Maila Dinia Husni Rahiem Pimpin Penelitian Internasional di Jerman
Maila Dinia Husni Rahiem Pimpin Penelitian Internasional di Jerman

BERITA FITK Online- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki banyak dosen berkualitas yang diakui kepakarannya di tingkat nasional dan internasional. Mereka terlibat dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan tinggi yang berdampak pada bidang keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Rekognisi dosen FITK menjadi suatu kebanggaan dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu lulusan.

Salah satu dosen FITK yang aktif mendesiminasikan pengetahuan dan pendidikan dari khasanah Islam di Indonesia ke dunia internasional adalah  Maila Dinia Husni Rahiem, Ph.D, dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) FITK. Maila baru saja ditetapkan sebagai peneliti utama pada proyek penelitian lintas benua dan interdisipliner, MUSE-G Project: Maintaining University Student Engagement and Growth in Times of Crisis, yang berbasis di Leibniz University Hannover, Jerman.

Proyek penelitian ini digagas di tengah pandemi global pada April 2021 oleh Maila dan Prof. Dr. Lysann Zander, yang adalah guru besar bidang Penelitian Empiris Pendidikan (Empirical Educational Research) dan dekan pada fakultas humaniora di Leibniz University Hannover, Jerman. Sebagai dosen, mereka mencermati keragaman reaksi mahasiswa dalam menghadapi situasi kritis: beberapa mahasiswa memiliki resiliensi akademik yang baik dan tetap termotivasi mengikut pembelajaran, namun banyak juga yang sulit beradaptasi dan tidak dapat memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki untuk terus berkembang.

Ketika Lysann dan Maila bertukar pengamatan terhadap mahasiswa dan pembelajaran di universitas di Jerman dan Indonesia, mereka menemukan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kondisi mahasiswa dan strategi koping mereka dalam mengatasi situasi pandemik tersebut.  Selanjutnya, Lysann dan Maila, yang memiliki latar belakang dan metodologi penelitian yang berbeda, membuat kuesioner online dan membagikannya ke mahasiswa di Jerman dan Indonesia. Hingga sekarang sudah dilakukan 8 gelombang pengumpulan data di Jerman dan 3 gelombang di Indonesia dengan hampir 5.000 mahasiswa yang telah berpartisipasi.

Saat ini, Lysann dan Maila dalam proses menuliskan hasil temuan awal mereka dari proyek imliah akar rumput (grass root) ini yang terus berkembang. Pada fase lanjutan proyek, mereka melibatkan lebih banyak peneliti lintas negara, agar mendapatkan database internasional yang lebih besar yang dapat diakses oleh peneliti kuantitatif dan kualitatif dari seluruh dunia. Akademisi yang telah menjadi anggota tim penelitian adalah Prof. Dr. Steven Eric Krauss dari Universiti Putra Malaysia; Dr. Ali Aadan dari Umma University, Kenya; dua kandidat doktor dari Leibniz University Hannover, Jannika Haase dan Elisabeth Höhne; dan satu kandidat doktor dari Central Queensland University, Australia, Trixie James. Beberapa peneliti dari Kanada, Amerika, Inggris, Papua New Guinea dan Saudi Arabia telah mengkonfirmasi akan bergabung.

Maila, yang juga adalah dosen tamu (adjuct associate professor) pada Central Queensland University, Australia menjelaskan alasan pentingnya proyek penelitian MUSE-G ini, “sejumlah besar penelitian telah membahas apa yang membuat mahasiswa termotivasi dalam lingkungan pendidikan yang menantang, namun sampel mereka sangat tersegmen, biasanya adalah mahasiswa di universitas di barat. Pada penelitian ini kami mengupayakan mendapatkan perspektif mahasiswa di negara-negara yang kurang terwakili dalam sampel penelitian tradisional.”

Tambahan lagi kebanyakan teori dan kajian tentang motivasi dihasilkan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif survey, padahal motivasi adalah pengalaman manusia. Maka semestinya cerita tentang apa mereka alami menjadi penting. Maila mengusulkan agar melengkapi kuosioner dengan pertanyaan terbuka untuk mahasiswa menarasikan pengalamannya. Gagasan ini, disambut dengan baik oleh Lysann dan bahkan Maila mendapat undangan sebagai dosen tamu di Leibniz University Hannover untuk memberikan seminar 28 jam pembelajaran (JP) bagi mahasiswa pascarjana tentang bagaimana metode penelitian kualitatif fenomenologi dengan narasi sebagai sumber datanya dapat digunakan untuk mempelajari motivasi belajar, pada Juni-Juli yang lalu.

Bagi Maila proyek penelitian ini menjadi kesempatan untuk menggambarkan situasi yang dihadapi dan kekuatan yang dimiliki mahasiswa muslim yang belum banyak dikaji dan dipublikasikan pada jurnal bereputasi internasional. Sebagai contoh Maila menjelaskan, temuan penelitian ini adalah praktik keagamaan dan spiritualitas menjadi salah satu sumber motivasi terbesar mahasiswa di Indonesia, dan data ini tidak ditemukan pada sampel di Jerman.

“Proyek penelitian ini juga menjadi dialog signifikan antara barat dan timur dan lintas disiplin tentang upaya mempersiapkan mahasiswa agar tangguh menghadapi masa kritis dan bagaimana dosen dan insitusi pendidikan dapat memberikan dukungan dan kesempatan mahasiswa untuk terus berkembang,” pungkas Maila mengakhiri penjelasannya. (MusAm)