu, kami juga akan memepersiapkan S2 PGMI, Tadris IPS, dan Tadris Matematika, karena ke depan fokus pengembangan kami adalah Prodi S2 dan S3. Insyaallah semua SDM-nya sudah siap,” pungkasnya. Sementara dalam pembekalannya, Rektor menyampaikan merasa bersyukur dapat bersilaturahmi dengan keluarga besar FITK. Ia menambahkan, selama pandemi jarang menghadiri acara-acara yang digelar secara langsung. “Alhamdulillah, saya bersyukur hari ini bisa bersilaturahim dengan keluarga besar FITK. Saya sudah lama sekali tidak bertatap muka dengan Bapak/Ibu karena kondisi covid ini,” ujarnya. “Bapak/Ibu yang saya banggakan, alhamdulillah masalah IPEPA sudah selesai, tapi sempat bikin panik orang se-UIN, karena jika kita terkena IPEPA maka kita musti melengkapi data-data yang harus disubmit ke PDDikti, dan itu informasinya mendadak sekali, itu yang sempat bikin kaget dan panik,” tambah Amany. “Saya ingin mengomentari beberapa kegiatan positif dan bagus sekali yang ada di FITK. Semua konferensi internasional seperti ICEMS, kegiatan-kegiatan kerja sama baik dalam negeri mau pun luar negeri. Itu saya hargai bagus sekali, silakan diceritakan dalam boring, apa pun yang telah dianggarkan dengan anggaran besar apa lagi hasilnya bagus, menghasilkan jurnal itu harus diceritakan. Siapkan saja dua sampai tiga halaman untuk menceritakan itu semua di dalam borang,” jelas Amany. “Saya pesan, untuk para Bapak/Ibu dosen, tolong perhatikan mahasiswanya, sering disapa, sering dikumpulkan dalam zoom. Tanyakan ke mereka kondisi keluarganya mungkin ada permasalahan, tanyakan juga adakah masalah dengannya. Saya yakin Allah SWT akan menjaga negara ini dari kehancuran semuanya, yang menjaga kampus UIN Jakarta juga adalah Allah SWT. Selain itu, tolong perhatikan para dosen oleh pimpinannya, dekanat adalah kepanjangan dari saya, karena mungkin saya terlalu jauh, saya titipkan seluruh dosen dan pegawai FITK ke ibu Sururin dengan para pimpinan lainnya,” sambungnya. Dalam penutupannya, Amany memberikan nasihat agar semua civitas UIN Jakarta agar bertawakal kepada Allah SWT. “Bapak/Ibu, kita bekerja lillahi tala, tawakkal dan percaya penuh kepada Allah akan membantu kita selama kita mengupayakan dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kita capai. Mudah-mudahan dengan kebersamaan, semua hal baik dapat kita raih,” tutup Amany. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang disampaiakan oleh Prof. T. Basaruddin, Ph.D., (Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT) yang dimoderatori oleh Dr. Raswan, M.Pd.I., (Dosen PBA). (MusAm)