Pembangunan Masjid PPG Ditargetkan Rampung Setahun, Panitia Fokus Strategi Dana dan Desain
Gedung FITK, BERITA FITK Online – Dalam rangka menindaklanjuti rencana lanjutan pembangunan Masjid PPG, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Rapat Koordinasi Panitia Pembangunan Masjid PPG pada Kamis (19/6/2025) pukul 09.00–11.00 WIB, bertempat di Ruang Sidang Fakultas lantai 2. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, panitia pembangunan masjid yang berjumlah 26 orang, serta konsultan perencana pembangunan.
Hadir dalam rapat antara lain Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Yudhi Munadi, M.Ag., Kabag TU Iin Marlina, S.E., M.M., Ketua Panitia Pembangunan Masjid, Nanang Qosim Yusuf, M.Psi., M.M., CDAI., serta I Made selaku konsultan perencana. Rapat ini menjadi momentum penting dalam menyusun strategi teknis dan pendanaan untuk melanjutkan pembangunan masjid yang sempat tertunda.
Dalam sambutannya, Dr. Yudhi Munadi, M.Ag. menyampaikan bahwa setelah melakukan diskusi dengan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Prof. Dr. Imam Subchi, M.A., pihak fakultas berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan masjid yang berada di kawasan PPG UIN Jakarta. Menurutnya, posisi fondasi masjid akan digeser ke tengah gerbang utama PPG, dari sebelumnya di sebelah kiri gerbang.
“Dana awal yang tersedia dari kepanitiaan lama sebesar 1,07 miliar rupiah. Selain itu, akan ada tambahan hibah dari Kuwait sebesar 2 miliar rupiah. Namun, sesuai estimasi RAB, masih terdapat kekurangan sekitar 3 miliar rupiah,” jelas Yudhi.
Ia juga menegaskan bahwa strategi penggalangan dana akan dilakukan secara internal melalui sivitas UIN Jakarta dan secara eksternal, dengan target utama seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan bank mitra UIN Jakarta. Yudhi juga menekankan pembangunan masjid ditargetkan rampung dalam waktu satu tahun sejak peletakan batu pertama.
Sementara itu, Nanang Qosim Yusuf, M.Psi., M.M., CDAI., yang dipercaya sebagai Ketua Panitia menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan pimpinan fakultas. Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan masjid ini merupakan gagasan lama sejak ia menjabat sebagai Ketua Umum Altar (Alumni FITK UIN Jakarta), dan kini mulai direalisasikan kembali.
Turut memberikan penjelasan teknis, I Made selaku konsultan perencana menjabarkan bahwa konstruksi awal fondasi masjid dibangun sangat kokoh karena berdiri di atas tanah yang memiliki karakteristik seperti di atas air. Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan peraturan daerah, termasuk adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sistem drainase yang memadai agar lingkungan masjid tetap sejuk dan tidak tergenang. Made juga menambahkan bahwa ia selalu menyampaikan laporak kepada Wakil Rektor dan Wakil Dekan.
“Alhamdulillah, saya rutin melaporkan progres pembangunan setiap dua minggu sekali ke Pak Warek dan Pak Yudhi. Kami juga akan memastikan bangunan baru tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari bangunan yang sudah ada, agar selaras,” ujarnya.
Terkait aspek keuangan, Bendahara Panitia Iwan Permaana Suwarna, M.Pd. menginformasikan bahwa rekening lama kepanitiaan masih aktif, namun untuk efisiensi dan akuntabilitas, rencana pembukaan rekening baru sedang diproses dan menunggu kelengkapan administratif seperti domisili.
Sementara itu, Deden Mauli Darajat, M.A., selaku Sekretaris Panitia, menyampaikan informasi terkini dari Syaikh Abdurrahman Mahfal selaku perwakilan dari Kuwait, bahwa penetapan tanggal peletakan batu pertama masih menunggu arahan resmi pemerintah Kuwait usai pelaksanaan ibadah haji. Ia juga menambahkan bahwa pihak Kuwait biasanya memberi nama masjid sesuai nama wakif (pemberi wakaf), namun nama tersebut dapat disesuaikan kemudian sesuai kebutuhan institusi.
“Jika tidak bisa hadir saat peletakan batu pertama, pihak Kuwait memastikan akan hadir saat peresmian masjid nanti,” ujar Deden.
Rapat koordinasi ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam mewujudkan pembangunan Masjid PPG sebagai bagian dari penguatan spiritualitas dan fasilitas ibadah di lingkungan UIN Jakarta. Ke depan, masjid ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga ruang pembinaan keislaman bagi para mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar. (MusAm)