Nella Putri Giriani: Dhalia Punya Semangat Perlawanan Seni untuk Rakyat
Gedung FITK, BERITA FITK Online- Untuk merawat ingatan mengenai sejarah sastra Indonesia, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan diskusi sastra dan budaya dengan tajuk "Suara Pengarang Perempuan Lekra".
Diskusi ini dilaksanakan pada (17/3/2023) di Teater Prof. Mahmud Yunus FITK. Total peserta yang hadir yakni berjumlah 90 orang yang merupakan mahasiswa PBSI mulai dari semester dua hingga semester akhir.
Dosen tamu dari Universitas Indonesia, yakni Ratna Djumala, M.Hum., turut hadir dalam diskusi tersebut.
Nella Putri Giriani, S.S., M.Hum. yang menjadi narasumber dalam diskusi ini, menyoroti bahwa penulis perempuan Lekra tidak banyak dikenal di muka publik.
Perempuan yang telah menuntaskan studi S-2 Sastra Indonesia di Universitas Indonesia itu menuturkan bahwa ketidaksetaraan gender menjadi isu yang menyebabkan perempuan Lekra tidak begitu terlihat eksistensinya.
"Penulis besar Lekra yang terkenal penulis laki-laki saja. Padahal, ada penulis-penulis perempuan yang juga terlibat aktif dalam Lekra," terang Nella.
Nella menceritakan tentang tiga perempuan Lekra yang melakukan aksi protes dalam karya sastra yang dituliskannya.
Di antaranya terdapat Sugiarti Siswadi yang merupakan penulis puisi dan prosa, Rukiah Kertapati yang pernah menulis novel "Tandus", dan Dhalia yang merupakan aktris tersohor dan seorang penulis naskah drama.
Perempuan yang sering kali meneliti sastra dan film tersebut lebih lanjut menceritakan mengenai sosok Dhalia.
Dhalia dijelaskan bahwa ia merupakan sosok perempuan yang aktif dalam menulis naskah drama, dan drama-dramanya acap kali dilarang ditampilkan karena dianggap melawan pemerintah.
"Dhalia ini penulis naskah drama dan dramanya dipentaskan dari kota ke kota. Dan dilarang, pentasnya dibubarkan. Tidak boleh ditampilkan lagi," jelas Nella.
Selain gemar menulis, Dhalia juga tergabung ke dalam bagian seni drama di bawah naungan Lekra dan Teater Jakarta.
Ia kemudian dipenjara saat perpecahan G30S PKI. Dan setelah dipenjara, keluarga yang ditinggalkannya pun diketahui mendapatkan kesulitan dalam hidup.
"Keluarganya ini tidur di pinggir rel, terus Dhalia kena sakit kanker tahun 1950 setelah bebas dari penjara. Dhalia ini punya semangat perlawanan seni untuk rakyat," tegas Nella. (Selvia Parwati Putri/ MusAm)

